Home / Urban / THE GREAT MAN / KIARA DIJUAL?

Share

KIARA DIJUAL?

last update Last Updated: 2022-02-03 18:59:34

"Kiara sudah kami jual!" Seru Rosita lantang. Sungguh lancang dia mengatakan ini tanpa merasa berdosa. 

Nanar lah Joe mendengar itu. Seketika wajah Joe menjadi  bengis menatap ibu kandung dari mantan istrinya. 

Sudah gila! Apa yang dia katakan! Batin Joe. 

Sementara Salika dan Felicia tercengang mendapatkan ibunya berkata cablak seperti ini. Bukankah perjanjiannya kalau keluarga ini sudah sepakat untuk merahasiakannya dari Joe? 

"Sepertinya sudah tidak perlu lagi kita tutup tutupi dari laki laki busuk ini! Kau mencari Kiara? Sampai kiamat pun tidak akan kau temui lagi Kiara di rumah ini. Karena Kiara sudah aku tukar dengan gelang cantik ini." 

Langsung mendidih bola mata Joe mendengarnya. Sungguh bajingan mereka! 

Tanpa rasa bersalah Rosita memamerkan gelang cantik Queen's Mary senilai 1,5 juta US yang dia dapatkan dari hasil menjual Kiara. Nyaris seharga kalung yang Joe hadiahkan untuk Jilly. Tapi sayangnya Jilly mengira itu barang tiruan. Padahal niatan Joe membelikan itu sebagai hadiah kejutan untuk Jilly karena sudah setia menunggunya. Dan Joe pun akan mengungkap siapa dirinya yang sebenarnya. Dan juga sebuah Mansion mewah lengkap dengan fasilitas yang berada di tengah tengah pulau termasuk helikopter pribadi sudah Joe siapkan untuknya. Joe berpikir, sudah seharusnya Jilly tau siapa aku. 

Namun justru Joe lah yang diberi kejutan oleh Jilly dengan mendapatkannya berselingkuh di kamar yang dulu pernah menjadi saksi kisah cinta Joe dengannya. 

"Kemana kalian jual anakku?" Suara Joe terdengar tenang, namun sorot matanya begitu tajam. 

"Hei Joe! Kau pikir kami mau merawat anak haram itu, hah? Apalagi dia lahir dari bapak penjahat sepertimu! Gembel! Dan miskin! Tidak mungkin keluarga Miller akan menampung anak haram itu. Lagipula, Jilly tidak mempermasalahkannya. Jadi dari pada mubazir, lebih baik aku jual saja pada yang membutuhkan. Dan ternyata, anakmu dihargai sangat tinggi," ujar Rosita. Sungguh, tanpa merasa berdosa dia mengatakan ini. 

Habis sudah kesabaran Joe. Semua tenaga sepertinya sudah terkumpul di kepalan tangan. Sekali terhempas dan mengenai wajah, tentu akan membuat orang yang menerimanya pingsan. Apalagi seorang Rosita, mungkin bisa mati ditempat kalau sampai itu terjadi. 

Tentu saja Ferdinan dan Tim serta laki laki lain yang ada di rumah ini tidak membiarkan Joe untuk menyentuh Rosita. Pak Tim sudah siap dengan senjata tongkat listrik yang siap dia hunuskan ke tubuh Joe kalau sampai Joe macam macam untuk mencoba mencelakai tuan rumah. 

Joe pun sadar kalau dia nekat dan salah ambil keputusan justru dirinya yang akan dirugikan. 

Walaupun bisa saja Joe mengalahkan semua laki laki ini dengan tangannya. Tapi tetap saja, dia harus memikirkan resiko kemungkinan sampai yang terkecil sekalipun. Karena kalau sampai alat setrum itu mengenai tubuhnya, seketika Joe akan terkapar. Dan setelah itu, bisa saja mereka melakukan sesuatu yang lain yang bisa mencederai diri Joe. 

Untuk sementara Joe berusaha meredam emosinya dan memikirkan cara lain untuk menemukan Kiara. 

Pasti orang yang merawatnya bukan orang jauh, pikir Joe. 

"Hei Ferdinan, bukankah kau ingin membawaku kembali ke penjara?" Joe sengaja memancing si mata duitan itu keluar dari rumah ini berdua dengannya. Dengan begitu, Joe dengan mudah membuat mulutnya Ferdinan mengaku kepada siapa keluarga Miller menjual putrinya. 

"Rupanya kau sudah tidak sabar untuk bertemu teman teman gembelmu di sana, haha," sahut Ferdinan sambil tergelak. Namun rupanya, Rosita membisikan ke telinga Ferdinan. Dan setelah itu, Ferdinan seperti tidak tertarik lagi untuk membawa Joe kembali rumah tahanan. 

Entah apa yang Rosita bisikan, tapi Ferdinan jelas mengatakan, "kali ini kau aku biarkan kau bebas. Sebaiknya kau pergilah. Angkat kaki dari sini sebelum pikiranku berubah." 

Sial! Sepertinya mama Jilly tau apa yang akan aku lakukan pada Ferdinan, batin Joe. 

Namun begitu, tapi ini kesempatan bagus juga untuk Joe menghindar dan memikirkan cara lain untuk mendapatkan Kiara. Karena memang, tujuan Joe adalah Kiara. Joe sudah tidak ada urusan lagi dengan keluarga penghianat ini. 

***

Ting! 

Joe membuka pesan singkat dari Ceasar. 

'Master Joe. Temuilah Jack Palm direksi Bank X. Pimpinan sudah menyiapkan uang senilai dua milliar dollar yang bisa anda gunakan untuk kebutuhan anda mencari putri anda yang ada di dalam kartu Black Diamond yang harus anda ambil ke bank X International. Dan akses yang bisa membuka itu hanyalah pindai jari anda. Apa perlu saya temani?' 

'Tidak perlu. Aku bisa mengambilnya sendiri. Kau fokus saja pada pencarian putriku. Dan katakan pada pimpinan, setelah pekerjaanku di sini selesai, aku akan segera kembali ke Menara. Dan jangan lupa kabari kalau kau menemukan informasi apapun tentang putriku.' 

Jack Palm, nama itu sepertinya tidak asing bagiku. Oh iya aku ingat, gumam Joe dalam hati. 

Setelah membalas pesan ini, Joe langsung mematahkan kartu SIM dan juga menghancurkan iphone x miliknya. Dia tidak mau dirinya terlacak dengan apapun yang bisa menghambatnya menemukan siapa pembunuh Nadira dan juga menemukan putrinya Kiara. Joe tidak bisa mempercayai siapapun di sini. Karena itu, dia harus tetap menjadi Joe Hans yang dikenal sebagai sekurity di perusahaan PT Prima Multiguna. 

Kiara, tunggu papa sayang, gumam Joe dalam hati sambil membayangi wajah manis putrinya yang masih berusia dua tahun. 

Tidak terasa, Joe sudah sampai di pintu lobby bank X international. Dengan pakaian ala kadarnya, tentu saja membuat semua orang yang berpapasan menatap remeh dirinya. Termasuk sekurity bank yang kebetulan lagi bertugas menjaga pintu lobby, memperhatikan Joe dari atas sampai bawah. Pikirnya, siapa pengemis ini? Apa dia tidak tau kalau pengunjung di bank ini harus mengenakan kemeja dan sepatu bukan kaos poloshirt dengan sendal gunung seperti itu? Sudah gila mungkin dia. 

"Hei berhenti!" Tahan seorang sekurity dengan menghalangi jalan Joe sambil memamerkan senjata api laras pendek yang ada di pinggangnya. Memang, khusus  di bank ini semua petugas keamanan dibekali senjata api dengan alasan keamanan. Tidak terkecuali satpam. Lantaran bank X merupakan salah satu bank dunia yang trafiknya begitu padat. 

"Kau mau kemana?" Tanya petugas yang satunya dengan menatap remeh Joe. 

"Aku ingin mengambil uangku, apa kalian bersedia membantuku?" 

Tentu saja membuat mereka berdua terkekeh. 

"Sudah gila! Kau lagi menghayal ya? Kalau mau ngamen jangan di sini! Tuh di warung sana!" 

Joe hanya geleng geleng kepala. Malas meladeni mereka sebenarnya dan berhendak ingin masuk saja. Namun, begitu kaki Joe mulai bergerak, sekurity itu sudah menarik lengan Joe kembali. 

"Dasar pengemis! Apa kau pikir ini warung kaki lima! Tuh baca!" Pada saat mengatakan ini, petugas itu menunjukan selembaran tempelan yang menerangkan larangan bagi pengunjung. Joe mendapatkan kalau gambar kaos dan sendal dicoret huruf x, yang menandakan kedua benda itu tidak diperkenankan untuk dipakai masuk ke dalam bank. Tapi uniknya, kenapa binatang peliharaan diperbolehkan masuk? Serendah itu kah orang berpakaian kaos dan sendal kalah dengan gu guk yang hina? 

"Aku tidak ada waktu untuk membeli itu. Lagipula aku sudah menghubungi Jack Palm sebelumnya. Dan dia tidak mengatakan apapun padaku selain mengundangku datang saja," ujar Joe. Dengan santainya dia menyebutkan nama direksi bank X yang sangat disegani semua orang. Sungguh, membuat kedua petugas itu sempurna kaget sejadi jadinya. 

"Bukan cuma penampilanmu yang kotor. Tapi mulutmu juga tidak punya aturan. Apa kau tidak punya sopan santun, hah? Kau tau siapa orang yang sudah kau sebut seenak jidatmu?" 

"Jack Palm? Direksi di sini kan?" Sahut Joe santai. Sungguh, membuat petugas semakin geram. 

"Pergi kau dari sini!" Usir petugas itu dengan kasar, sambil mendorong tubuh Joe. Sementara yang satunya lagi sudah nampak siap siap dengan senjata apinya. 

"Dasar pengemis! Kau mau membuat kericuhan di sini, hah!" Hardiknya. 

"Hentikan!" 

Saat yang bersamaan, seorang pria mencoba menahan kedua sekurity itu. Begitu Joe menoleh, dia mendapatkan laki laki berpakaian rapi yang sedang memasukan kedua tanganya ke dalam saku. Joe kenal betul siapa laki laki itu. 

"Tuan. Maaf tuan. Dia hanya pengemis yang ingin mencari keributan di sini," ujar petugas. 

"Iya. Iya saya tau siapa dia." 

"Jadi tuan kenal dengan orang ini?" Sempat merasa takut kedua sekurity itu ketika tau kalau manager bank X mengenalnya. Khawatir, dia marah lantaran bersikap kurang sopan terhadap sahabat atau sodaranya. 

"Maaf tuan kami tid-." 

Pria berdasi itu menyela cepat, memotong dengan tangannya. "Kalian tidak perlu minta maaf. Justru saya senang karena kalian sudah bertugas dengan baik." 

Kedua petugas itu saling pandang, heran. 

"Hei gembel! Apa yang mau kau lakukan di sini hah?" Yang mengatakan ini adalah Kevin Moore, pacar Salika Miller yang rencananya akan melangsungkan pernikahan bulan depan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Bima aja
ceritanya sangat buaguuuuuuuuuuus
goodnovel comment avatar
Gaara Kokoro
betul betul betul , tokoh laki-lakinya terlalu bego .
goodnovel comment avatar
Boutuh Ghanal
Nah.....pada bab ini sudah mulai keliatan bego dan dungunya si tokoh lelakinya.....lalu ceritanya gak masuk akal dan ngawur. Apakah situs² novel begini hanya khusus utk penulis² goblok?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • THE GREAT MAN   PESAN MISTERIUS YANG KEDUA

    “Tidak ada yang serius, pa,” sahut Joe sambil mengurai senyum. Kemudian, dia meletakan ponselnya di atas meja. Namun tidak lama setelah itu, pesan kedua dari pengirim tidak dikenal mengisi halaman notifikasi.Joe penasaran ingin membukanya. Tapi prof Ferguso langsung menegur,”sebaiknya kau kesampingkan dulu urusan kerjaanmu. Kita di sini untuk happy.”Dan Joe pun tersenyum. Dia sependapat dengan saran ayah angkatnya.Mereka semua bersulang minum untuk merayakan hari kebahagian ini. Nampak sekali wajah-wajah ceria penuh kesenangan terpancarkan dari semua orang yang ada di sini. Tidak terkecuali keluarga Miller yang sudah berangsur-angsur berkurang rasa bersalahnya terhadap Joe. Apalagi Joe sudah melupakannya.Tidak lama acara makan dan minum selesai, Joe meminta ijin untuk meninggalkan meja makan sejenak. Dia ingin bersantai di balkon dengan puterinya. Prof Ferguso mengijinkan.Pergilah Joe menuju tempat santai yang dari situ bisa melihat seluruh lampu yang menerangi kota ini. Sangat i

  • THE GREAT MAN   TANGKAI MAWAR YANG BERDURI

    Setengah jam yang lalu pesta berakhir. Namun prof Ferguso masih belum ingin mengakhiri kerinduannya dengan Joe begitu saja. Dia mengundang Jeriko dan keluarga Miller untuk bergabung dengan pesta kecil miliknya. Ya anggap saja untuk merayakan kembalinya puteri semata wayang Joe yang hilang. Dan sekarang mereka semua sudah berada di ruangan khusus milik prof Ferguso. Mereka duduk di meja panjang dengan hidangan yang tidak kalah istimewa dengan yang di bawah tadi. Suasana sekarang tentu saja berbeda dari sebelumnya. Mereka sudah tidak bisa lagi memandang Joe sebelah mata walaupun dengan penampilannya yang buruk. Bahkan sekarang membuat wanita-wanita cantik dari keluarga Miller tidak berani menengadahkan wajahnya untuk menatap Joe secara langsung. Semua tertunduk malu atas sikap mereka selama ini terhadap Joe. Pun juga Jeriko yang mendadak bingung harus bersikap seperti apa di depan pemuda yang penah dia hina dan remehkan. Di sini dia baru sadar, kalau pantas saja Joe memiliki ilmu bel

  • THE GREAT MAN   SEBUAH UNGKAPAN

    Cerita ini bermula ketika Aland Miller mengalami masalah dengan anak perusahaan prof Ferguso yang berada di negeri Asal. Prof Ferguso begitu marah ketika ada orang yang berkeinginan untuk menikungnya dari belakang. Dan setelah diusut, nama Aland Miller keluar sebagai target utama.Aland Miller ditangkap anak buah prof Ferguso dan hampir mati disiksa. Namun di sini prof Ferguso masih punya hati dan ingin memaafkannya. Tapi tentu saja dengan syarat."Perbuatanmu sudah tidak bisa dimaafkan. Tapi, aku masih bisa mengampunimu kalau kau mau bekerja-sama denganku," kata prof Ferguso pada Aland Miller yang wajahnya sudah penuh luka dan darah dengan kedua tangan terikat menggantung juga tanpa pakaian kecuali selembar celana dalam."Apa kau mau menerima tawaranku?" tanya prof Ferguso, yang mau tidak mau dijawab iya oleh Aland Miller atau dia akan mati."Bagus." Prof Ferguso menepuk pipi Aland Miller. "Saat ini, ada putraku yang sedang mengemban tugas di negeri ini. Mungkin statusnya akan diraha

  • THE GREAT MAN   SEMUA TERTUNDUK MALU PADA JOE

    "Papa! Apa-apaan ini! Jangan mempermalukan diri kamu di depan banyak orang! Kamu tidak pantas memberi hormat sama pemuda kampung seperti dia!" Jangankan Rosita atau semua orang yang ada di sini, bahkan Joe sendiri pun bingung kenapa Aland Miller bisa seperti itu terhadap dirinya?Apa prof Ferguso sudah memberi tahu siapa aku sebenarnya? Dan tiba-tiba saja ... Plak! Aland Miller menampar istrinya dengan keras di depan banyak orang. "Kau tidak pantas berbicara kasar pada tuan Joe Hans, putra semata wayang prof Ferguso yang juga merupakan pangeran negeri Menara!" bentaknya, yang langsung membuat semua orang tercengang, sementara Rosita menahan sakit dan juga malu yang luar biasa. "Apa! Tidak mungkin!" Sontak semua orang kaget. "Mustahil! Tidak mungkin!" Salika masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan papanya. "Pa, jangan membodohi kami!" "Maafkan keluargaku prof Ferguso. Memang mereka tidak pernah tau siapa tuan Joe Hans. Karena sejak anda menugaskanku menjadi agent, aku tida

  • THE GREAT MAN   SELAMAT DATANG KEMBALI MASTER JOE

    "Hei penjaga! Apa kerja kalian sampai membiarkan orang gila masuk ke acara besar seperti ini!" Seru salah seorang tamu undangan prof Ferguso, sebut saja dia Kenan. Dia baru saja berhasil meyakinkan prof Ferguso untuk menjadi donatur di perusahaannya. "Sudah gila! cepat usir dia!" ucap Matias, CEO perusahaan otomotif terbesar di negeri Menara. Dia juga baru mengajukan proposal kerja sama dengan prof Ferguso untuk mengekspand usahanya. Namun prof Ferguso masih mempertimbangkannya, kemungkinan setelah acara ini dia akan memutuskan untuk mengambil atau melepasnya. Gegas beberapa penjaga menghampiri kerumunan, mereka nanar mendapatkan pemuda dengan pakaian kusuh berada di tengah-tengah acara penting. Wajah mereka pun berubah kencang. Bahkan laki-laki ini tidak pantas untuk sekadar menjadi tukang bersih-bersih di Castile ini, pikir mereka. "Apa yang kau kerjakan sampai bisa meloloskan orang gila ini, hah!" Hardik William, kolega Ferguso, berbicara pada penjaga itu. Seketika orang jadi

  • THE GREAT MAN   SAATNYA UNJUK DIRI

    "Sudah seharusnya anda mengenakan pakaian kebesaran, master Joe."Ceasar memberikan satu setel jubah terbaik yang dimiliki seorang kstria hebat di negeri Menara. Tidak sembarang orang yang bisa mengenakannya. Itu bagaikan pakaian raja yang tidak mungkin dikenakan rakyat biasa. Joe sudah menerima, namun dia belum mengenakannya. "Apa tidak berlebihan sampai aku mengenakan jubah kebesaran ini?""Justru ayah ingin mengenalkan pada semua orang yang ada di bawah sana siapa putra terbaik ayah yang pantas menggantikan posisi ayah nanti. Dan orang itu adalah kamu. Kamu lah pewaris yang tepat untuk menggantikan posisi ayah kemudian," ujar prof Ferguso. Dengan begitu, tidak ada alasan lagi untuk Joe menolaknya. Kemudian, dia mengganti baju yang kusam dengan jubah yang mewah. Sejurus kemudian, Joe sudah siap dengan penampilan barunya. Sementara itu dibawah sana Rosita dan dua putrinya sedang sibuk membantu kapten Frans untuk mencari Joe yang dianggap penyusup. Mereka sudah mencari sampai kesel

  • THE GREAT MAN   PROF FERGUSO AKAN MENGENALKAN SIAPA PUTRANYA

    Rasanya tidak ada salahnya untuk mengikuti saran dari wanita-wanita cantik ini. Kapten Frans pun mengajak Rosita dan kedua putrinya masuk ke dalam ruangan monitoring CCTV yang dijaga langsung oleh anak buahnya. Di dalam ruangan itu ada empat petugas berseragam yang sedang serius bekerja, memperhatikan satu persatu layar monitor dari tembakan CCTV dari segala penjuru. "Silakan duduk," titah kapten Frans kepada Rosita, Salika dan Felicia. Dan kemudian dia berbicara pada salah seorang petugas pengendali monitor. "Bisa kau putarkan rekaman yang ada di lorong xx pada empat puluh lima menit yang lalu," pinta kapten Frans. Dengan sigap, petugas itu langsung mengikuti perintahnya. Dan sejurus kemudian, tayangan yang diminta Rosita sudah nampak di depan mata. Semua orang tertitik pada seorang pemuda yang sedang berjalan cepat menyusuri lorong xx sebelum bertemu dengan Salika dan Felicia. Penampilan yang hanya mengenakan kaos yang kusam menjadi perhatian kapten Frans dan yang lainnya. Saya

  • THE GREAT MAN   LAPORAN GILA

    Kedua putri Miller secara kebetulan bertemu dengan induknya. Mereka saling pandang heran karena mendapatkan diri masing-masing sedang berada di tempat yang sama, pos utama penjaga. "Mama, sedang apa di sini?" Yang bertanya dengan wajah bingung ini adalah Salika. Tanpa sadar, dia masih memegang sebatang rokok yang nyaris habis. Begitu bola mata Rosita berputar pada benda yang dipegang putrinya, barulah Salika membuang puntung rokok itu. "Hanya sebatang. Tidak perlu diperpanjang," katanya. Beruntung ada hal lain yang mendominasi perasaan marah Rosita dibanding melihat putrinya merokok. Dan Rosita pun mengabaikannya. "Sedang apa kalian di sini?" Dia berbalik tanya pada kedua putrinya. "Baru saja kami melihat si gembel Joe dengan penampilan compang-camping masuk ke sini, ma. Aku rasa dia sudah menyusup. Aku khawatir dia akan membuat kericuhan di sini," ujar Felicia. Berkerutlah dahi Rosita saking kagetnya karena alasan dia ke tempat penjagaan utama serupa dengan kedua putrinya. "Kal

  • THE GREAT MAN   MEMBUKA JATI DIRI

    "Dasar gembel! Kau tau, negeri ini tidak pantas untuk laki-laki sampah sepertimu!" hardik Felicia. Joe yang berpisah dengan Ceasar nampaknya salah mengambil jalan. Tadinya, Joe ingin menemui prof Ferguso di tempat khusus untuk menghindari keramaian. Dan Joe mengambil arah selatan dari Castile ini untuk segera sampai ke ruangan itu. Sialnya, dia bertemu dengan dua kakak beradik yang menjadi musuhnya. Habislah Joe menjadi bulan-bulanan mereka. "Kau itu seperti hantu gentayangan, apa kau tau! Kau sengaja ingin terus mengikuti kami, hah!"Joe yang sudah malas meladeni dua wanita judes ini hanya menyeringai saja. "Aku tidak ada urusan dengan kalian," ujar Joe dingin. Dia ingin beranjak namun kerah bajunya ditarik Salika hingga robek. Sungguh, kejadian ini membuat Joe emosi. Namun justru itu menjadikan kakak beradik itu tergelak puas. "Haha! Dasar gembel! Bajumu sudah terlalu usang. Kenapa tidak kau jadikan lap lantai saja!"Dari kejauhan Joe melihat Ceasar sudah memberi arahan agar dia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status