Belum terlalu malam, tapi nightclub sudah mulai dipenuhi para pengunjung. Bartender menuang minuman untuk Julian, sang dokter sedang bebas tugas menikmati suasana menatap wanita cantik di sekitarnya.
Pemilik nightclub baru saja ingin menyesap minuman, bartender mencondongkan diri berbisik pelan memberi tahu tentang sesuatu yang menarik dan mencengangkan.
"Doctor Julian, aku rasa malam ini akan ada keributan di sini!"
"What's going on, James?"
"Apa gadis itu bukan kekasih sahabatmu, sang mafia Tuan Gabriel Nostra? Mengapa berdua dengan pria lain?"
"Kau harus periksakan matamu! Mungkin kau salah li----?"
Julian menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh bartender James. Oh shit! Gadis itu bermain api dengan sang mafia, sahabat dekatnya. Alexandra bersama pria yang dikenal lama oleh Julian. Michael seharusnya ke Milan berbisnis dengan Gabriel, bukan merebut kekasihnya. Dan di ujung sana mereka asyik berdansa dan tertawa.
Baru saja Julian akan
Sejak kejadian malam itu Alexandra menghindari Gabriel, begitu pun sebaliknya. Kesalahan fatal yang dilakukan gadis itu cukup melukainya. Ia tidak mengira, ini hanya sebuah permainan yang akan menyebabkan sang mafia begitu emosi terhadapnya.Puri Milano tak ada kehidupan lagi, makin bertambah sunyi. Gabriel hanya melewati pintu kamar yang tertutup di mana Alexandra berada di dalamnya. Ia tak akan mengusik kehidupan gadis itu lagi. Mereka selesai dengan semuanya.Sampai pagi hari, ketika pelayan Albert menyajikan sarapan untuk putra Frank Nostra. Tak ada sosok Alexandra berada di kursinya, dengan heran ia menanyakan tentang keberadaannya."Gabriel, mengapa Nona Alexandra tidak ikut makan bersamamu? Ia akan terlambat ke kantor bersamamu nanti!""No Albert, ia bukan lagi asisten pribadiku, tapi partner perusahaan. Tidak pantas bagiku untuk memperlakukannya seperti itu lagi. Sejak lama aset ayahnya, Daniel Camorra telah bergabung bersama milik ayahku. Urusan
Keadaan yang sama di Naples. Zio Anthony sungguh tidak mengetahui yang terjadi dengan Alexandra Camorra dan Gabriel Nostra. Adiknya Angela tiba-tiba mendesak dapat bertemu Zio Gabriel di Puri Milano. Dia memaksa kakaknya menemani dirinya ke Milan. "Alexandra, sebaiknya selesaikan masalahmu. Gabriel menghubungiku kau harus ke Milan menandatangani surat perjanjian baru mengenai aset ayahmu. Pergilah bersama Angela dan pengasuh Elisa, pulanglah jika kau ingin kembali ke sini lagi!" "Tapi Zio Anthony, itu hanya alasan Gabriel agar aku datang ke Milan!" "Anakku, Gabriel tak perlu memaksamu ke Milan! Tapi ini menyangkut mengenai warisan dari ayahmu. Jika kau tidak menyukai dirinya, tak akan masalah. Dia bisa memindahkan ke Naples sekejap saja, urusan kalian benar-benar selesai. Tapi tidak semudah itu, karena tambang emas dan berlian ini di bawah kekuasaan kalian bersama Bratva Rusia." "Oh! Aku mengacaukan segalanya, tak mengira jika sampai sejauh itu masalahnya!" "Alexandra, jangan pern
Puri Milano kembali ceria dengan tawa Angela Camorra, debat kecil antara Alexandra dan sang mafia. Satu minggu sudah sang putri kecil pun merengek lagi, ia ingin tidur di kamarnya yang lebih cantik di Napoli.Zio Anthony menyanggupi menjemputnya di kantor Gabriel sekaligus memeriksa keadaan di sana. Alexandra bekerja lagi sebagai partner perusahaan, bukan lagi assistant pribadi Gabriel Nostra. Semua begitu cepat berubah, mereka lebih dewasa dari sebelumnya."Morning, Gabriel!""Hai Zio Anthony, maafkan aku jika kau yang harus menjemput Angela ke Milan.""No problem! Aku juga ada keperluan bertemu client di sini. Bagaimana keadaan kalian selama di Puri Milano, apa kedua keponakanku menyusahkanmu lagi?""Sedikit, tapi aku senang Angela datang merepotkanku dengan begitu aku sering berada di rumah, tidak berkeliaran lagi. Mereka tiba sebentar lagi, tadi aku ke kantor lebih dulu untuk menyiapkan pertemuan client""Sebaiknya kau segera menikah, Ga
Pertemuan client tadi pagi berjalan sukses dan lancar. Namun tak sesuai dengan pikiran dan hati Alexandra. Kembali sore ke Puri Milano, dia begitu kesal terus mendiamkan Gabriel yang terus mengajaknya berbicara. Satu client seorang wanita muda, lajang dan berpenampilan glamour datang bekerja sama perusahaan mereka. Maria Novella gadis cantik keturunan keluarga kaya berasal dari Venesia. Tak cuma Gabriel menahan saliva, clients pria lain pun menaruh minat sama ke wanita yang terlihat lebih segalanya dari Alexandra Camorra. Gabriel keparat-! Dia menerima ajakan makan siang bersama Maria, meninggalkan sendirian di ruang kerjanya. Saat sang mafia datang mengambil berkas dan mengajaknya pulang, dia tak ingin berbicara banyak. Bagaimana bisa Gabriel tadi pagi memintanya menikah, namun belum satu jam pria brengsek itu sudah menggandeng wanita lain di depan matanya. Maria Novella begitu senang diperlakukan sangat manis romantis seusai pertemuan kerja. Dia tak menyangka sang mafia tampan
Bersama Romano dan Alano masuk ke dalam lift, melihat sang mafia pergi bersama Maria Novella. Seketika Alexandra langsung merasakan patah hati karenanya. Kedua pengawal tak memberikan komentar apapun. Mereka sangat menghargai perasaan keponakan Anthony Marriot. Gabriel Nostra bertingkah aneh, setelah bertemu teman bisnis baru. Sungguh mencurigakan! Alexandra berpikiran sama, kecantikan Maria menghipnotis Gabriel begitu saja. Saat Romano dan Alano mengantarkan sampai ke kantor sang mafia, tiba-tiba gadis itu memberi perintah. "Tolong carikan profile tentang wanita bersama Gabriel saat ini. Aku harap pria keparat itu tak terperdaya menghancurkan perusahaan kita. Aset ayahku lebih berharga daripada kerjasama mereka berdua!" "Ide bagus Camorra, aku pikir kau cemburu karena Gabriel terus bersamanya. Tapi lebih baik waspada, kami akan carikan data tentangnya." "You fucking shit, Alano!" Pendapat pengawalnya menyebalkan, mereka di suruh bekerja bukan berkomentar. Alexandra meletakkan t
Seminggu kemudian Gabriel memberi tahu Alexandra dan kedua pengawal, dia akan pergi ke Venesia sendiri saja. Siapa lagi yang dikunjungi, kalau bukan wanita brengsek itu! Mungkin bercengkrama di atas perahu gondola lebih romantis baginya daripada di kota Milan dengan Alexandra. Gadis itu tidak mau membicarakan lagi tentang keduanya. Hari pertama Gabriel berangkat ke bandara Malpensa, sudah tak ada tegur sapa antar mereka meskipun berjanji kembali dalam secepatnya. Tapi di hari ketiga, pria itu belum pulang juga. Romano dan Alano mendesaknya menghubungi Gabriel di Venesia. Mereka bertugas untuk mengawal putra Frank Nostra, bukan duduk diam di kantor. Tapi gawainya tak dapat di hubungi, sungguh mencurigakan! "Keparat Gabriel! Kenapa tidak memberi kabar dan harus berlama-lama di sana. Jika memang ingin berlibur seharusnya dari awal saja, lalu mengapa kau tidak ikut dengannya, Camorra?" "Aku rasa ini bukan masalah pekerjaan tapi kepentingan pribadi Gabriel, tidak pantas bagiku mencam
Ting! Sebuah pesan masuk di gawai Alexandra saat baru saja selesai makan malam, kembali ke kamarnya. Dia ingin tidur cepat melupakan kejadian sore tadi. Unknown number! Kemudian melihat isi pesannya, betapa terkejut gadis itu mengernyitkan dahi. Beberapa photo dikirimkan padanya. Tubuh sexy Maria memeluk Gabriel menikmati suasana Venesia, dan lebih mengerikan bagi Alexandra Camorra harus melihat mereka berdua sedang tidur bersama di ranjang mewah. Pengkhianatan terbesar dilakukan pria itu di waktu yang sama ingin menikahinya. Dasar kau manusia terkutuk, Gabriel Nostra-! Gawainya dilempar begitu saja, dan menangis diam-diam di bawah selimutnya. Kekecewaan begitu besar, tak ada yang perlu diselamatkan lagi dalam hubungan mereka. Hatinya terus mengumpat. Persetan dengan perusahaan, pekerjaan kantor! Setengah jam terisak membuatnya lelah, tapi pikirannya terus memutar tampilan photo sexy mereka. Pntu kamarnya tiba-tiba terbuka tanpa ada ketukan. Gabriel sudah pulang, melihat raut
KNOCK KNOCK! Ketukan keras di luar pintunya cukup mengganggu, tak sabar membukanya. "Camorra, apa yang kau lakukan di sini?" serunya terkejut. Alexandra memohon padanya. "Sorry Julian, aku butuh bantuanmu lagi!" Belum usai berbicara, seorang wanita datang menghampiri mereka. Damn it! Ternyata Julian tidak sendirian malam ini tapi sedang berkencan, benar-benar berada di salah ruang dan waktu. "Maafkan aku, Julian! Aku rasa lebih baik mencari tempat lainnya, lain waktu kita bertemu lagi!" Dengan sigap Julian menangkap tangannya. "No Way! Masuk dan beristirahatlah di kamarku yang lain. Apartemen ini cukup menampung dirimu!" Dokter Julian mengajak ke dalam, matanya menoleh ke teman kencannya agar diam, walau wanita itu curiga dan cemburu pada Alexandra. Wanita yang hanya memakai selimut dan tak mengenakan apa-apa dibaliknya, langsung kembali ke kamarnya lagi. Julian menyusul secepatnya, setelah berbicara dengan Camorra terlebih dahulu untuk tidak pergi kemana-mana lagi karena hari s