Dokter Julian dan pasangannya, Carina datang memberi ucapan salam atas keberhasilan Gabriel mengalahkan egonya, menikahi gadis cantik bernama Alexandra Camorra."Tak aku sangka ternyata gadis itu luruh dalam rayuan mautmu!" canda Julian ke sahabatnya.Gabriel tersipu. Sahabat karibnya sejak dulu bagai saudaranya sampai saat ini. Keluarga Julian datang juga ke pernikahannya saat ini. "Sialan kau, sudah ku bilang Alexandra akan menjadi milikku selamanya. Dan kalian berdua pun harus mengikuti jejak kami selanjutnya!"Carina pun langsung menunjukkan cincin pertunangan mereka ke wajah Gabriel. Gelak tawa pun terdengar meriah di antara mereka bertiga. Julian lebih dulu meminta kekasihnya untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.Gadis itu memang mencintainya, tak menolak yang menjadi harapannya sejak dulu, menikahi dokter tampan dan menjauhkan dari wanita jalang penggoda calon suaminya.Seketika suasana berubah hening, alunan lagu berganti.Gabriel tersentak menoleh ke atas tangga, ca
PRANKK-! Segelas cangkir melayang, membentur keras ke dinding. Tidak ada satupun yang berani bergerak sampai sang mafia muda dan tampan memberi perintah. Pagi ini di kantornya, Gabriel Nostra sangat marah mendengar berita buruk karena ulah penjaga yang tidak becus melindungi logistiknya di pelabuhan. Satu kontainer yang berisi persenjataan canggih, keluaran terbaru bernilai jutaan Euro telah dirampok oleh kelompok mafia ĺain. Gabriel menyulut rokok berulang kali, mengalihkan emosi. "Keluar dari sini, atau aku tembak kalian-!" usirnya keras. "Baik, Tuan Muda-!" Romano menunduk hormat, diikuti pengawal lain bergegas keluar/ Sungguh tak masuk di akal jika ada seorang gadis mampu merampas logistik Gabriel Nostra semudah itu. Namun rekaman CCTV di pelabuhan sangat jelas. Langsung menunjukkan siapa pelakunya. Gadis cantik yang bernama Alexandra Camorra-! Selama ini Gabriel tak pernah mendengar nama gadis itu. Tapi dia yakin, ada nama pemain besar lain yang begitu berani melindungi di
Dua hari berlalu dari perjanjian mereka di taman kampus. Gabriel Nostra mendatanginya, menemukan gadis itu duduk di sana lagi. Wajah cantik Alexandra Camorra terlihat tetap sama, sayang gadis itu sengaja menyembunyikan dari semua pria, termasuk sang mafia. "Apa kau kehilangan ini?" "Oh, ini bukuku! Kenapa ada di tanganmu?" "Kau meninggalkan di kursi taman. Kupikir ada baiknya bertemu denganmu di sini." Tapi bukunya ditarik lagi oleh Gabriel, tangan Alexandra tidak bisa meraihnya. Pria itu sengaja menggoda, mempermainkannya. Tubuh Alexandra terlalu mungil sementara Gabriel Nostra tinggi besar. Tangan kecilnya menyentak dadanya yang berotot. "Brengsek kau, kembalikan bukuku!" "Kembalikan logistik milikku dulu! Jika malam ini tidak kau antarkan, aku bakar bukumu dan seluruh hidupmu!" "Bedebah kau, Gabriel. Sungguh, aku tak tahu di mana lokasi barang milikmu!" "Lalu siapa yang menyimpan isi dari kontainerku saat ini?" "Aku tidak bisa menyebutkan, bagian tugasku hanya menyerang da
Malam yang memilukan dan memalukan bagi Alexandra Camorra. Dia memaksakan diri agar dapat pulang pagi ini, memanggil sebuah taxi mengantarkan kembali ke kediaman ayah tiri. Baju pestanya berganti kaos putih milik Gabriel Nostra yang kebesaran di tubuhnya. Tiada peduli yang penting bisa menutupi diri, namun tetap dia tak mampu menyembunyikan semua kebodohannya. Sampai di kamarnya sendiri. Alexandra hanya mampu membersihkan diri kemudian terlelap tidur berjam-jam di atas ranjang. Sendi tulangnya terasa remuk redam tak memiliki kekuatan mengangkat tubuhnya lagi. Semua dihancurkan oleh pria terkutuk itu! Angela duduk menemani, senyum miliknya seperti mendiang ibunya. Betapa gadis itu rindu kedua orang tuanya yang telah tiada. Pengasuh Elisa membantu menyuapi makan, memberi vitamin agar cepat pulih kembali. Wanita paruh baya itu telah bekerja lama di sini, sebelum ibunya menikahi mafia kejam Zio Antonio. Posisinya berganti dari pelayan menjadi pengasuh khusus kedua putri Nyonya Rose.
Gabriel meneruskan pekerjaannya di Puri Milano. Pengawal Romano datang membawa berkas penting dari kantor untuk dipelajari dan ditandatangani. Beberapa project proposal dari clients menunggu jawaban. Investor asing siap bekerja sama dalam pengembangan business information dan technology di perusahaannya. "Apa kau yakin aman membawa gadis itu kembali ke Puri ini?" tanya Romano ingin tahu. Gabriel tertegun menghentikan ketikan di laptop. "What's going on, Romano?" tanyanya balik. Wajah pengawalnya terlihat risau. "Aku temukan sesuatu tentang gadis itu tinggal di kediaman musuhmu, milik Tuan Antonio!" Damn it! Gabriel mendesaknya lagi, "Apa Alexandra Camorra adalah putri Tuan Antonio?" Romano menggeleng. "Dia hanya putri tirinya. Nyonya Rose menikahi Tuan Antonio, namun terbunuh tiga tahun lalu. Alexandra memiliki seorang adik perempuan, Angela Camorra. Tidak ada lagi anak lainnya dari pernikahan mereka." "Oh! Sungguh malang nasib gadis itu. Tapi mengapa dia mau menjadi mesin pembu
"Gabriel, mengapa kau bawa adikku ke sini?" "Pstt_---- biarkan ia istirahat di kamar tamu, kau tidak bisa membawanya kemana-mana membuatnya lelah!" "Aku bisa menyewa tempat tinggal lain. Sebaiknya kami pergi dari Puri ini!" "Apa kau mampu menyewa apartment di Milan, membiayai kuliah dan membeli makanan adikmu?" Alexandra Camorra terdiam. Mungkin mereka bisa bertahan satu-dua bulan tapi tidak seterusnya. Angela dibaringkan di kamar mewah, dan dua bagasinya sudah diangkat ke dalam oleh Romano. "Adikmu aman di sini, pelayan Albert akan menjaganya. Apa kau ingin tidur di kamarku?" "Damn you!" "Aku tidak akan menyentuhmu lagi." "NO WAY!" Gabriel melirik Alexandra langsung mundur menjauhi. Gadis ini memang cukup berbeda dari yang lain. Ia tidak terbiasa dengan sentuhan pria. Ia melakukan kesalahan besar tak mungkin bisa memperbaiki lagi. "Ikuti aku, kita bicara di ruang kerjaku!" Huh! Alexandra mengiku
Jet pribadi Gabriel terbang ke angkasa meninggalkan Milan menuju Naples yang memakan waktu perjalanan tidak lama, hanya 1 jam 5 menit. Alexandra Camorra menyiapkan diri, kali ini mentalnya terasah keras. Ia harus melawan pasukan Fausto yang pernah di pimpinnya saat merampok logistics milik Gabriel Nostra. Clicks Suara lighter menyala, laki-laki itu mengambil duduk di sampingnya dan Romano di seberang meja mereka. Beberapa senjata dan amunisi sudah siap di gunakan terletak di atas meja mereka. "Kau siap menghancurkan pasukanmu sendiri, Camorra?" "Yeah, aku harus membayar utangku padamu. Jadi langkah terbaik aku ambil barang-barang milikmu kembali. Tidak mungkin seumur hidupku mendapatkan uang jutaan Euro. Aku ambil resiko yang pernah di jalani sebelumnya!" "Siapa sebelumnya yang mengajarkan kau menggunakan senjata, apa kedua orangtuamu tidak pernah memberikan mainan boneka atau lainnya?" "Aku tidak inga
Naples Zio Anthony sangat senang bertemu lagi dengan Gabriel dan Alexandra. Oh No! Lengan gadis itu terluka! Ia langsung memarahi Gabriel Nostra di luar ruang kerjanya. Sementara dokter pribadinya di dalam sibuk memeriksa luka gadis itu. "Brengsek, mengapa kau membiarkan dirinya terluka huh!" "Ia menahanku melepaskan tembakan, setelah mendengar kesaksian Fausto membunuh kedua orang tuanya. Gadis itu membalas cepat dengan lemparan pisau ke leher musuhnya!" "Good job! Assistants pribadimu seorang wanita tangguh, siapa dia sebenarnya?" Gabriel menyalakan cigarette, mengisap dalam-dalam dan menghembuskan asap dengan keras. Anthony tidak sabar menunggu jawabannya. "Aku tidak mengenalnya sampai gadis itu di ketahui sebagai perampok logistics milikku. Ayahnya tewas kecelakaan dan mobilnya terbakar hebat. Ibunya Rosa menikahi keparat Antonio, tapi terbunuh dua tahun lalu!" "Rosa? Rosaelia maksudmu?" "Ada apa Zio Anthony, apa ka