Share

Bab 2

Author: Evie Yuzuma
last update Last Updated: 2022-09-19 09:02:44

“Meskipun Nuria masih berumur delapan belas tahun, semoga saja dia bisa jadi istri yang baik untuk juragan. Dia sudah dewasa, sudah bisa juga untuk memasak dan mengurus rumah, Juragan.”Paman Nursam kembali berujar. Ada sedikit rasa khawatir melihat ekspresi Juragan Arga yang datar. Namun lagi-lagi tak ada sahutan dari mulut lelaki itu.

Nuria yang sejak tadi duduk di samping Bi Lela hanya kuasa menunduk, tak berani menatap lelaki yang umurnya lebih dari dua kali lipat dari dirinya. Hatinya mengkerut, ketika sekilas tadi bersitatap.

Juragan menoleh ke arah Suryadi---tangan kanannya yang duduk di sisi sebelahnya. Mereka saling tatap, lalu juragan mengangguk. Suryadi gegas berdiri dan menuju keluar.

Suasana hening, tak ada yang berani membuka percakapan. Kelima orang lainnya yang datang bersama rombongan Juragan juga tak ada yang membuka suara. Tak berapa lama, Suryadi---lelaki dengan rambut plontos dan kulit sedikit gelap itu datang dan membawa satu berwarna hitam dan berukuran agak besar. Lalu dia serahkan pada Nuri.

“Neng Nur, mohon diterima. Ini adalah tanda ikatan dari Juragan kalau mulai hari ini, Neng Nur adalah calon pengantinnya.” Dia menyimpan kotak itu di samping Nuria yang sejak tadi duduk bersimpuh sambil menunduk.

Nuria mengangkat wajah dan sekilas menatap Suryadi, tetapi lelaki itu menundukkan pandang. Dia tahu seperti apa watak Juragan.

“Apa ini, Pak?” tanya Nuria dengan suara lirih hampir tak terdengar.

“Silakan dibuka saja, Neng! Untuk cincinnya, tolong dipakai!” Suryadi menjelaskan. Nuria menatap bingung kotak itu. Suryadi seperti mengerti, gadis itu tak paham bagaimana cara membukanya.

“Ini nomor kombinasinya, sengaja dibuat seperti ini biar aman!” tukasnya seraya memutar tombol pengunci dari kotak berwarna hitam tersebut.

Kotak itu pun terbuka, ada dua kotak lagi di dalamnya berwarna merah marun. Suryadi mengangsurkan semua barang itu ke hadapan Nuria, lalu dia kembali duduk bersila di samping juragan.

“Silakan dipakai untuk cincinnya, Neng!” Suryadi kembali mengulang perintah.

Nuria membuka kotak berwarna marun itu, ternyata isinya sebuah cincin berlian yang berkilau cantik. Sontak mata Bi Lela membulat. Seumur-umur dia baru melihat sendiri kilau dari mata berlian yang begitu indah.

“Sini Bibi pakein, Nur!” Dia gegas mengambil cincin itu, ditatapnya lekat dengan mata membulat. Sebuah ide terlintas dalam pikirannya. Bibirnya tersenyum dan matanya tak terlepas dari kilau berlian itu.

“Wah bagus banget, Juragan! Ini pasti mahal!” tukas Bi Lela, sengaja memancing agar dia tahu berapa harganya. Sekilas rencana licik sudah melintas di kepalanya. Lagi pula Nuri masih begitu lugu, dia pasti nurut-nurut saja juga nantinya.

Juragan masih bergeming. Entah memang seperti itu wataknya atau karena memang tak nyaman. Namun Suryadi kembali menjawab pertanyaan dari Bi Lela.

“Harganya dua ratus lima puluh juta, Bu Lela. Jadi tolong pastikan tetap menempel di tangan Neng Nur, hingga akad nikah nanti. Jika hilang, rumah ini bisa disita buat jadi penggantinya!” jelasnya. Ucapannya telak membuat kedua mata Bi Lela semakin membulat, tetapi kalimat pamungkasnya membuat dirinya tak bisa berbuat apa-apa.

“Oalah, kamu itu beruntung Nur ikut Bibi. Coba gak ikut Bibi di sini, mana mungkin kamu bisa dapetin barang semahal ini! Sini Bibi pakein, awas jangan sampai hilang, ya!” tukasnya seraya meraih jemari Nuria. Dengan hati tak rela, dia pun menyematkan cincin itu pada jemari keponakannya.

“Iya, Bi!” Hanya itu ucapan yang terlontar dari mulut Nuria. Jujur, tak ada secercahpun rasa bahagia menggelindang di hatinya. Bukan impiannya menikah dengan orang setua Juragan Arga. Bahkan lelaki itu benar-benar lebih pantas menjadi ayahnya.

Bi Lela mengambil kotak bekas berlian itu lalu disimpannya semula ke tempatnya. Dia pun membuka satu kotak lagi. Sontak mulutnya menganga, tangannya gemetar mengambil kalung emas berwarna putih dengan bandul permata itu. Bukan hanya kalung, tetapi juga ada beberapa gelang yang ditaksir beratnya puluhan gram.

“Ya ampuuuun, Nuri! Ini bagus banget! Kamu mau pake sekarang?” Bi Lela menatap perhiasan mewah yang tak pernah dimilikinya itu dengan pandangan tak berkedip. Terbersit seberkas sesal dari dalam dada. Kenapa Nirina malah mati-matian menolak rejeki sebesar ini.

Nuri pun hanya mengangguk. Bi Lela dengan rasa gamang karena hatinya pun menginginkan barang-barang itu, perlahan memakaikan kalung dan gelang itu pada Nuri. Ada tiga buah gelang yang dipakaikannya.

Rasa iri berkelindan, entah kenapa dia begitu tak rela jika Nuria mendapatkan barang-barang mewah yang bahkan tak bisa diberikannya pada Nirina---putri kesayangannya. Sepertinya setelah ini, dia bermaksud akan mengompori Nirina agar mau menggantikan kembali Nuri menjadi istri Juragan Arga. Meskipun sosoknya asing dan tak banyak dikenal, tetapi melihat harta kekayaaan yang melimpah, sontak mata Bi Lela menjadi hijau.

Suryadi lebih mendominasi obrolan, dia langsung membahas tanggal pernikahan dengan Paman Nursam. Katanya Juragan tak bisa menunggu lebih lama lagi, dia harus segera menikah sebelum tanggal empat belas bulan depan. Jadi ada kisaran tiga minggu lagi tersisa dari tanggal yang akhirnya disepakati.

“Neng Nuri, tolong jangan sampai membuat rencana pernikahan ini gagal, ya! Apalagi jika terbersit untuk mengganti pengantin perempuannya! Jangan salahkan kami kalau terjadi apa-apa pada keluarga ini!”

Suryadi berbicara pada Nuri, tetapi matanya menatap Bi Lela. Seolah dia bisa membaca pikiran perempuan tua itu yang tengah merencanakan sesuatu.

Semantara itu, Juragan Arga sejak tadi lebih banyak diam, sesekali memperhatikan Nuri, Paman Nursam dan Bi Lela bergantian. Pertemuan pertama ini, sama sekali tak memberikan gambaran pada Nuri seperti apa sosok lelaki yang akan menjadi suaminya nanti. Dia masih menjadi hal misterius yang membuat Nuri berada dalam rasa ketakutan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 75 - End

    Gus Rasyid berjalan dengan wajah datar tanpa ekspresi, dia tak menjawab dengan tepat pertanyaan dari Juragan Arga, tetapi langsung menghampiri Abimanyu. Lelaki yang tingginya hampir sama dengannya itu pun berdiri. Sepasang mata mereka bersirobok. “Sebesar apa kamu yakin bisa membahagiakan Celia lebih dari aku?” Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Gus Rasyid yang menatap intens pada Abimanyu yang memandangnya dengan wajah tenang. “Insya Allah sangat yakin. Aku sudah lama mengenalnya dan sangat tahu wataknya. Dia keras, tetapi lembut. Dia galak, tetapi baik. Dia itu pemarah, tetapi penyayang. Aku tahu banyak tentang dia … lebih dari yang kamu perkirakan!” Ucapan Abimanyu yang tampak tenang dan datar membuat Gus Rasyid tersenyum kecut. Dia pun menoleh pada Juragan Arga dan menatapnya lekat. “Papa … andai benar Celia memiliki perasaan padanya, sepertinya saya tak pantas lagi mempertahankan dia lebih keras. Karena menghapus jejak itu akan jauh lebih sulit dari pada membuat

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 74

    “Dia Ibu saya, Non!” Sapaan khas itu sontak membuat Celia menoleh dan mencari sumber suara. Seketika kedua matanya membeliak melihat sosok yang tengah tersenyum dan berdiri tak jauh dari mereka. “A—Abimanyu?” lirihnya dalam gumaman. Tiba-tiba ada yang berdesir hangat dalam dada ketika manik mereka saling terpaku beberapa saat. “Masya Allah cantik sekali pakai kerudung seperti ini, Non.” Abimanyu tersenyum lalu menunduk lagi, seperti biasa dia tak berani memandang wajah manis itu lama-lama. Gegas dia melangkah dan memilih duduk pada tempat kosong di samping ibunya. Celia menunduk, dia menggigit bibir bawahnya dan sekuat tenaga menahan air mata yang menyeruak terjatuh. Hatinya yang tadi terasa hangat mendadak sakit. Perih ini bukan tanpa alasan, tetapi kenapa Abimanyu datang begitu terlambat. Kini bahkan hari pernikahannya hanya tinggal menghitung hari, lalu buat apa kedatangan lelaki itu ke sini. “Kakak … ayo duduk!” Nuria menarik lengan Celia agar duduk. “Enggak usah, Ma! Aku su

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 73-B

    “Hmmm?” Nuria menatap lekat dan menunggu jawaban.Celia menarik napas panjang, lalu dia pejamkan mata seolah tengah menimbang. Namun tak lama, terdengar ucapan lirih dari bibirnya.“Abi … manyu.” Kedua sudut bibir Nuria tersenyum. Dia lalu bangkit dan berjalan meninggalkan kamar Celia yang sepertinya penasaran atas pertanyaannya yang tiba-tiba. Namun, Celia memilih diam. Sudah sebulan lalu dia kehilangan semangat hidupnya. Hanya menghitung hari, menunggu masa hari pernikahan yang sedikit bergeser itu akan tiba. “Mama harus berbuat sesuatu untuk kamu, Kak! Semoga tak terlambat!” batin Nuria seraya lekas berjalan menuju kamarnya. *** Dua minggu lagi hari pernikahan yang dijanjikan pun terasa sangat lama. Meskipun, Celia tak terlalu peduli ketika tampak ada beberapa perubahan rencana, termasuk surat undangan yang tak jadi disebar. Rasa heran dan penasaran pun tak dia lontarkan, Celia lebih memilih diam. Dirinya yang sudah patah arang hanya pasrah, Celia sudah tak lagi peduli pada apa

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 73-A

    Semenjak hari pernikahannya dengan Gus Rasyid diputuskan. Celia menjadi lebih pemurung dari biasanya. Sehari-hari, selama sebulan ini hanya dia habiskan dengan mengurung diri di dalam kamar.Karena hal itu juga, Nuria menjadi lebih sering datang ke kamar putri sambungnya itu. Kadang mengajak Surya dan bermain di sana, kadang hanya duduk dan bercerita. Padahal Nuria berharap ada hal yang bisa dia dapatkan, sekecil informasi apapun akan sangat berguna untuk menjadi pertimbangan. Nuria paham, dijodohkan itu bukan hal indah yang diinginkan. Hanya saja, Celia sama sekali tak bercerita apakah ada lelaki lain yang dia inginkan.“Kak, Mama pinjam ponselnya bentar, ya! Mau telepon Papa! Quota Mama habis soalnya!” Nuria mengetuk pintu kamar Celia, lalu mendorongnya perlahan.“Hmm, ambil!” Celia menjawab dengan malas. Bahkan tak melirik ke arah Nuria yang berjalan mendekat ke arahnya. Dia sibuk dengan tablet baru yang isinya hanya games online dan tak ada akses ke sosial media mana pun. Dia mala

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 72

    “Loss contact dengan?” Mutia melambatkan langkah lalu menatap wajah serius Abimanyu. “Dengan tujuan masa depanku, Mut yaitu Celia.” Abimanyu mengucap nama itu dengan senyuman yang mengembang. Raut wajah Mutia yang berbinar seketika mendadak murung. Ada sesuatu yang kasat mata terasa begitu sakit menusuk hatinya. Lelaki yang ada di depannya bahkan dengan begitu ringan menyebut nama perempuan lain di hadapannya. “Abi, aku mau ngomong sesuatu.” Mutia menghentikan langkahnya seraya menunduk. Dia mengumpulkan segenap keberanian. “Eh, tumbenan kayak serius banget?” Abimanyu menoleh pada Mutia yang tertinggal beberapa langkah di belakangnya karena menghentikan langkah mendadak. “Iya, Abi. Ini hal paling serius yang ingin aku bicarakan sama kamu. Bisa ke kantin?” Mutia menatap wajah lelaki yang lama-lama bisa menarik perhatiannya. Dulunya dia memilih Abimanyu karena dia melihat sosoknya yang lurus dan gak neko-neko. Selain itu, penampilannya yang teramat sangat ketinggalan zaman membuat

  • TERPAKSA MENIKAHI JURAGAN TUA   Bab 71-B

    Abimanyu sedikit kaget ketika dia mendapati kabar kepulangan Celia dari Bu Ratna. Namun mendengar kabar katanya Celia sakit, akhirnya Abimanyu mengerti. Anak seperti Celia, mungkin tak bisa fighting sendiri sehingga ketika sakit harus kembali dekat dengan keluarga. Abimanyu berulang menghubungi Celia, tetapi nomornya selalu di luar jangkauan. Dirinya tak sadar, jika jemari yang dibubuhi segenap rasa cemburu itu sudah memblokir kontaknya. Akhirnya Abimanyu menghubungi Juragan Arga dan sedikit lega ketika mendengar kabar jika Celia baik-baik saja. Namun, sidang skripsi yang sudah ada di depan mata membuatnya harus fokus menyelesaikan semua hal yang harus diselesaikan. Masih ada satu kali lagi revisi yang harus dia kejar demi bisa ikut wisuda tahun ini. Abimanyu begitu bersemangat mengingat apa yang diucapkan Celia pagi itu. Kalimat tersirat yang seolah meminta dirinya peka dan memperjuangkannya. “Lili, doakan … semua sidang skripsinya lancar … setelah itu, aku baru akan fokus berjua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status