Ayara diminta untuk menggantikan sepupunya menjadi pelayan di keluarga kaya raya Nawang Nehan. Tugasnya khusus melayani Tuan Muda Arlo Raynar, putra sulung yang terkenal dingin dan tidak butuh perempuan. Selain itu Ayara juga dihadapkan pada dua putra Nawang Nehan lainnya. Cashel Anargya dan Rhys Victor yang mengincarnya. Belum lagi Birdella Xavera yang mengancam. Bagaimana Ayara menghadapi hari-harinya di rumah Nawang Nehan? Bagaimana ia menghadapi Putra Sulung yang konon mengerikan?
View More"Jadi, kamu diam-diam menyimpan bunga baru mekar yang indah di rumahmu?" Sejak pertanyaan itu, Dihyan sudah merasakan gelisah. Nawang Nehan majikannya, sudah mengetahui bahwa dia memiliki seorang putri yang cantik jelita, usia remaja.
Dengan langkah gontai, Dihyan keluar dari ruangan megah di rumah rumah itu. Ruangan yang selama ini selalu menjadi tempat ia dan majikannya bertemu, untuk membahas segala hal.
Rasanya dia tidak percaya jika hal ini akan menimpa keluarganya. Dia tidak pernah menyangka, meminta putri tunggalnya datang ke rumah besar ini, merupakan kesalahan fatal, yang konsekwensinya akan diderita putri kesayangannya itu, di sepanjang kehidupannya kelak.
Kemarin, putrinya menghubungi, meminta sejumlah uang yang harus ada saat itu juga. Ada tagihan mendadak dari kampus, katanya. Dan itu tidak bisa ditunda, harus langsung ada saat itu juga.
Dihyan sedang bekerja pagi itu, sementara majikannya telah memberinya pesan, ia tidak boleh meninggalkan tempat, karena akan ada tamu yang datang. Dihyan tidak berani keluar, sehingga meminta putrinya datang ke rumah tuannya ketika ia menelepon.
Sayangnya, saat Dihyan sedang berbincang di depan gerbang dengan putrinya, Nawang Nehan muncul dengan kendaraan mewahnya. Pemilik perusahaan platform E-commerce terbesar di Asia tersebut, langsung melihat kehadiran putri tunggal Dihyan, yang berkulit putih dan mulus.
"Siapa gadis tadi?" tanya Nawang saat mereka hanya berdua di sebuah ruangan. Dihyan sedang mengantarkan kopi cappuccino kesukaan Nawang Nehan saat itu.
"Dia..” Dihyan merasa ragu untuk melanjutkan. Lidahnya terasa kelu. Jika dia jujur, maka, masa depan mengerikan menanti putrinya. Dihyan menunduk. Nawang Nehan melihat kegelisahan di wajah Dihyan.
"Dia putri kalian? Bayi yang puluhan tahun lalu, kelahirannya kamu perjuangkan dengan mempertaruhkan kebebasan kalian, bukan?" Tidak ada pilihan, Dihyan mengangguk lemah, menjawab pertanyaan tersebut. Nawang Nehan menatapnya tajam, jemarinya mengetuk-ngetuk tangan kursi di sampingnya. Dia seperti sedang berpikir. Dihyan semakin merasa gelisah. Apalagi, Nawang Nehan tuannya, sudah menyinggung masa lalu mereka. Detik-detik di mana istri Dihyan akan melahirkan, Sembilan belas tahun lalu.
Riwayat penyakit yang dialami Gayatri, membuatnya tidak memungkinkan untuk bisa melahirkan secara normal. Jika dia memaksa, maka resiko kematian di depannya. Mengetahui hal itu Dihyan tidak bisa tinggal diam. Dia tidak mungkin menyaksikan istri yang teramat dia cintai meregang nyawa karena melahirnya anak pertama mereka. Maka Dihyan pun bersumpah di depan dokter, apa pun caranya dia akan perjuangkan. Dia akan mendapatkan biayanya jika anak dan istrinya bisa selamat. Lalu atas rekomendasi temannya, Dihyan mendatangi orang terkaya di kampung tetangga. Yaitu, rumah Nawang Nehan. Pemilik banyak perusahaan online dan offline.
"Saya membutuhkan uang tiga puluh juta, Tuan."
"Seratus juta jika mau," balas pria di depannya.
"Tolong saya, Tuan."
"Aku membutuhkan tambahan tenaga untuk bekerja di rumah ini. Silakan kamu putuskan, jika kamu siap dengan tawaranku, maka uang 100 juta akan kalian dapatkan." Usai mengatakan itu, Nawang langsung bangkit dari duduknya. Membetulkan pakaiannya, lalu bergerak.
"Tuan, mohon jangan pergi dulu, saya mohon padamu!" Dengan merangkak menggunakan kedua lututnya, Dihyan mengejar Nawang Nehan, dan berusaha menghalangi langkah pria itu.
"Saya siap dengan tawaran, Anda!" Dengan berat hati, Dihyan akhirnya menyetujui. Anak dan istrinya harus selamat. Mereka sudah menantikan selama sepuluh tahun, dan itu adalah kesempatan bagi keduanya untuk memeluk takdir yang telah mereka pinta selama itu. Kehadiran si buah hati.
"Baik, akan dikirimkan kepadamu uang dan surat perjanjian segera." Nawang Nehan kembali melanjutkan langkahnya.
Kini, setelah perjanjian sembilan belas tahun lalu disepakati, Dihyan kembali dihadapkan dengan satu pilihan. Menyerahkan putri tunggalnya kepada Nawang Nehan untuk dinikahkan dengan putra sulungnya yang terkenal dingin, dan sadis terhadap perempuan. Tidak, bukan menikah, karena putra sulung Nawang sepertinya tidak berniat menikah. Tetapi hanya menjadikannya sebagai pelayan seumur hidup di kamarnya. Dihyan tidak rela itu terjadi kepada putrinya.
Menjadi mahasiswi sebuah universitas terkenal, dengan jejak prestasi yang bagus, putri tunggal Dihyan dan Gayatri bisa memiliki masa depan yang cerah. Apa jadinya jika dia harus menjadi pelayan seumur hidup, putra sulung Nawang Nehan? Akan sia-sia semua perjuangannya mewujudkan mimpi putri tersayangnya selama ini.
***
Malam terasa berat dilalui kedua manusia yang sedang gelisah itu. Gayatri terus-menerus terjaga. Semakin berusaha memejamkan mata, semakin menyeramkan bayangan nasib masa depan putrinya.
"Kita harus mencari cara," bisiknya.
"Tetapi Pak Nawang bukan orang yang mudah kita kelabui," balas Dihyan.
"Bapak yakin, bakal diberikan kepada putra sulungnya?"
"Iya, Bu."
"Kenapa kita tidak coba menawar, dengan putra bungsunya saja, Pak?"
"Kamu gimana to, Bu. Putra kedua dan ketiga Pak Nawang tidak pernah kesulitan mendapatkan wanita. Mereka setiap hari bisa menggandeng wanita baru ke rumah.”
“Sebab itu Pak Nawang mencarikan jodoh buat putra sulungnya?” gumam Gayatri. Dihyan menggeleng getir. Bukan jodoh yang dicari, tetapi hanya pelayan. Putra sulung Pak Nawang Nehan, sepertinya sama sekali tidak tertarik kepada wanita. Pelayan yang dibutuhkan, adalah yang bisa menundukkan hasrat pria itu. Jika tidak berhasil maka, nasibnya tidak akan diketahui lagi, entah dibunuh atau disiksa sepanjang hidupnya di kediaman Arlo. Dihyan mengusap wajahnya. Tidak. Dia tidak akan sanggup melihat putrinya mengalami nasib seburuk itu. Namun bagaimana?
"Den Arlo juga jarang sekali keluar kamar. Dia juga tidak pernah tersenyum setiap kali berpapasan dengan orang. Apakah dia normal, Pak?"
"Entah lah, Bu. Bapak juga tidak paham sama dia. Pak Nawang ingin ada perempuan yang menemani di kamarnya, karena dia malu di lingkungan bisnisnya disebut-sebut memiliki anak yang tidak berfungsi kelelakiannya."
Gayatri memejamkan mata. Tiba-tiba terlintas seulas wajah ceria yang selama ini menghiasi rumahnya.
"Pak," panggilnya. Dihyan menatap wajah istrinya yang tiba-tiba ada binar ceria di sana.
"Saya punya ide" katanya antusias. Dihyan penasaran.
"Apa, Bu?" Gayatri kembali melempar kepalanya ke bantal, menatap langit-langit kamar yang sudah puluhan tahun mereka tempati. Kemudian ia mendesah.
“Tetapi saya juga tidak tahu, apakah ini akan berhasil atau tidak.” Gayatri bimbang.
“Kita coba saja, Bu. Katakanlah.”
Dua tahun kemudian“Aneh, perempuan gila itu, mengapa terus menerus memanggil Sada?”Arlo menoleh mendengar pembicaraan dua pria berseragam yang lewat di belakangnya itu.Arlo sedang kelelahan setelah menyusun rencana untuk melakukan tindakan terhadap pasien yang memiliki penyakit unik, yang sudah empat hari menginap di rumah sehatnya.Ia bermaksud mencari udara sambil menggerakkan beberapa bagian tubuhnya yang dirasa kaku, akibat banyak duduk. Arlo menoleh kepada Among yang berdiri tidak jauh darinya.“Apa yang terjadi?” Keduanya saling tatap.“Saya akan ke sana, untuk melihat,” Balas Among.“Panggil saja mereka kemari.” perintah Arlo.“Aku mengerti.” Balas Among lagi seraya berjalan mengejar dua orang yang baru saja melintas. Tak lama kemudian, ia kembali kepada Arlo dengan membawa mereka.“Apa yang kalian bicarakan tadi?” tanya Arlo, begitu dua pria berseragam yang bersama Among itu mengangguk hormat kepadanya.“Tim pengobatan yang pergi ke hutan untuk mencari ramuan tiga hari lalu
Part 55. Pergilah Bersamaku"A.. apa?" Bukan hanya Rhys, tetapi hampir semua yang berada di ruangan itu terkejut mendengar kalimat Tanasiri."Tidak mungkin," Rhys menggeleng, kemudian menatap wanita yang baru saja dia lucuti penyamarannya itu.“Rhys,” gumam wanita itu lagi. "Ibu melakukan ini demi kamu, Nak. Ibu tidak terima atas ketidakadilan yang menimpamu! Sejak kecil, ayahmu hanya peduli pada Arlo Raynar. Kamu selalu dinomor duakan! Ibu tidak terima itu! Karena itu ibu melakukan ini untuk merebut kembali hakmu!""Ini tidak mungkin," Rhys terus menggeleng."Ibu menikah dengan Kusuma, karena kami memiliki rencana yang sama. Untuk menghancurkan Nawang Nehan dan Arlo." Lanjut Amira. Lagi-lagi Rhys menggeleng. Hatinya terasa hancur berkeping. Dia memang ingin sekali bertemu dengan ibunya, tetapi bukan dengan cara seperti ini. Tidak tahan dengan rasa malu dan kecewa, Rhys berteriak sekencang-kencangnya, kemudian berlari keluar ruangan.Suasana hening mencekam. Hanya terdengar desahan na
Part 54. KenyataanAmong berjalan dengan mantap memasuki halaman kediaman Nawang Nehan. Rhys meneleponnya agar datang untuk dimintai bantuan menghadapi ayahnya.Saat hampir sampai di gerbang kedua, ponselnya berbunyi, sebuah pesan masuk. Nomor tanpa nama tetapi sangat ia kenali, "Tuan Among saya melihat pelayan pembawa sarapan dicegat oleh pelayan lain di balik rerimbunan. Saya lihat ia memasukkan sesuatu pada mangkuk herbal.""Apa warna mangkuknya?" Among berhenti untuk membalas pesan."Putih dengan motif sakura merah muda."Di hari berikutnya, tepatnya malam, Among berniat menjenguk rumah Arlo, ketika dilihatnya, Ayara mengobrol dengan Nawang Nehan di depan kediaman pria tua itu. Among merekam, saat-saat Ayara masuk bersama Nawang Nehan ke kediamannya. Kemudian memberitahu Tanasiri keesokannya. Saat Ayara keluar dari kediaman Nawang Nehan, Tanasiri muncul di sana.Among membiarkan Tanasiri menyeret Ayara. Otaknya yang brilian segera memberi signal, lebih cepat Ayara bisa masuk ke g
Part 53. Target PenyelidikanCashel berjalan dengan gagahnya. Rambut panjang sebahunya terlihat rapi ke belakang. Pandangannya berkilat seolah ingin melahap semua yang ada di hadapannya, dan hanya menyisakan satu saja. Kemudian Ia berhenti di belakang tubuh Ayara. Melihat miris tubuh yang tergolek tak berdaya itu."Dia bukan pelakunya. Tetapi kalian mendesaknya sedemikian rupa, seolah dia penjahat negara!" Suara Cashel meledak."Mengapa banyak sekali masalah dan luka di rumah orang kaya seperti kalian? Mengapa kalian tidak pernah mau memberi kesempatan untuk menyaksikan kebenaran dari rakyat yang kalian anggap jelata? Dia hanya meminta waktu untuk membuktikan, tetapi kalian menyiksanya. Hingga membuatnya mengakui kesalahan yang tidak ia lakukan! Sungguh kalian bukan manusia!"Semua orang yang hadir merasakan bulu kuduknya merinding, mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulut Cashel itu.Cashel merunduk, diraihnya tubuh Ayara. Dipeluknya dengan erat tubuh mungil itu, "bertah
Part 51. Siapa Dia Sebenarnya?"Nicole, jadi dia masih hidup? Arlo tidak membunuhnya? Apakah ini artinya, ketiga teman yang lain juga masih hidup? Etta, Ratri, dan Wulan?" Ayara kembali memasang telinganya. Ia mendengar ketukan. Ah, itu bukan ketukan, tetapi langkah kaki. Siapa yang datang? Di mana?"Selamat pagi, Tuan Rhys.""Berita apa yang kamu bawa, Among?" Kedua mata Ayara membeliak mendengar nama Among disebut."Kenapa Among bersama, Rhys Victor?"Apa yang kamu bawa?" Tanya Rhys ketika melihat sesuatu di tangan Among."Gucci putih.""Buat apa?""Jika benda ini diketuk, maka nyaringnya akan terdengar jelas. Dan memperdengarkan banyak hal.""Bicaralah dengan bahasa manusia yang baik dan benar.""Seperti yang Anda perintahkan, Tuan. Berita kematian Arlo sudah tersebar luas. Semua orang sudah mengetahuinya. Banyak wanita yang patah hati, dan beberapa perwakilan perusahaan menyarankan agar Tuan Nawang Nehan segera memperbarui kartu keluarga dengan menghapus nama Arlo.""Benarkah?""Y
Part 50. Kondisi Nawang NehanDihyan merasa bingung, setiap hari dia sudah memberi ramuan kesehatan untuk menyegarkan dan menguatkan tubuh Nawang Nehan, tetapi sejak dua bulan terakhir kondisinya justru semakin melemah. Puncaknya adalah dua malam lalu, ketika kabarnya Ayara bermalam bersamanya. Isu yang berhembus, Ayara memanfaatkan kesempatan pertemuan dengan Nawang Nehan, untuk merayu. Sehingga pria itu jatuh ke dalam pelukannya, dan mengajaknya tidur bersama. Padahal kondisi Nawang Nehan sedang tidak sehat, seharusnya ia istirahat.Sebagian pelayan merasa iri, kenapa justru gadis urakan seperti Ayara yang bisa menaklukkan Nawang Nehan. Yang meskipun telah berumur, ketampanannya masih sangat memukau. Banyak wanita yang siap menjadi istri ke sekiannya jika dipinta. Termasuk para pelayan yang tak tahu diri di rumah itu. Banyak di antara mereka yang bermimpi bisa dipersunting oleh majikannya itu.Sebagiannya lagi mencibir, gadis yang urakan seperti Ayara, memang perempuan murahan. Yang
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments