Hidup dari bayang-bayang latar belakang keluargaku yang adalah kaum serigala berdarah murni yang tersisa, harusnya disegani dan dihormati. Namun kisah kelam Ayahku yang adalah Werewolf ALPA dalam sebuah Koloni pack, dibuang dan ditolak mentah-mentah oleh kawanannya dikarenakan mereject Mate dan memilih hidup bersama Ibuku yang adalah Werewolf OMEGA.Kisah cinta yang terlarang itu menghadirkan Aku dan adik laki-lakiku yang harus beradaptasi dengan dunia manusia seutuhnya dan hidup dalam persembunyian dan kepura-puraan.Tidak sampai disitu saja, hidupku tidak sesimpel cerita lain karena fakta berikutnya adalah kisah kelam dari wolfku. Siapa yang menyangka jika wolf yang mendiami diriku, bangkit dan membawaku pada takdir tragis garis hidupku.Bagaimana kisahku selanjutnya?Dan bagaimana kisah cinta dengan Mate yang menjadi belahan jiwaku?Nantikan keseruan Cerita "THE KOLONI".
View More"Biarkan aku meninggalkan kaumku dengan cara terhormat, Anthonio De Cassio.. aku tidak bisa meninggalkan mereka tanpa penggantiku". Ucap sang Alpa dengan tegas, mengingat sangat berat tanggung jawab yang harus ia korbankan demi shewolf-Omega yang sangat dicintainya.
"Maafkan saya Tuan. Ini cara satu-satunya saya bisa menyelamatkan anda dan Sheerena, tolong maafkan saya dan segeralah pergi menjauh dari wilayah Wolf-Bloodmoon, saya yang akan pastikan tidak ada satupun dari koloni yang akan mengancam nyawa anda. Hiduplah bahagia bersama mate yang anda pilih Tuan. Hormat saya untuk terakhir kalinya". Anthoni tertunduk hormat kemudian pergi meninggalkan sang Alpa bersama Mate pilihannya, yang membuat ia harus meninggalkan singgasana kepemimpinannya untuk kaum Werewolf-Bloodmoon.
Jasson Alwolf, Satu-satunya darah murni yang tersisa namun membelot karena sebuah perasaan yang tidak ingin dia korbankan. Cinta bisa membuat segala sesuatu yang mustahil menjadi nyata.
___
18 Tahun kemudian...
Kota Spitalfields, London.
"Pa, Ene berangkat dulu. Hari pertama ospek, takut telat". Teriakku dari depan pintu masuk rumah kami. Aku berpamitan dengan papaku yang masih menghabiskan waktunya di kamar mandi, entah apa yang beliau lakukan. Tapi yang ku tahu, rutinitas pagi papa sangatlah aneh. Beliau sangat suka menghabiskan waktu di kamar mandi sampai berjam-jam lamanya disaat pagi hari.
"Ene, tidak sarapan dulu nak?" Tanya mama lembut, terdengar dari ruang makan yang dihuni oleh beliau dan adikku. "No mama! Ene telat.. Ene berangkat ya. Bye mam, bye El".
Sembari dalam perjalanan menuju ke kampusku. Aku ingin memperkenalkan diri dulu pada kalian. Ada pepatah yang mengatakan 'tak kenal maka tak sayang', jadi kenalkan...
Namaku Aqueene Alwolf, anak pertama dari Jasson Alwolf, papaku yang adalah ALPA atau EX-ALPA, entahlah. Kami berasal dari Pack Koloni Bloodmonyang sekarang beralih profesi menjadi pemilik Wolfy Cafe. Yah, lumayan terkenallah di wilayah tempat kami tinggal. Dan Shereena Verhovent-Alwolf adalah mamaku, Shewolf-Omega, dan juga ada adikku yang super duper jahiliah namun sangat care denganku, nama Elrayeen Alwolf.Bisa kalian tebakkan? kami adalah Werewolf dengan darah murni yang berkeliaran diantara manusia biasa lainnya. Walaupun begitu, keluarga kami selalu mencoba untuk tidak terlihat berbeda dari manusia biasa. Kami kaum serigala bisa dengan gampang berbaur dengan manusia asalkan tidak dalam masa atau kejadian yang menjadi pantangan untuk kami secara pribadi. Terutama saat bulan purnama, papa akan mengurung kami dirumah dengan suasana yang sangat gelap tanpa cahaya sedikitpun karena pada saat itu, aura werewolf kami akan keluar. Warna Mata kami akan berubah menjadi merah darah, pendengaran kami bisa menembus sampai frekuensi yang tidak terkira, begitu juga dengan penciuman yang sangat sensitif dari biasanya.
By the way, kisah kami tidak seperti yang diceritakan kebanyakan komik, novel ataupun film-film yang sering aku ataupun kalian baca atau nonton mengenai werewolf, kami tidak merubah wujud menjadi serigala, melolong atau bahkan menumbuhkan taring dan bulu-bulu disekujur tubuh ketika bulan purnama. Haha, terasa menggelitik ketika aku membaca cerita-cerita yang berlebihan mengenai kaum kami. Sekali lagi ku tegaskan, itu hanya dalam karangan cerita fiksi. Yang betul hanya ketika kami yang mempunyai badan ingin berubah menjadi ke bentuk asli dari kaum kami barulah saat itu perubahan terjadi. Namun kata papaku, yang tidak bisa kami hindari sebagai darah murni adalah kekuatan yang tumbuh secara natural dalam diri dan juga ketika fenomena bulan berdarah tiba, kami para darah murni akan berubah dengan seketika menjadi wujud asli serigala dan juga kehilangan kehendak atas tubuh dan pikiran sendiri. Mungkin seperti dikendalikan oleh sesuatu yang timbul dari dalam diri yang selama ini tertidur lelap, mungkin.
Oh, satu hal lagi. Kami disebut murni bukan karena papa dan mamaku adalah werewolf sepenuhnya. Tapi karena darah Bangsawan papa yang mengalir ditubuhku dan juga adikku. Untuk mama, apakah beliau juga bangsawan? Jawabannya betul sekali, hanya saja mama terlahir dari kaum Omega. Yang pada dasarnya membedakan mereka hanyalah strata kaum kami.
Werewolf-ALPA adalah wolf yang akan selalu menjadi pemimpin (bangsawan) dalam sebuah koloni atau kawanan, yang dilimpahi kekuatan alami dari Alam untuk menjadi pelindung dalam kaum mereka dan juga yang akan selalu mengambil keputusan untuk kesejahteraan koloni.
Werewolf-OMEGA adalah wolf yang terlahir memiliki darah sang Alpa (bangsawan), namun tidak diakui (bangsawan) karena Omega tidak akan pernah memiliki kekuatan yang dimiliki oleh werewolf-Alpa. Jarang dari mereka yang memiliki kekuatan alami yang diberikan alam, bahkan jika ada hanya akan dapat ditemui 2-3 werewolf dalam sebuah koloni, karena kemungkinan mereka bertahan hidup terhitung dari lahir hanya 0,01%. Tubuh werewolf-omega cenderung menolak kekuatan dari alam. Jangan tanya mengapa! Akupun sendirinya tidak tau akan hal itu.Dan terakhir adalah kaum Werewolf-Beta, kaum yang menjadi tangan kanan para Alpa. Mereka kaum wolf yang diberkasi dengan kesetian dan kepercayaan dari para bangsawan. Karunia alam adalah ketangguhan dan rasa Loyal.Namun ada satu peraturan yang tidak bisa dilanggar, adalah ALPA tidak boleh mengawini kaum OMEGA. Keturunan mereka akan merusak strata kaum werewolf. Jadi apakah aku dan adikku produk gagal? Tentu saja tidak. Bagi papa dan mamaku, kami sempurna.
Terlebih aku yang semenjak menginjak usia 17 tahun mulai merasakan beberapa hal aneh, tidak hanya tentang pendengaran dan penciuman yang sensitif meningkat tajam, ada beberapa hal yang belum ku ceritakan pada orang tuaku, yaitu mengenai aku bisa mengendalikan pikiran dan mental seseorang, aku bisa membaca masa depan yang terjadi dari berbagai waktu hanya sekali melihat objek, aku bisa menerawang dari jarak berpuluh-puluh mil jauhnya dengan sekali pandang mata, aku bisa begitu sangat cerdas dan tajam ketika menilai sesuatu (insting yang tajam) dan satu lagi, mataku memiliki empat warna yang terkadang aku sendiripun dibuat takut untuk melihatnya.
Warna mataku akan berubah ketika bulan purnama (merah), ketika aku ingin membangkitkan kekuatan alamiku (ungu violet), ketika aku marah (biru emerald) dan ketika sesuatu berbicara dalam otakku (abu-abu).
Berbicara? Haha, mungkin terdengar gila.. namun terkadang aku merasa ada orang lain dalam diriku. Ketika dalam keadaan genting atau sendiri, aku bisa merasa seseorang memanggil namaku dan menyebut namanya seperti; "Aqueene-Demicielle", hal yang selalu muncul dan terdengar kemudian warna mataku akan berubah menjadi abu-abu seluruhnya.Aku tidak seperti werewolf kebanyakan, sedikit berbeda lebih tepatnya. Aku tidak tau siapa wolfku. Aku tidak pernah berkomunikasi dengannya bahkan merubah wujud pun aku bingung bagaimana caranya. Wolfku seperti sedang tertidur untuk waktu yang cukup lama. Dibandingkan anggota kekuargaku yang lain, mereka sudah terlahir dan tumbuh besar bersama wolf mereka.
Okey.. back to the point, beberapa kali aku mengulik tentang bagaimana papaku mendapatkan kekuatan alaminya, tidak jauh beda denganku. Pendengaran, penciuman dan juga insting dan kecerdasan yang tajam. Tapi tidak dengan yang lain-lain. Ayahku memiliki satu kelebihan lain lagi yaitu beliau bisa tau dengan pasti mendeskripsikan sesuatu dengan tepat tanpa melihat terlebih dulu dan juga ayahku bilang ketika momen bloodmoon ayah bisa berkomunikasi dengan para leluhur.
Fakta mengejutkannya adalah aku lahir tepat disaat bloodmoon melanda Negara tempat tinggalku sekarang tepat 18 tahun lalu dan saat itu ayah sedang berkomunikasi dengan Leluhur yang memberkatiku. Aku pikir mungkin itu salah satu sumber karunia alamiku saat ini.
#
Aku telat tiga menit dari jadwal yang seharusnya. Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru sudah dimulai, aku masuk dalam kelompok Mahasiswa yang terlambat ku pikir. "Yaoloh! Apes banget dah hidup gw". Batinku sembari merasakan gugup akibat ditatap para seniorku dengan sinis. Mau bagaimana lagi, aku telat dan harus menerima hukuman tambahan dari mereka tentunya.
"Hey kau..." Ucap salah satu senior tampan, eh apa sih Ene.. sempat-sempatnya memuji disaat seperti ini. Senior itu menunjuk ke arahku, piluh dingin di dahiku makin bercucuran saking gugupnya. "Sa..saya senior?". Matanya menceling sinis ke arahku, membuatku tidak berkutik seperti kucing kecebur kolam. Atau mungkin saja bisa dibilang serigala kecebur air sungai. "Bagaimana ini" batinku.
"Maju sini!". Aku melangkah dengan perasaan takut dan gugup, semua mata memandang ke arahku, menjadikanku pusat perhatian. "Saya selaku presiden BEM ingin menjadikan teman kalian sebagai salah satu contoh yang bisa kalian tiruh cara berpakaiannya, namun jangan kalian tiru sikap terlambatnya! Mengerti?"... "Mengerti senior" ucap mahasiswa serempak, bahkan aku mengatakannya juga dalam hati.
Aku kira bakalan dimarahi, tapi senior ganteng itu malah menjadikanku contoh untuk para Mahasiswi. Bangga? Tentu saja tidak.. aku tidak bisa bangga disela kesalahan yang ku perbuat. Papa selalu mengajarkanku untuk tidak cepat merasa puas diri atau bahkan tinggi hati saat aku sendiri bisa saja melakukan kesalahan kapanpun itu.
Namanya Arrone Maagsolf, presiden Mahasiswa tahun ke tiga.
Tapi apa ini? Ada perasaan aneh yang ku rasa, seperti....."ku mohon, jawab aku!" turutku tegas.Terik matahari menyengat, merambatkan cahayanya melintasi selah-selah tirai kamarku.Setelah pertemuan kami selesai, aku bergegas kembali ke ruangan. Anthoni dan beberapa guards sedang menjalankan tugas untuk menyampaikan pesan ke tiap-tiap koloni dan para kaum immortal yang ada.Entah mengapa, firasatku berkata ini bukan hanya sekedar tentang pack atau bahkan kaum kami saja, "apa ini akan jadi perang besar?" ucapku, membatin.Tuk.. tuk.. tuk..Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku, tercium aroma khas tubuh sosok yang ku kenal, "masuklah" timpalku.Lucia tersenyum, dengan jubah putih yang indah menyampu lantai kamarku, ia berjalan mendekat."Apa dia masih tertidur?" tuturnya sembari menatapku."Kau tahu?" ucapku spontan menanyainya."Hm.." ia kembali tersenyum dan kini mengambil tempat tepat di sampingku."Biar ku bantu, dia tidak akan meresponmu tanpa desakan." ucapnya la
"siapkan pasukan! Waktunya telah tiba. Kekeke.." ucap salah seorang wanita yang wajahnya nampak tertutup oleh bayangan hitam dalam cahaya malam. Dengan tawa dan lantunan mantera yang ia ucapkan, membuat para pasukan bayangan kegelapan bangkit dari tidur mereka dan bertebaran dilangit malam."Baik, Ratu!" timpal seorang dengan deep tone yang terdengar dibalik kegelapan."Saat bulan berdarah tiba, semuanya akan menjadi milik kita. Dunia immortal akan menjadi milik kita" ucapnya lagi.***"Alpa.." sapa Anthoni dibalik pintu ruanganku."Ada apa, An?" tanyaku."Semuanya tengah menunggu anda dibawah.""Baiklah" ucapku meminta Anthoni untuk turun terlebih dahulu.Pagi ini aku terbangun dengan gelisah, tubuhkan mengeluarkan hawa panas, tidak seperti biasanya.Aku berjalan menuju mainhall, dari jauh beberapa mata memandangku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Kali ini pun diriku dibuat terheran dengan berkumpulnya semua orang
"Besok aku akan kembali ke Pack" tuturku membuka percakapan ditengah keheningan antara diriku dan Arrone malam ini."Tak bisakah kau menundanya lagi?" balasnya.Sembari menggelengkan kepalaku pelan, "ini sudah terlalu lama, Ar. Ku mohon mengertilah." ucapku, menolak keinginannya dengan lembut.Terdengar suara tarik nafas kasar sebelum mateku berkata lebih lagi, "baiklah, kita akan ke perbatasan besok pagi. Aku akan mengawalmu." tuturnya lagi, walau dengan wajah kekecewaan yang tersirat.Setelah insiden yang terjadi di perbatasan terakhir kali, aku menunda kepulangan ke pack selama seminggu penuh dan hanya ditemani oleh Groovin, sedangkan Anthoni dan para guards lain telah beranjak mendahuluiku untuk kembali ke Koloni Bloodmoon terlebih dahulu."Vin, kau mendengarku" sapaku melalui mindlink."Ada yang bisa saya bantu, Alpa?" timpal guardku."Persiapkan kepulangan kita besok." pintahku."Baik, Alpa."***Keesokan ha
Butuh beberapa puluh menit lagi untuk sampai keperbatasan. Namun faktanya, wilayah Koloni Redmoon kembali dibobol oleh para serigala liar dan..., entahlah!Tercium aroma asing yang tidak pernah ku ketahui sebelumnya, "tipis, seperti sengaja untuk disamarkan." batinku."Apa ini ulah mereka lagi?" ucap Arrone."Mereka?... Siapa?..."***Anthoni terlihat bergegas mengarah ke arahku dan Arrone, "Lapor Alpa, didepan para rogue sedang mencoba untuk menghadang para warrior dan guards, namun kali ini ada yang berbeda, para serigala liar itu seperti memiliki sepuluh kali lipat kekuatan dari biasanya. Pergerakan mereka pun sulit untuk diprediksi dan bahkan mereka terlihat menyerang tidak hanya dengan tangan kosong.""Apa maksudmu, An. Tidak dengan tangan kosong?" tuturku heran. Baru kali ini mendengar jika kawanan serigala liar itu mampu membuat kawanan mereka di akui.Kali ini Arrone kembali memimpin dengan Alpa tonenya, memberi arahan pada Be
Malam ini terasa panjang dan menggairahkan setelah ku lalui bersama dengan Arrone. Kami menuangkan segala kerinduan yang mendalam setelah terpisahkan jarak dan waktu yang cukup lama.Perlahan tanganku menyusuri setiap lekuk wajah mateku, menancapkan kerinduan yang mendalam pada rona wajahnya. Pandangan kami bertemu satu sama lain dengan nafas dan detak jantung yang memburu, Arrone perlahan kembali memberikan sensasi yang menaikkan adrenalin untuk menghabiskan malam panjang kami.***Silauan cahaya matahari menembus sela-sela jendela, perlahan aku membuka mata dan beranjak dari tempat tidur terlebih dahulu tanpa membuat Arrone terbangun. Aku merasakan keberadaan Anthoni di balik pintu seakan menunggu kami hingga tersadar."Anthoni.." ucapku melalui mindlink."Ya Alpa, selamat pagi. Maaf membuat anda terbangun.""Tak apa, kalian sudah siap?" tuturku lagi."Sudah, Alpa. Alpa Christ dan Luna Diana sedang menunggu di ruang jamuan unt
"Arbyon!" tuturku terkejut melihat pemuda itu dipenuhi baluran darah segar disekujur tubuhnya.Tatapan tajam dengan kilauan nanar hitam nan pekat menggambarkan segala hal yang terjadi padanya. "Arbyon..." ucapku lagi, namun kali ini dengan nada yang terdengar lebih pelan dan lembut."Apa yang terjadi?" tanyaku.Hening melanda kami hingga beberapa saat. Aku melempar tatapan disegala sisi ruangan, tercium bau amis darah segar memenuhi sekitar kami. "Sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan, selain dari kami berdua." pikirku."Mereka semua pergi meninggalkanmu!" ucapnya datar. Perlahan kabut gelap menutupi tubuh pemuda itu, membawanya lenyap dalam sekali kedipan mata, dan sekejap saja ruangan dimana aku berada terlihat seperti pemakaman maut.Mereka.. mereka semua..."Aarrgg.. hah, hah, hah!"***Aku menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya setelah tenggorokanku terasa sulit untuk menelan salivah. Mataku menjelajahi sel
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments