Share

4. Hera Sagita

"Hubungi pemilik design ini, gue mau dia yang menginterior seluruh ruangan gue, dan selama ia bekerja, gue mengungsi di ruangan darurat," ujar King. Mendengar titah bossnya, dengan segera Juyan mengirimkan email tanda deal bagi pemilik akun bernama Hera Sagita. Lalu ia juga menghubungi sekretaris Wina untuk menyuruh beberapa orang OB membersihkan ruang darurat untuk CEO di Quality TBK.

Sementara itu di sebuah perumahan sederhana, seorang gadis bernama Hera Sagita, yang biasa dipanggil Hera, sungguh begitu terkejut saat ia membuka laptopnya dan melihat jika ada balasan email dari Quality TBK yang berisikan jika desain interior yang ia buat lolos review dan ia ditunggu besok pagi di kantor sekretariat Quality TBK.

Alangkah senangnya hatinya, ia yang baru saja lulus kuliah dan berusaha mendapatkan pekerjaan dengan melempar beberapa lamaran di perusahaan tidak menyangka keisengannya membuat desain interior sebuah ruangan perkantoran dapat membawanya ke Quality TBK yang merupakan salah satu perusahaan raksasa yang ada di Jakarta. Saking senangnya, Hera berlari keluar dengan membawa laptopnya dan berlari menuju kamar Ayahnya. 

Ayah Hera, menderita stroke, sejak dua tahun terakhir ini. Ia dapat berkuliah dengan mengandalkan beasiswa dari kampusnya. Hera adalah salah satu mahasiswi cerdas di kampusnya, ia pun lulus dengan predikat cumlaude. Hal tersebut membuat ia lulus lebih awal dari teman-teman seangkatannya.

Saat ini, ia tinggal bertiga dengan Ayahnya dan adik tirinya Ewan. Ibu kandung Hera telah lama meninggal sedangkan Ibu kandung Ewan meninggalkan Ayah mereka setelah mengetahui jika pak Tobi menderita stroke dan tidak dapat menghasilkan rupiah lagi.

Untuk menopang hidup mereka, sambil kuliah Hera berjualan pakaian secara online, ia bersama Ewan, setiap week-end pergi belanja ke pasar Tanah Abang memilih baju-baju yang akan mereka jual kembali secara online. Ewan bertindak sebagai kurir pengantar barang disel-sela ia juga bekerja sebagai ojek online.

Saat ini Ewan, kuliah semester akhir.  Ia bukanlah putra kandung dari pak Tobi, tetapi ia lebih memilih ikut pak Tobi saat ibunya menggugat cerai ayah tirinya itu. Namun ibunya sudah membina rumah tangga kembali dengan suami barunya.

Hera sampai di kamar ayahnya, terlihat adiknya Ewan sedang menyuapi Sang Ayah.  "Ayah.., Lihat ini," Hera menyodorkan laptopnya. Pak Tobi melihat dengan seksama layar laptop anaknya, alangkah terkejutnya pak Tobi saat melihat jika anaknya menerima email dari perusahaan raksasa itu.

Seketika Ayahnya bahagia dan merasa bangga dengan Hera, dengan berlinang air mata memeluk putri kesayangannya itu. "Selamat ya kak, semoga ini adalah awal kesuksesan kakak" ujar Ewan antusias dan tersenyum ke arah Hera.

Pak Tobi dulunya adalah seorang pengusaha sukses, namun karena persaingan bisnis, ia ditipu oleh rekan bisnisnya.  Lambat laun kehidupan mereka berubah, saat ayahnya menikah lagi dengan Ibunya Ewan yang suka menghambur hamburkan uang ditengah himpitan ekonomi keluarga. Akhirnya utang pak Tobi menumpuk di bank, ia tidak dapat membayarnya. Alhasil semua kekayaannya disita oleh pihak bank. Belum lagi istri barunya yang ketahuan selingkuh dengan rekan bisnisnya. Membuat pak Tobi down, dan akhirnya jatuh sakit terkena stroke.

Ayahnya masih menangis.  "Ayah jangan menangis gitu dong, Hera janji, akan selalu membuat Ayah bahagia, asalkan Ayah juga punya semangat untuk sembuh, nanti jika Hera sudah gajian, Ayah akan mulai terapi lagi ke rumah sakit," ujar Hera kepada Sang Ayah dan dibalas anggukan oleh pak Tobi.

Hera keluar dari kamar ayahnya bersama Ewan. "Wan.., Kakak mau bicara dulu sama kamu." Ewan pun keluar dari kamar, mengikuti langkahnya. "Wan, ini uang kuliah kamu, kebetulan kakak dapat bonus dari pelanggan kita, kamu bayar kuliah kamu" ujarnya. "Tapi kak, ini kan uang kakak. Kakak juga harus memikirkan diri kakak sendiri" ujar Ewan. "Kita ini keluarga Wan, sudah seharusnya keluarga itu harus saling membantu, udah ah, kakak mau tidur, udah malam, kamu masuk kamar juga, ayah pasti sudah nungguin kamu".

Mereka pun berpisah dan masuk ke kamar masing-masing. Di dalam kamar terlihat pak Tobi sudah tertidur dengan pulas, namun tidak dengan Ewan. Ia merasakan sakit di dadanya jika mengingat perilaku ibunya terhadap Hera dan pak Tobi. Namun Hera sama sekali tidak pernah membencinya dan membenci ibunya. Ia bertekad dalam hati jika suatu saat ia sukses ia akan kembali membalikkan keadaan menjadi seperti semula.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status