Lui langsung mencari sang mommy. "Selamat sore jagoan Opa?" sapa tuan Roland kepada cucunya. "Oma, Mommy kemana,kok nggak kelihatan?" ia bukannya membalas sapaan kakeknya. Ia malah menanyakan keberadaan sang mommy. Jadinya tuan Luther menjadi terbengong-bengong dengan sikap cucunya itu. Sifat Lui bertolak belakang dengan sifat kakaknya Kiran yang menyapa kedua kakek dan neneknya dengan semangat. "Welcome home.., Oma, Opa," ucap Kiran lalu memeluk keduanya. "Lui.., kamu nggak kangen sama Oma?" Nyonya Yesi pura-pura sedih. Ia sangat tau kelemahan cucunya. "Tentu saja, Lui kangen Oma," ujarnya lalu memeluk omanya dengan erat. Namun ia tidak mau memeluk opanya. "Opa jangan sedih ya, sini main sama aku saja," Kiran mengetahui raut kesedihan di&n
Matahari pagi memancarkan sinarnya begitu berkilau hari ini. Seorang pemuda bertubuh tegap dan berwajah tampan sedang memasuki kawasan perkantoran yang salah satu dari gedung itu adalah miliknya. Pria itu bernama King Elwood, yang biasa dipanggil King, seorang pria blasteran Amerika Indonesia berumur 27 tahun. Hari ini adalah hari penobatannya menjadi CEO baru di perusahaan milik ayahnya yang saat ini menjadi owner di perusahaan itu. Ia langsung menuju sebuah aula luas yang sudah dipenuhi beberapa petinggi perusahaan yang menjadi saksi dinobatkannya King menjadi CEO di Quality TBK. Kata sambutan dimulai oleh Mr. Roland Elwood selaku owner dan sekaligus ayahnya King. Sambutan tepuk tangan silih berganti riuh di ruangan itu. Tidak lupa papan bunga mulai bermunculan sebagai ucapan selamat bagi King, yang berdatangan dari setiap kolega Quality TBK. Namun bagi King itu semua serasa membosankan, ia ingin cepat-cepat kabur dari tempat itu. Sebenarnya King tidak meng
Juyan mulai membuat iklan di media online dan langsung menyebarkannya. Belum lima menit, iklan tersebut sudah dilihat hampir satu juta orang dan ada beberapa yang mulai mengirimkan hasil design mereka. Saat ini King sedang istirahat di sebuah ruangan yang mirip apartemen tetapi tampilannya lebih mini yang ada di dalam kantor itu yang terhubung langsung dengan ruangan CEO. Ruangan itu cukup luas dengan satu kamar, satu kamar mandi, ada ruang makan, ruang tamu, pantry kecil untuk menghidangkan suatu masakan juga tersedia disitu. Terdengar teriakannya dari dalam mini apartemen itu "Juyan!" mendengar teriakan bossnya, Juyan segera masuk ke dalam ruangan itu. "Siap pak boss!" ujarnya. "Ini, rumah ataukah kandang ayam? berantakan banget. Ruangan ini juga di design ulang, tawarkan harga setinggi langit." "Siap, Laksanakan tuan muda," ujarnya lagi. King membuka tirai jendela kaca transparan, terlihat penampakan pemandangan kota jakarta yang sibuk siang ini. K
Juyan sampai ke dalam kamar, ia melihat King mengigau dengan penuh peluh di sekujur tubuhnya. Ia segera membangunkannya, secara perlahan. "Tuan muda, are you okay?" King seketika sadar dari mimpinya dan langsung terduduk di di atas kasur."Antarkan aku kepadanya, sekarang..!" Juyan segera memenuhi perintah bossnya. Ia segera menelpon sopir pribadi King untuk bersiap siap. Saat ini mereka sedang berada di perjalanan menuju sebuah pemakaman mewah di daerah Karawang.King turun dari mobil dengan membawa seikat bunga mawar yang sudah di persiapkan oleh Sang Sopir sebelumnya. Ia melangkah diikuti oleh Juyan menuju sebuah makam seorang gadis bernama Gladis.Gladis, satu-satunya wanita yang mampu membuat King bertekuk lutut dengan cinta. Ia jatuh cinta sepenuhnya dengan Gladis, namun takdir berkata lain, karena suatu penyakit yang menggerogoti tubuh gadis pujaannya itu membuatnya harus merelakan kepergian Gladis selamanya.Sudah berbagai cara Ia lakukan untuk me
"Hubungi pemilik design ini, gue mau dia yang menginterior seluruh ruangan gue, dan selama ia bekerja, gue mengungsi di ruangan darurat," ujar King. Mendengar titah bossnya, dengan segera Juyan mengirimkan email tanda deal bagi pemilik akun bernama Hera Sagita. Lalu ia juga menghubungi sekretaris Wina untuk menyuruh beberapa orang OB membersihkan ruang darurat untuk CEO di Quality TBK. Sementara itu di sebuah perumahan sederhana, seorang gadis bernama Hera Sagita, yang biasa dipanggil Hera, sungguh begitu terkejut saat ia membuka laptopnya dan melihat jika ada balasan email dari Quality TBK yang berisikan jika desain interior yang ia buat lolos review dan ia ditunggu besok pagi di kantor sekretariat Quality TBK. Alangkah senangnya hatinya, ia yang baru saja lulus kuliah dan berusaha mendapatkan pekerjaan dengan melempar beberapa lamaran di perusahaan tidak menyangka keisengannya membuat desain interior sebuah ruangan perkantoran dapat membawanya ke Quality TBK yang m
Pagi harinya, terlihat Hera dengan memakai pakaian sporty turun dari bus tepatnya di kawasan Sudirman Jakarta pusat, ia pun melangkah dengan penuh percaya diri sambil menenteng ransel di punggungnya menuju salah satu gedung di pusat perkantoran itu. Sesampainya di lobi ia pun menuju ke bagian resepsionis dan menanyakan kantor sekretariat berada di lantai berapa. Resepsionis menanyakan nama dan keperluannya, Hera menjawab semua yang ditanyakan resepsionis itu. Hera masih berdiri menunggu resepsionis selesai bertelpon, tiba tiba dari arah luar gedung, terparkir mobil hitam nan elegan. Dari dalam mobil itu, keluar seorang pria tampan, tinggi dan berkharisma, dialah Sang CEO baru, semua orang terpana dibuatnya tak terkecuali Hera yang juga ikut terpesona dengan penampilan pria itu. Diam-diam ia mengagumi kegantengannya. Namun Hera kembali fokus kepada tujuannya ke kantor ini. Saat King melewatinya, ia tidak menoleh sedikit pun ke arah King, sedangkan orang lain y
King kembali mengumpulkan memorinya, rasa kopi yang ia minum saat ini, sama seperti rasa kopi yang dulu sering Gladis buatkan untuknya. Ia penasaran dengan wanita tadi, namun King tidak terlalu mengenali wajahnya dikarenakan Hera yang memakai topi, sedangkan King tidak terlalu fokus melihat kearah gadis itu. Emosi King sempat terganggu namun ia mencoba untuk menenangkan dirinya kembali dan fokus dengan pekerjaannya. Sementara itu Hera kembali berdiskusi dengan pengawal Juyan, ia memberitahukan hal-hal yang perlu di lengkapi untuk memulai mendesain ruangan CEO itu. Pengawal Juyan juga mengatakan jika besok bahan bahan yang digunakan sudah lengkap dan dipastikan pengerjaannya dimulai besok pagi. Keesokan harinya, dengan menggunakan bus angkutan kota, Hera kembali melangkah menuju perusahaan Quality TBK. Ia langsung menuju ke lantai paling atas. Sesuai petunjuk pengawal Juyan sebelumnya, ada beberapa orang yang akan membantunya mendesain kantor milik King. Semal
King memeriksa keaslian hasil desain Hera, ia tiba tiba mengerutkan dahinya, "sial! ini data asli," ujarnya gusar. "Bagaimana tuan muda? apakah datanya asli?" Tanya Juyan. "Udah tau, masih nanya lo!" Carikan desain lain. Saat ini King berada di ruangannya dan melihat sendiri hasil kerja Hera yang sangat rapi dan teliti. Seminggu telah berlalu, namun tak satupun desain interior yang sesuai dengan kemampuan Hera. Selama seminggu pula Sang CEO terus mengamuk dan sasarannya sudah pasti para bawahannya. Pengawal Juyan kewalahan menjinakkan serigala yang sedang mengamuk itu. Seperti siang ini, "woi men, gila bener dah! gue seorang CEO masa berkantor di ruangan yang sangat kacau ini, apa kata dunia?" Ujarnya kesal. "Masa lo nggak mendapat satupun desain yang melebihi wanita itu?" Ujarnya sambil melirik tajam ke arah Juyan. Sekretaris Wina yang kebetulan ada dalam ruangan itu berkata "boss King, bagaimana jika kita panggil lagi nona Hera dan meminta maaf atas kesalah