Hening, ruangan tiba-tiba senyap. Wajah pak Baron tegang, Dragnar acuh tak acuh, ibu Aida yang semula gelisah tertawa kecil, kemudian berkata, ” She’s nobody.Ia bukan siapa-siapa. A,yo makan malam sudah tersedia.”Makan malam berjalan dengan suasana kaku, hanya sekali-sekali ibu Aida terlibat pembicaraan dengan Jennifer.Selesai upacara makan malam yang lama, Dragnar sudah terlihat bosan,”Aku pulang dulu, mau istirahat.”“Hum, sekalian Jennifer ikut kamu ke mansion. Pasti ia juga capek, pulang dari Paris langsung ke salon ke mall beli beberapa pakaian, kemudian makan malam.”“Aku tidak pulang ke mansion,”Ujar Dragnar, kemudian berdiri, “Permisi,”katanya menangkupkan kedua tangannya di dada.“No. Mansion itu rumahmu, bukan di tempat lain.”Tegas ibu Aida membuat Dragnar menghentikan langkahnya sejenak sebelum keluar dari pintu utama restoran de Sumatra.“Jennifer ikut calon suamimu agar langsung pulang ke mansion. Jangan biarkan ia pergi kemana-kemana.” Ujar ibu Aida dengan nada sediki
Ruang CEO yang semula panas berubah menjadi ceria , dua suara perempuan yang sudah lama tidak bertemu saling melepas rindu ditatap pak Baron dan Dragnar.Merasa tidak perlu terlibat dengan kedua perempuan yang sedang terlibat dalam pembicaraan, Dragnar perlahan-lahan melangkahkan kakiknya ke pintu, memegang gagang pintu membukanya dengan perlahan, ada keingingannya melarikan diri.“Hai, kamu mau kemana?”Ujar ibu Aida.Dragnar tidak memperdulikannya, tetap melangkahkan kakinya keluar,”Dragnar, jangan pergi dulu. Kenalkan ini Jennifer.She’s beautiful woman who deserves to be your wife.”Ujar ibu Aida.Demi menjaga kesopanan dan kehormatan ibunya, Dragnar berhenti di ambang pintu,”Pleased to meet you. Forgive me, I have to attend an important meeting.” Ujar Dragnar melangkah keluar lalu menutup pintu.Bayangkan betapa marahnya ibu Aida melihat respons Dragnar, malu dengan kelakuan Dragnar yang sama sekali tidak merespons kehadiran Jennifer.“Darling, kamu ajak Jennifer ke mansion. Setelah
Dengan percaya diri Dragnar masuk ke dalam kantor diikuti Ryan pengawal pribadinya. Semua mata karyawan memandang tidak percaya melihat Dragnar masuk dengan percaya diri, acuh tak acuh melihat para karyawan menantapnya masih memakai pakaian yang kemarin dipakainya. Satu hal yang diyakini Dragnar kebahagiaan yang baru saja ia genggam karena Merri telah memutuskan untuk test DNA dengan syarat sebelum test DNA diperkenankan bertemu dengan mom nya.Dragnar tahu Merri memiliki kekerasan hati dalam hal kehidupannya, tidak ada siapapun yang bisa melunakkan hatinya , keputusan Merri tentu sudah ia perhitungkan matang-matang setelah berembug dengan suster dan mama Anna.“Aku menaruhkan pernikahan kita dengan mengikuti keinginan mom mu. Jangan hanya keinginan mom mu yang harus kita ikuti, ia harus mengikuti keinginanku.”“Apa yang kau inginkan?”Tanya Dragnar was-was.“Satu keinginanku, kami jangan diceraikan.”Dragnar tiba-tiba terdiam, mengingat jawaban momnya atas pertanyaannya waktu itu, “Ba
Kegaduhan terjadi di mansion, waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, Dragnar belum kembali ke mansion.Ibu Aida menginterogasi sekretaris pribadi dan pengawal berjam-jam , tidak puas dengan jawaban Andri.Berulang-ulang ditanya dengan pertanyaan yang sama dan jawaban yang sama dari Andri.“Kamu bilang Dragnar konsultasi ke dokter Tjipta , mengapa kamu tidak ikut?” Cecar ibu Aida.“Saya dilarang ikut karena ada beberapa dokumen yang harus saya selesaikan.”“Dengan siapa ia pergi?”“Dengan Ryan, pengawal pribadi nyonya muda.”“Aku curiga Dragnar mencari perempuan liar itu!Guna-guna apa yang dipakai perempuan liar sampai anak gantengku bisa kesambet ?”“Darling.. watch your words,don’t say something you might regret.”Ujar pak Baron, meraih tangan isterinya yang bertengger di pinggangnya. Ada kekhawatiran di wajah pak Baron, takut jika amarah isterinya meledak bisa berakibat fatal. Semua barang di dalam rumah menjadi sasarannya.Ibu Aida menatap nanar suaminya,”Aku mengkhawatirkan a
Merri tersenyum tahu signal yang disampaikan mamanya, menyatukan jempol dan jari telujuk, tanda cinta khas Korea menarik tangan dragnar masuk ke kamar tidur.Di kamar tidur, tidak ada kata-kata diantara mereka, saling menatap, saling membagi rindu yang ingin dilepaskan.“Aku merindukanmu,”bisik Dragnar.“Aku merindukanmu juga,”bisik Merri.Dragnar menatap tajam Merri,”Kamu merindukanku?”“Hum, sangat. Aku tidak bisa tidur. Lihat ada kantong mata…..”“Aku …..pernah bermimpi kita bertemu lalu saling melepaskan rindu, kamu menyatakan bahwa kamu merindukanku.Setelah bangun aku marah, ternyata aku bermimpi.”“Aku merasa seperti terjebak antara rindu dan cinta,”bisik Merri di telinga Dragnar.“Honey, merindukanku, aku sudah senang, “bisik Dragnar memeluk tubuh Merri.“Honey, I need you,”bisik Dragnar mengulum bibir Merri dengan intens, melepaskan bibir Merri ketika merasakan napas Merri tersengal-sengal.“Aku juga menginginkanmu,”bisik Merri parau .Dragnar menurunkan dres Merri dengan perl
Pintu ruang CEO diketuk, Andri sekretarisnya dan Ryan pengawal pribadinya masuk ke dalam ruangan.“Sudah ada informasi terbaru?”tanya Dragnar.“Belum ada bos,”Jawab Ryan.‘Kemana mereka menyembunyikan diri?Mengapa Merri sampai hati membuatku panik dan frustasi? Hum..mungkin karena ia tidak mencintaiku hingga tidak punya perasaan terhadap diriku?’batin Dragnar.“Kamu sudah cek perusahaan milik pak Kristianto?” tanya Dragnar.“Sudah bos, para karyawan menyatakan bahwa mbak Merri dan ibu Anna sejak pak Kristianto meninggal tidak pernah ke kantor sejak perusahaan dikuasai saudara-saudaranya pak Kristianto.”Jawab Ryan.“Hum, satu lokasi lagi yang harus kita cek,”“Di mana itu bos?”“Panti asuhan, tapi terletak di Pare ,Kediri.Apakah mereka menyembunyikan diri mereka di sana?”Tanya Dragnar seolah pada dirinya sendiri.Ryan dan Andri menatap bosnya yang wajahnya terlihat kusut, rambutnya berantakan karena sering diremas karena kesal.“Kami siap ke sana asal bos segera perintahkan.Saya aka
Di mobil, tubuh Dragnar membeku, kepalanya mendadak pusing, mencemaskan keadaan Merri yang sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. Sesampai di kantor, Dragnar langsung ke ruang CEO, yang sementara ini dijabat ketika pak Baron ke luar negeri.Betapa kagetnya Dragnar melihat ibu Aida ada di kantor dengan memasang wajah datar, ayahnya duduk di kursi CEO matanya tertatap lekat pada laptop di depannya. Kedua makluk yang ada di ruang CEO langsung beralih pandangannya ketika pintu ruang CEO terbuka dengan kasar kemudian dibanting dengan keras.“Ini bukan rumah, ini kantor!Darimana saja kamu?Mom tanya dad, katanya kamu ada melakukan sesuatu.Mom curiga kamu mencari perempuan liar itu!”Cicit mamanya tanpa henti.Dragnar menghembuskan napas panjang, seolah ada beban yang ia bawa sepanjang perjalanan , pikirannya terus ke sosok Merri, sosok perempuan yang sangat dicintainya ,tiba-tiba menghilang setelah beberapa bulan mereka mengecap indahnya hubungan mereka, membuatnya frustasi.Ketika sa
Saat istirahat siang teman -teman Merri video call menceritakan kedatangan suami dan mertua Merri. Merri tertawa mendengar cerita mereka ketika Rissa menjelaskan PHP ke pak Baron. "Waktu aku katakan mertua mu turlap, wajahnya terlihat bingung,aku tunggu ia bertanya." "Apakah mertuaku bertanya?"tanya Merri menahan senyum. Rissa tertawa,"Mungkin ia segan bertanya karena ketika mengatakannya aku tersenyum-senyum seakan memujinya dan dibalik itu ingin mengetahui apakah ia mengenal bahasa gaul kami anak-anak jaman now."Kamu ini suka memancing di air terjun,"Ucap Merri disambut teman-temannya dengan tertawa tergelak-gelak. Setelah video call dengan teman-temannya, Merri menemui mamanya yang sedang duduk di sofa,"Ma, tadi Oom Baron dan mas Dragnar mencari kita di rumah kontrakan teman-teman."Ibu Anna membalikkan badannya,keningnya berkerut,"Mas Baron ? Mama sungguh tidak percaya kalau ia sendiri mencari kita, ""Oom Baron dan mas Dragnar. Semalam mas Dragnar dan pengawalnya mencari kit
“Danur, dad ikut di mobilmu,” ujar pak Baron.“Kita pakai mobil masing-masing saja,” jawab Dragnar.“Dad khawatir kamu nanti menghilang seperti isterimu, “Ada keinginan Dragnar untuk membantah ayahnya, kemudian memasang wajahnya senormal mungkin agar ayahnya tidak curiga pada rencananya sebelum ke kantor akan kembali ke rumah teman-teman Merri.“Andri, kamu pakai mobilku, aku akan ikut mobil Danur.”Pak Baron memberi perin tah pada sekretaris sekaligus asisten pribadi Dragnar.Andri membungkuk, meraih jas dan tas kerja Dragnar, menuju ke pintu melintasi ruang tamu menuju ke teras, meletakkan jas dan tas kerja Dragnar di jok penumpang.“Drangnar, ikut dad, mungkin ada pembicaraan khusus denganmu . Tidak mungkin dibicarakan di kantor,”ujar ibu Aida tersenyum , kemudian beranjak ke suaminya mencium kening suaminya.“Dragnar , dengar kata-kata ayahmu. Semua yang dikatakannya adalah demi kepentinganmu, apalagi ayahmu sekarang sedang mempersiapkanmu menjadi CEO di perusahaannya.”“Ok, mom.