Share

Part 14. Sepertinya Mati Lebih Baik

"Bagaimana tidurmu, Ayara?"

"Tuan Muda," Ayara langsung menghentikan gerakan tangannya, begitu menyadari Arlo datang. Sekeranjang sampah daun berhasil ia kumpulkan.

"Kamu menikmatinya?" Sejenak Arlo melirik keranjang daun, kemudian kembali menatap Ayara.

"Ya," balas Ayara, meskipun dia semalam tidak benar-benar nyenyak. Yah lumayan meskipun cuma tidur selama dua jam-an.

"Hari ini kamu mulai bekerja untukku," kata Arlo lagi.

"Saya mengerti, Tuan," balas Ayara, "lalu bagaimana dengan permintaan saya?"

"Permintaan? Belum ada sejarahnya di sini, seorang pelayan mengajukan permintaan." Mendengar itu kedua mata Ayara terbelalak, apakah Nawang Nehan berdusta? Bukankah dia berjanji akan mengabulkan permintaanku?

"Ikut denganku!" ajak Arlo. Ayara bergeming. Hatinya terasa hancur berkeping. Akan kah ia menjadi budak Arlo Raynar seumur hidupnya, dan melupakan cita-citanya? Ataukah akan mengajukan banding kepada Nawang Nehan? Atau bakal kabur dari rumah tersebut, dan menjadikan paman dan bi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status