Ternyata cukup mudah memasuki Khanate, tidak sesuai dugaan Yu Shi sebelumnya kalau para penjaga perbatasan akan mengadakan pemeriksaan ketat. Mereka cukup mengatakan kalau mereka hendak mengantarkan barang pesanan ke Ulaankhovd, kota di perbatasan terluar Khanate, lalu para penjaga akan mengangguk sekenanya, dan mereka pun berhasil memasuki negeri Khanate.
Yu Shi memperhatikan sekelilingnya. Khanate saat ini ternyata masih sama megah dan majunya dengan Khanate saat masih dalam kekuasaan Han. Ternyata Khan Ganbold cukup pintar juga, tidak seperti Tukhestan yang karena emosi semata lantas menghancurkan peradaban yang mestinya bisa memberi mereka banyak keuntungan, batinnya satir.
“Ulaankhovd masih lebih maju daripada Chong Zhou... Bagaimana kita tidak melulu kalah dalam melawan Khanate? Bahkan sudah bagus mereka tidak menguasai kita!” Rong Xun melengos pertanda sebal.
Yu Shi ikut m
Entah mengapa bila kita sangat mengharapkan sesuatu terjadi, maka justru hal itu akan semakin sulit dikabulkan. Padahal di saat biasa hari cepat sekali berganti malam, tapi sekarang mereka menunggu datangnya malam bagaikan menunggu bergantinya hari. Mereka berdua sudah amat gelisah. Hingga akhirnya malam yang ditunggu tiba juga. Berpakaian hitam dari kepala sampai kaki serta cadar tebal untuk menutupi wajah, mereka berdua berjalan tanpa menimbulkan suara bak kucing namun dengan cepat sekali. Mereka merambati tembok demi tembok, menyusuri kelokan dan jalanan sempit, dan setelah perjuangan yang cukup menyulitkan akhirnya mereka berhasil memasuki Istana Khanate tanpa diketahui penjaga sama sekali. Yu Shi mengeluarkan peta dalam Istana dan memperhatikannya. “Kita sekarang berada di koridor Sentselg, sementara tempat penyekapan Putri yang kita perkirakan ada di koridor Tengah masih berjarak 1 mili lagi...
Mulut Enkhjargal menganga lebar, begitu juga dengan Khan Ganbold. “Apa maksudmu, Han Yu Shi? Kami tidak menyekap putri manapun!” “Jangan bohong!” Yu Shi mulai mengacungkan pedangnya. “Lepaskan dia, atau aku akan membuat perhitungan dengan kalian!” “Wah wah... Siapa kiranya yang telah menyebarkan fitnah palsu itu kepadamu? Apa jangan-jangan mata-mata Kishov, yang memang tengah ingin menjatuhkan kita... Dengan cara mengadu domba kita dengan Liang?...” Alis Khan Ganbold berkeriut keheranan. Enkhjargal menyambung. “Kukatakan sekali lagi kepadamu, kami tidak menyekap Putri Liang Feng Lan ataupun puteri Liang yang manapun juga! Jadi biar kau menghabisi kita sampai mati serta mengobrak-abrik istana ini kau tidak akan dapat menemukannya!” “Jadi... kalian tidak menahannya?...” Suara Yu Shi kentara sekali sarat akan kekecewaan. “Tentu saja tidak! Aku mala
Yu Shi baru hendak membalikkan tubuhnya ketika melihat Enkhjargal sekali lagi mengayunkan pedangnya. Seketika otaknya merasakan sesuatu yang tidak beres dari gerakan sang lawan. Rasa-rasanya aku pernah melihat rentetan gerakannya... Semua gerakan pedangnya sungguh sangat familiar... Ah! Benar juga! Ini jurus yang dulu pernah diperagakan Guru Erdenet! Erdenet adalah salah satu guru asing yang diminta Tuan Li untuk mengajar Yu Shi. Bibir Yu Shi melengkungkan senyum yang sangat lebar. Ia mengayunkan pedangnya, melancarkan jurus-jurus pedang yang benar-benar persis sama dengan jurus Enkhjargal. Membuat sang jenderal kawakan kontan terbelalak terkejut. “Kau! Bagaimana kau juga bisa memperagakan jurus ini?!...” “Tentu saja. Karena Master Erdenet telah mengajarkan ini padaku!” Yu Shi tersenyum semakin lebar. “Bagaimana mungkin kau mengenal Master Erdenet?!? Dia
“Seharusnya Yu Shi telah berhasil menaklukkan Khanate.” Tepat setelah Tuan Li selesai berujar, Si Perak terbang ke arahnya lalu memberikan surat yang ditulis oleh Yu Shi. Waha Tuan Li berubah sumringah. “Anak-anak itu telah berhasil melakukannya.” Di sampingnya, Song Qiu bernafas lega. “Padahal saya sempat khawatir. Menyerang Istana Khanate seorang diri... Siapapun tidak akan bisa! Tapi benar-benar tidak dinyana, Tuan Han berhasil melakukannya!...” “Ya. Kau benar-benar sangat menentang usulanku pada mulanya. Tapi sekarang kau pun telah melihat, aku tidak mungkin salah memperhitungkan. Bahkan sekarang, dengan berhasil menaklukkan Khanate, Yu Shi telah berhasil satu langkah mendahului para saingannya yang bahkan masih kebingungan meniti jalan awal.” Tuan Li memandang ke luar jendela. Awan-awan putih keabuan bergulung-gulung sembari
“Kalau begitu, kau tidak boleh pergi bersama kami!” “Tapi aku ingin pergi bersama kalian!” Bola mata si anak berkilat-kilat. “Aku tahu tujuan kalian adalah Klasnyvyska. Aku sungguh ingin pergi ke sana! Aku... ingin menyelidiki perihal kematian adikku!” “Nak... Kalau mendengar penuturan ibumu, Klasnyvyska adalah tempat yang berbahaya. Kau masih kecil, aku takut terjadi apa-apa denganmu...” Sergeyev membuka kopiahnya, lantas mengeluarkan sesuatu dari sana, mengutak-utiknya sebentar, dan menyabetkannya secepat kilat ke hadapan Yu Shi dan Rong Xun, yang karena kaget, langsung melompat ke belakang dan, karena naluri mereka sebagai tentara militer, langsung menghunus pedang masing-masing. Karena ternyata benda yang disabetkan Sergeyev adalah sebuah pedang. “Kakak-kakak mohon jangan meremehkanku. Wa
Ketika mereka melanjutkan perjalanan esok harinya, jarak mereka menuju Klasnyvyska sudah sangat dekat. Hanya dibutuhkan lima belas menit sebelum mereka mencapai garis terluar Klasnyvyska. Walaupun situasi yang mereka hadapi tidak seperti dugaan Yu Shi. “Mengapa tidak ada bahkan seorangpun pengawal di sini?” Yu Shi bertanya keheranan. “Mereka bersembunyi. Tapi begitu kita melewati garis ini,” Sergeyev menunjuk coretan garis merah membujur panjang di tanah. “Maka akan ada puluhan anak panah menyerbu kita.” “Hm, menarik. Biar kucoba.” Rong Xun tanpa ragu menginjak garis merah tersebut. Sergeyev membelalak ketakutan, sementara Yu Shi memandangi dengan khawatir. Baru sedetik Rong Xun menginjak garis perbatasan, suara desingan memecah angin segera terdengar. Rong Xun telah siap. Dengan cekatan ia mengelak, menghinda
Si wanita melompat. Gerakannya sangat gemulai. Dan rambut panjang yang menutupi dadanya berkibar, serta merta mulai membuka singkapannya. Yu Shi dan Rong Xun menahan nafas. Jantung mereka berdebar keras. Sebentar lagi mereka akan melihat buah dada wanita itu..... ... Yang ternyata datar. Tapi sebelum Yu Shi sempat bahkan mengucapkan sepatah katapun, si “wanita” telah menubrukkan dirinya merangkul Yu Shi erat-erat. “Kau pria!!! Tapi mengapa kau bersikap begini?!?” Yu Shi berseru sambil berusaha melepaskan diri dari dekapannya. “Betul, aku pria. Tapi jiwaku adalah wanita. Sebetulnya wajahku pun juga wajah wanita tulen, bahkan jauh lebih cantik daripada mereka, hanya saja aku tak memiliki organ intim yang mereka punyai... Tapi, bukankah kau tertarik padaku? Jangan malu-malu, akuilah. Aku pun juga tertarik padamu...”
“Lepaskan Yu Shi!!!” Tiba-tiba saja Rong Xun telah berada di belakang Ivan, dengan cepat menghajar tengkuknya. Terhuyung lemas, Ivan jatuh ke samping. Yu Shi sendiri berusaha keras melepaskan dirinya dari cengkeraman para prajurit. Usahanya berhasil. Memastikan dirinya telah bebas, ia menarik pedangnya, dan bersama-sama Rong Xun terlibat dalam pertempuran riuh di Klasnyvyska. “Cepat keluarkan Puteri! Atau kami habisi kalian semua!” Yu Shi berseru, pedangnya menebas dua orang sekaligus. “Sialan!” Ivan turut mengangkat pedangnya. Suasana benar-benar sangat riuh. Yu Shi dan Rong Xun juga mulai kewalahan, karena jumlah prajurit Kishov seakan tidak ada habis-habisnya. Dan Ivan sendiri ternyata sangat andal dalam pertarungan. “Rasanya kita harus gunakan Strategi ke-36!” Rong Xun berseru frustrasi. Yu Shi