Beranda / Thriller / TEROR BERDARAH MELLANI / BAB-6 DIA TAK PERLU LIDAH

Share

BAB-6 DIA TAK PERLU LIDAH

Penulis: UMMA LAILA
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-08 19:08:09

"Rokok?" Sasha menyodorkan sebungkus rokok kepada Mellani yang terlihat melamun.

"Sorry, gue udah berhenti ngerokok, Sha!" Mellani melambaikan tangannya sebagai bentuk penolakan.

"Okay. Tapi jangan terlalu dipikirin begitu, Mell. nanti gampang miskin kita." sasha dengan santainya menghembuskan asap rokok yang dirinya hirup itu ke udara.

Di sini, Mellani dan Sasha sedang berada di sebuah cafe, setelah sebelumnya mereka pergi ke rumah duka untuk mengucapkan salam perpisahan kepada Jonathan untuk yang terakhir kalinya.

"Gue pikir lo benci sama Jo, Mell? Sekarang lo malah ngajak gue buat melayat ke rumahnya. Nggak habis pikir gue sama jalan pikiran lo, Mell."  Sasha berucap sambil membakar ujung rokok di bibir seksi miliknya karena rokoknya mati.

"Entahlah, Sha. Gue pusing, satu persatu orang-orang yang ada di dekat gue celaka, bahkan sampai meninggal. Gue sekarang sedang merasa, entahlah. Gue aja bingung sama diri gue sendiri." Mellani berucap sambil mengaduk-aduk es caramel latte miliknya.

Sasha menghembuskan asap rokoknya perlahan ke udara, berfikir sejenak.

"Mell, lo tahu nggak alasan kenapa Jo meninggal?"

Mellani menggerakkan bahu pertanda tak tahu.

"Jo itu dibunuh, Mell!" Sasha menatap Mellani dengan tatapan serius.

"Serius lo, Sha? Lo tahu dari mana? Jangan sebar gosip sembarangan deh!" Mellani tentu saja tidak langsung percaya ucapan Sasha.

Sasha tersenyum sinis.

"Dompet gue sekarang seorang polisi Mell, bukan polisi bawahan, tapi atasannya, pasti tahulah gue. Asal lo tau Mell ...."

Sasha mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan tubuh Mellani yang hanya terpisah meja kecil di antara mereka.

" Jo jasadnya nggak utuh, lidah sama kemaluannya hilang. Gila banget kan? Seumur-umur baru kali ini gue ketemu pembunuhan yang modelnya sesadis itu. Bahkan katanya Jo itu nggak langsung dibunuh, tapi dibiarkan mati perlahan karena kehabisan darah dan kesakitan." Sasha berbisik agar tak mengganggu tamu cafe yang lain dengan suaranya.

“Serius, Sha? Lo gak bohong kan?” Mellani bergidik ngeri, kenapa nasib Jonathan mirip sekali dengan Bagas.

"Hahaha, ngapain juga gue boong demi orang yang sudah dead. Lo tahu, Mell. Si Jo itu emang pantes buat dapet kematian tragis macam itu, justru gue salut sama cewek yang udah bunuh Jo." Sasha tertawa sarkas. Ketawanya yang keras itu membuat seisi pengunjung cafe menatap ke arah mereka tapi sasha yang cuek tidak peduli.

"Kok lo tahu kalau yang bunuh Jo itu cewek?" Mellani mau tak mau jadi penasaran dengan cerita Sasha tentang kematian Jonathan.

"Jo meninggal di kamar hotel, Mell, dan  pihak hotel bilang sebelum ditemukan meninggal Jo check in sama cewek, lo kan tau sendiri si Jo sifatnya gimana. Gonta ganti cewek, kalau bosen langsung dibuang tuh cewek, mungkin salah satu dari mereka dendam gitu sama Jo." sasha mengedikkan bahunya cepat .

"Sadis banget tapi, Sha!" Mellani sampai merinding mendengar cerita dari mulut Sasha.

"Lo gak pernah sih jalan sama si Jo, dulu gue pernah sekali jalan sama dia, Mell. Itu lidah kalau ngomong tajam banget, akhirnya dulu gue batalin buat jadiin dia target gue, sok kaya tapi zonk, dan mulutnya pedes, kalau ngomong gayanya tinggi selangit. Pantas dia mati tanpa lidah, dia emang gak butuh tuh lidah, gak ada manfaatnya buat Jo selain keluar kata-kata kotor." Sasha kembali berbisik dan mendekatkan wajahnya ke wajah Mellani.

"Satu lagi yang harus kamu tahu,Mell. Gue hampir lupa buat cerita ke lo. Di sebelah jasadnya si Jo ada tulisan dari darah Jo, bunyinya

KITA KETEMU DI NERAKA."

"Kita ketemu di neraka?" Mellani mengulangi perkataan Sasha.

"Yoi, Mell. Horor banget kan, Mell. Macam film horor di bioskop aja. Pembunuhnya adalah seorang psycho. Kalau lo nggak percaya, lo bisa lihat beritanya di internet, seorang anak dewan mati dibunuh teman kencannya di hotel." Sasha mematikan puntung rokoknya di asbak yang disediakan oleh cafe dan minum es coffee latte miliknya. Agaknya tenggorokan Sasha mengering karena terlalu bersemangat ketika bercerita.

Mellani tertunduk sambil memegangi kepalanya yang pening. Kata-kata Sasha sudah tak bisa dia dengar dengan jelas lagi.

Mungkin karena Mella terlalu lelah atau justru cerita Sasha itu terlalu mengerikan untuk dirinya dengar sehingga otomatis tubuh Mellani memberikan respon rasa sakit di kepalanya.

"Lo pucet banget, Mell. Mau gue antar pulang? Daripada kenapa-napa di jalan. Entar nyokap lo marah lagi ke gue. Sebentar, gue bayar dulu." Sasha yang semakin panik langsung memanggil pelayan untuk membayar bill.

Begitu pelayan datang Sasha langsung memberikan selembang uang seratus ribuan ke pelayan dan memapah Mellani yang terdengar merintih kesakitan.

"Iya, Sha. Tolong antar gue pulang, pusing banget gue."

Sasha pun bergegas membawa temannya itu ke mobil dan mengantar Mellani pulang.

Di dalam mobil Mellani menyandarkan pasrah tubuhnya di jok mobil sambil memejamkan matanya.

“Gimana perasaan lo, Mell? Sudah gue bilang jangan terlalu dipikirin tapi lo ngeyel, kan jadinya sakit.” Sasha terus mengoceh membuat Mellani semakin tambah pusing.

Akhirnya Sasha berasil mengantar temannya itu ke rumah. Sasha ingin membawa Mella ke rumah sakit tapi ditolak dengan tegas oleh Mellani karena takut jika akan repot sendiri nantinya.

Sesampainya di halaman rumah Sasha pun keluar terlebih dahulu untuk membantu Mellani turun karena takutnya Mella akan terjatuh dan kembali menimbulkan masalah untuknya.

Akan tetapi, saat Sasha tengah membantu Mellani, nampak sebuah mobil yang tidak asing, mobil Om Ilham.

Saat akan naik ke dalam mobil, Om llham keluar dari rumah dan melihat ke arah Mellani dan Sasha, Om Ilham hanya mengangguk kemudian pergi dengan mobilnya.

Sasha menatap kepergian Om Ilham hingga mobilnya benar-benar menghilang dari pandangan gadis itu.

"Mell, itu tadi siapa? Ganteng banget." Sasha menatap Mellani Terlihat sekali jika Sasha begitu penasaran.

Mellani sendiri menghela nafasnya karena tingkah Sasha tersebut.

"Oh, itu om gue, Om Ilham. Tapi mending lo jangan deket-deket sama Om Ilham deh, Sha. Dia itu miskin, nggak seperti dompet berjalan lo. Udah ah, gue cabut dulu, kepala gue pusing. Sorry, lo jangan mampir ke rumah ya, Sha. Gue mau langsung tidur, nggak kuat rasanya. Terima kasih sudah nganterin gue, Sha.” Mellani melepas tangan Sasha yang sejak tadi memegangi tangannya.

"Haha. Oke santai aja, gue pergi dulu, bye Mell … lla … ni ...."

Sasha langsung kembali ke dalam mobilnya dan keluar dari halam rumah temannya itu karena dia sudah ada janji dengan dompet berjalan miliknya yang baru.

Suara mobil Sasha menjauh, tapi bukan suara deru mobil yang terdengar di telinga Mellani, tapi justru suara saat Sasha menyebut namanya, seolah dia kenal suara itu, dejavu.

"Mellani, sayang. Ngapain kamu bengong di depan gerbang rumah? Ayo masuk!"

Suara ibunya menyadarkan Mellani dari suasana dejavu tadi.

"Om Ilham ngapain ke rumah, Mah?"

"Oh, dia mau melamar kamu, Mell. Gimana? Kamu mau menerima lamaran Om kamu?"

"Mellani pusing mah, mau tidur." Mellani tak menanggapi gurauan ibunya.

"Haha, Mamah bercanda, Mell. Itu tadi Om Ilham bantu pasang cctv rumah, supaya kamu aman. Sudah ayo masuk rumah terus kamu istirahat."

Mellani mengekor langkah ibunya.

Mellani ....

Mell ... lla … ni ....

Ah suara itu terdengar lagi di gendang telinganya.

Mellani tiba-tiba merasa pusing. Pandangannya menjadi gelap. Entah kenapa rasanya dia sangat lelah, matanya sangat berat, yang terakhir dia dengar adalah suara ibunya yang manggil-manggil namanya dengan panik, selebihnya dia seperti pergi ke tempat yang sangat gelap, pengap dan dingin.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • TEROR BERDARAH MELLANI   BAB-26 MELUPAKAN

    "Mellani....!"Bu Rosa, pak Rudi serta Ilham berlari dengan tergesa memasuki rumah. Disana nampak Mellani tengah memakai pakaianya yang sama persis sebelum dirinya kehilangan sahabatnya, Ayu. Mellani nampak membawa tas camping yang terlihat berat."Mella sayang, kamu mau kemana sayang?"Bu Rosa menatap sedih penampilan anak gadisnya dari ujung kepala hingga ke ujung kaki."Mella mau hiking donk Mah, mamah lupa? Kan Mellani sudah ijin ke Mamah dan papah kemarin kalau mau hiking di waduk sermo Kulon Progo sama Ayu? Mamah lupa? Ih, Mamah jahat deh!""Ayu?" Bu Rosa bertanya sambil mengerutkan dahi mendengar penjelasan anaknya. "Iya Mah, sama Ayu. Tuh orangnya lagi duduk disofa. Ayu juga sudah siap-siap pergi Mah.""Hiking? Mellani mau hiking?"Pak Rudi kini yang bertanya kepada sang anak yang terlihat merajuk seperti anak kecil. Padahal Mellani sudah dewasa. Sementara itu bu Rosa sudah terisak, batinnya sebagai seorang ibu teriris melihat keadaan anaknya saat ini. "Iya Pah, kan hari ini

  • TEROR BERDARAH MELLANI   BAB-24 DISSOCIATIVE IDENTITY DISORDER (DID)

    "Mellani? Apa maksudnya Ham?""Iya mbak, kita harus menjemput Mellani, karena dalang dibalik pembunuhan berantai ini adalah Mellani...!""Apa Ham! Apa maksudmu kalau Mellani adalah pembunuh! Dia anak yang lemah lembut, bahkan membunuh semut saja dia menangis, jadi tidak mungkin anak mbak adalah orang yang sadis. Tidak mungkin jika Mellani tega membunuh mereka semuanya! Mbak nggak percaya omonganmu ini Ham!"Bu Rosa tidak terima kalau anak perempuannya dituduh sebagai pembunuh yang mengerikan. Terlebih menurut wanita paruh baya tersebut, justru Mellani anaknya lah yang selama ini menjadi korban karena teror yang terus menimpa anak gadisnya tersebut. "Mbak...! Kalau mbak memang menyayangi anak Mbak, harusnya Mbak sadar kalau Mellani menyembunyikan sesuatu, sifat yang berubah-ubah, Mbak dan mas Rudi terlalu sibuk dengan dunia kalian sendiri, jadi tidak tahu kalau anak kalian menderita gangguan mental!"Ilham berteriak, dirinya sudah tidak tahan lagi menyimpan rahasia tentang gadis yang

  • TEROR BERDARAH MELLANI   BAB-23 TERTAWALAH, SASHA!

    "Iya, upah...! Upah karena gue udah bantuin lo buat bunuh tante Sabrina..!" Sasha berusaha bernegosiasi."Hoo !"Mellani mengangguk-anggukkan kepalanya, perlahan tangannya dia gerakkan untuk membuka ikatan di tangan temannya.Senyuman terbit di wajah Sasha, begitu ikatannya terlepas maka dia akan segera melarikan diri lalu mencari bantuan. Baginya Mellani saat ini sangat menakutkan, sorot matanya sama mengerikannya seperti saat dia dan dirinya menghabisi nyawa selingkuhan papanya."Mell, lepasin gue Mell, lo mau kemana?" Sasha berteriak saat gerakan Mellani berhenti.Mellani menarik kembali tangannya, lalu berdiri mengambil lakban lalu kembali menutup rapat mulut Sasha."Hmpt!"Sasha kembali menggerak-gerakkan tubuhnya."Ini apa, Sha? Lo masih ingat ini? ""Mellani menunjukkan sebuah benda tajam tepat di wajah Sasha."Lupa? Oke coba lihat ini?"Mellani menunjukkan deretan huruf yang agak memudar di pangkal benda tajam tersebut, tulisan itu berbunyi SASHA, untuk menandai siapa tuan dar

  • TEROR BERDARAH MELLANI   BAB-22 RAHASIA BESAR

    Ting....Suara notifikasi pesan m.banking milik Sasha berbunyi." Trx Rek.67570xxxxxxx : Transfer FROM17490xxxx TO675701014866538MP Rp. 100.000.000 15/12/20 05.00"Sasha tersenyum, kini uang direkening miliknya kembali terisi." Lumayanlah...." Sasha bergumam, lalu kembali menarik selimutnya, pagi ini sangat dingin. Dia baru saja pulang kerumah setelah semalaman menemani teman kencannya yang seorang perwira polisi.Ting...Ponselnya kembali berbunyi, kini notifikasi whatsapnya." Om tunggu nanti malam di hotel xxx, jangan lupa dandan yang cantik!"" Siap om, Sasha akan kasih om service yang lebih memuaskan, dan Sasha akan buat om melupakan tante Sabrina yang sudah peot itu.!"Send..." Sorry Mellani sayang, nggak dapat om loe yang sok alim itu, bokap loe pun tak masalah."Sasha menyeringai, dirinya dapat menggoda om Rudi ayah Mellani saat dirinya berkunjung kerumah Mellani, sayangnya saat itu orang yang ingin dia temui sedang pergi dan hanya ada om Rudi dirumahnya. Awalnya Sasha sa

  • TEROR BERDARAH MELLANI   BAB-21 BACK TO HELL, GALANG!

    " Gue sudah sampai kafe, loe dimana?"Galang mengirimkan sebuah pesan, tak lama warna centang abu-abu berubah menjadi biru, pertanda bahwa pesannya sudah dibaca." Gue ada disini Lang, arah jam 6."Galang mengedarkan pandangannya ke penjuru kafe, matanya menangkap sosok yang tengah dia cari. Mellani, gadis cantik itu melambaikan tangannya dan tersenyum. Dengan pasti kakinya dia langkahkan kearahnya. " Sudah lama nunggunya Mell?."" Belum Lang, duduklah."" Sorry Mell, baru bisa ketemu malem malem gini, kalau pagi Gue kerja" " Its okey, no problem Lang. Loe mau ketemu, Gue aja udah seneng banget. Harusnya Gue yang minta maaf karena ganggu kamu. "" Santai aja Mell, kita kan udah lama kenal. "Galang menggaruk belakang kepalanya, bingung mau memulai pembicaraan seperti apa, karena yang membuat janji ingin bertemu adalah Mellani bukan dirinya. " Mell, emmm. Tadi gue udah kerumah ibunya Bagas, beliau masih sedih atas kematian anaknya, Gue bisa maklum sih, soalnya Bagas anak kesayangan

  • TEROR BERDARAH MELLANI   BAB-20 HATI-HATI

    Sebenarnya aku juga menyukai Mellani, ah...tapi sialnya Jonathan juga mengincar si Mellani, maniak perempuan itu selalu suka yang bersih dan susah didapat, salah satunya Mellani.Aku hanya mampu mengawasi pergerakan Jo dalam mendekati Mellani. Aku kalah sebelum perang, Jo lebih kaya dariku. Bukankah wanita akan lebih suka dengan lelaki yang lebih kaya daripada yang biasa-biasa saja?. Aku yakin Mellani juga seperti wanita kebanyakan, suka dengan lelaki kaya. Namun ternyata saat Jo sedang gencar-gencarnya melancarkan aksinya, Mellani justru memilih Bagas.Aku kaget sekaligus tertawa mendengar berita bahwa Bagas dan Mellani akan menikah tahun ini. Jonathan nampak uring-uringan dan aku puas, setidaknya Bagas jauh lebih baik untuk melindungi Mellani daripada si Jonathan yang maniak surga dunia seperti aku ha...ha...ha...Pagi itu aku dapat kabar duka, Bagas ditemukan sekarat disebuah villa dipuncak, ciiih.... Lelaki ternyata sama saja.Kulangkahkan kaki untuk menjenguknya di sebuah rumah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status