Share

Bab 15

"Kita masih di dalam vila, kok, Bis." Anita menjawab seraya menoleh ke kanan dan ke kiri sahabatnya yang sedang menggerompok membentuk posisi bulat.

"Apa yang terjadi padaku, Nit?" Anissa pun mencoba bangkit dari posisi tidurnya. Dengan sigap, Indah dan Tias membantu Anissa untuk mendudukkan badan.

Akhirnya, kedua sahabat mereka pun kembali sadar. Suara burung kedasik tak lagi terdengar, tetapi hilangnya suara itu membuat listrik di vila—padam secara spontan.

"Astaghfirullah!" sorak kelima mahasiswa secara serempak.

Nestapa menyergap jiwa masing-masing mahasiswi yang notabenenya memiliki hati paling sensitif dibandingkan pria, kelima wanita itu merasa sedang diruntuk sebuah ayat-ayat kematian sepanjang hari, hanya tinggal menghitung giliran saja—siapa yang akan pergi selanjutnya.

Bahkan hilangnya mobil milik mereka juga menjadi tanda tanya besar, alih-alih ingin pergi dari kubangan daerah mistis tersebut, tetapi tak ada kendaraan yang mampu membawa mereka meninggalkan lokasi. Gairah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status