Share

Amoy

Bab 24

Mereka terus memperhatikan Paduka Anang yang sibuk meracik cilok bumbu kacang ke dalam mangkuk.

"Harum banget ya Abangnya," puji salah satu Emak. "Kek bukan bau parfum, tapi bau badannya memang harum."

"Keringat bidadari apa bidadara tuh?" goda Emak yang banyak kutu.

"Bidadara dong ...." balas yang lain sambil ketawa-ketiwi. "Kan Abangnya cowok."

Manakala mangkuk cilok telah mereka terima dan mulai menyantap bulatan-bulatan makanan tersebut, mencuatlah binar kesima di mata mereka.

"Enak banget."

"Maknyus!"

"Woalah, seganteng orangnya!"

Cilok buatan Paduka Anang memang premium. Bahan-bahannya tidak pasaran. Bumbu kacang diracik pas dan isiannya memakai suwiran daging sapi.

Sambil makan, sambil mereka memperhatikan paduka Anang.

Makin diperhatikan, makin sadar mereka bahwa memang ada yang tak biasa. Wajah penjual cilok yang mereka puja-puji ini tidak punya lekukan di atas bibir.

"Kok bisa gitu ya?" bisik Emak yang banyak kutu kepada Emak bertubuh gempal.

Yang dibisiki hanya
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status