Share

BAB 5

Author: MissDey
last update Last Updated: 2021-04-01 15:00:00

Aku dan Lucia berada di satu mobil ketika papa menawarkan diri untuk mengantar kami. Suasana tenang dan terkesan diam nan hening menyerbu kami, entah vibe apa yang mereka berdua bangun setelah berjalan-jalan pagi tadi. Yang jelas aku hanya melihat kecanggungan ataupun sejenisnya menyapu suasana di dalam mobil pagi ini.

Sesampainya kami di kampus, papa menyapa dengan senyum khas yang akhirnya terlihat olehku. Satu kecupan mendarat di dahi. "Good luck for today honey :) belajar yang giat". Sembari memutar balik mobilnya dan pamit. Aku dan Lucia berjalan menuju kelas kami yang akan dimulai setengah jam lagi.

Di perjalanan aku menanyakan semua hal yang terjadi antara papa dan Lucia setelah menimbang-nimbang rasa penasaranku. 

"Jadi.. apa yang kau bicarakan dengan papaku?". Lucia hanya terdiam sembari menatap lurus ke depan.

"Tidak ada Nona.. hanya tentang predikat calon Alpa yang ditetapkan untuk anda". Langkahku terhenti, aku memutuskan untuk bertanya semua hal yang ingin ku dengar lebih sebelum kami sampai di kelas. 

"Jelaskan padaku Lucia.. banyak hal yang ingin aku ketahui juga". Lucia hanya diam dan mengangguk mematuhi keinginanku. Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju kelas dengan langkah pelan.

Belum jauh langkah kami beranjak dari tempat pemberhentian, tanganku ditarik oleh seseorang, membuatku sontak kaget, begitu juga dengan Lucia. Walaupun cukup terkejut namun ia dengan cepat merubah wajahnya menjadi tenang. 

"A..Arrone...".

Mataku terbelalak tidak percaya, lelaki yang tengah menarik tangan dan berdiri tegap di hadapanku adalah Arrone, mate-ku. Jantungku terasa berdetak dengan irama abnormal sekarang. Aku merasakan Dami mulai membuka komunikasi mindlink denganku

"Mate.. mate.. mate...".

Desiran auranya memancar pekat, kali ini tercium aroma tubuh Arrone yang khas menusuk sampai di anganku.  Menebak dari sikap wajah kaget sepersekian detik yang ia tunjukan  kemudian kembali berubah menjadi tenang, menggambarkan adanya perubahan padaku yang terlihat olehnya.

"Arrone Maagsolf.. MATE!.." aku mendengar suara Dami yang mencoba mengambil alih tubuhku. Disisi lain aku merasa cengkraman Arrone semakin kuat. Sedikit terasa nyeri dibagian yang ia genggam. 

"Sudah ku duga! Werewolf hah?" Ucap arrone dengan senyum sinis menatapku. "Wait! Dia tidak tau kalo aku adalah matenya?" Batinku.

"Dia tau Ene.. dia hanya berpura-pura!" Ucap Dami. Lucia menghardik genggaman Arrone hingga membuatnya sedikit meringis kesakitan, begitu juga denganku.

"Jangan mencengkramnya seperti itu jika ingin berkenalan, Tuan muda keluarga wolf-Maagsolf, calon Alpa Redmood :)". Ucapan Lucia terdengar sarkas dengan ekspresi yang tetap tenang. 

"Haha... Maafkan saya tidak memperkenalkan diri dengan baik. Tapi siapa gerangan anda dan gadis ini?". Alis kanan arrone terangkat menampakkan mimik meremehkan darinya yang seketika saja menguji kesabaranku. 

Masih dengan tatapan tajam yang ku arahkan ke arrone, ingin rasanya aku menerkamnya dengan taringku.. menjadikannya mangsa pertama percobaan taring dan cakar wolfku.

"Mohon maaf tuan muda, jika anda calon Alpa seharusnya anda memiliki wawasan luas untuk hanya sekedar tau siapa saya dan juga gadis ini" ucap Lucia kembali terdengar sarkas, namun kali ini Lucia yang memandang remeh Arrone. Tatapan yang berhasil merubah wajah lelaki yang sok-sokan menjadi sangat masam kelihatannya. 

Aku begitu puas menertawakan Arrone dalam hati. "Kalo begitu kami permisi dulu tuan, kami ada kelas pagi". Lucia menarik tanganku dan segera ku sambut dengan tatapan acuh pada lelaki yang aroma tubuhnya selalu saja menjadi candu bagiku. Tapi bagaimana bisa dia adalah Mate-ku.

"Lucia" Panggilku membuat jalan kami semakin melambat dan sejajar.

"Ya Nona?" Aku tersenyum mendengar dia memanggilku dengan sebutan Nona. Panggilan asing namun terasa nyaman di telingaku. 

"Hm.. Lucia, apakah arrone adalah mate-ku?" Entah polos atau idiot, aku mempertanyakan sesuatu yang sudah jelas adanya. Aku melihat lucia tertawa mendengar ucapanku.

"Bukannya Dami sudah memberitahu anda Nona?". Ucap Lucia tenang..

"Ka.. kau tau Dami?".

Lucia hanya mengangguk mengiyakan pertanyaanku, sebelum akhirnya kami sampai di dalam kelas dan mulai bersiap menikmati masa-masa menjadi Mahasiswa yang kurang menyenangkan namun terlihat sedikit menarik.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • THE KOLONI    BAB 47

    "ku mohon, jawab aku!" turutku tegas.Terik matahari menyengat, merambatkan cahayanya melintasi selah-selah tirai kamarku.Setelah pertemuan kami selesai, aku bergegas kembali ke ruangan. Anthoni dan beberapa guards sedang menjalankan tugas untuk menyampaikan pesan ke tiap-tiap koloni dan para kaum immortal yang ada.Entah mengapa, firasatku berkata ini bukan hanya sekedar tentang pack atau bahkan kaum kami saja, "apa ini akan jadi perang besar?" ucapku, membatin.Tuk.. tuk.. tuk..Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku, tercium aroma khas tubuh sosok yang ku kenal, "masuklah" timpalku.Lucia tersenyum, dengan jubah putih yang indah menyampu lantai kamarku, ia berjalan mendekat."Apa dia masih tertidur?" tuturnya sembari menatapku."Kau tahu?" ucapku spontan menanyainya."Hm.." ia kembali tersenyum dan kini mengambil tempat tepat di sampingku."Biar ku bantu, dia tidak akan meresponmu tanpa desakan." ucapnya la

  • THE KOLONI    BAB 46

    "siapkan pasukan! Waktunya telah tiba. Kekeke.." ucap salah seorang wanita yang wajahnya nampak tertutup oleh bayangan hitam dalam cahaya malam. Dengan tawa dan lantunan mantera yang ia ucapkan, membuat para pasukan bayangan kegelapan bangkit dari tidur mereka dan bertebaran dilangit malam."Baik, Ratu!" timpal seorang dengan deep tone yang terdengar dibalik kegelapan."Saat bulan berdarah tiba, semuanya akan menjadi milik kita. Dunia immortal akan menjadi milik kita" ucapnya lagi.***"Alpa.." sapa Anthoni dibalik pintu ruanganku."Ada apa, An?" tanyaku."Semuanya tengah menunggu anda dibawah.""Baiklah" ucapku meminta Anthoni untuk turun terlebih dahulu.Pagi ini aku terbangun dengan gelisah, tubuhkan mengeluarkan hawa panas, tidak seperti biasanya.Aku berjalan menuju mainhall, dari jauh beberapa mata memandangku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Kali ini pun diriku dibuat terheran dengan berkumpulnya semua orang

  • THE KOLONI    BAB 45

    "Besok aku akan kembali ke Pack" tuturku membuka percakapan ditengah keheningan antara diriku dan Arrone malam ini."Tak bisakah kau menundanya lagi?" balasnya.Sembari menggelengkan kepalaku pelan, "ini sudah terlalu lama, Ar. Ku mohon mengertilah." ucapku, menolak keinginannya dengan lembut.Terdengar suara tarik nafas kasar sebelum mateku berkata lebih lagi, "baiklah, kita akan ke perbatasan besok pagi. Aku akan mengawalmu." tuturnya lagi, walau dengan wajah kekecewaan yang tersirat.Setelah insiden yang terjadi di perbatasan terakhir kali, aku menunda kepulangan ke pack selama seminggu penuh dan hanya ditemani oleh Groovin, sedangkan Anthoni dan para guards lain telah beranjak mendahuluiku untuk kembali ke Koloni Bloodmoon terlebih dahulu."Vin, kau mendengarku" sapaku melalui mindlink."Ada yang bisa saya bantu, Alpa?" timpal guardku."Persiapkan kepulangan kita besok." pintahku."Baik, Alpa."***Keesokan ha

  • THE KOLONI    BAB 44

    Butuh beberapa puluh menit lagi untuk sampai keperbatasan. Namun faktanya, wilayah Koloni Redmoon kembali dibobol oleh para serigala liar dan..., entahlah!Tercium aroma asing yang tidak pernah ku ketahui sebelumnya, "tipis, seperti sengaja untuk disamarkan." batinku."Apa ini ulah mereka lagi?" ucap Arrone."Mereka?... Siapa?..."***Anthoni terlihat bergegas mengarah ke arahku dan Arrone, "Lapor Alpa, didepan para rogue sedang mencoba untuk menghadang para warrior dan guards, namun kali ini ada yang berbeda, para serigala liar itu seperti memiliki sepuluh kali lipat kekuatan dari biasanya. Pergerakan mereka pun sulit untuk diprediksi dan bahkan mereka terlihat menyerang tidak hanya dengan tangan kosong.""Apa maksudmu, An. Tidak dengan tangan kosong?" tuturku heran. Baru kali ini mendengar jika kawanan serigala liar itu mampu membuat kawanan mereka di akui.Kali ini Arrone kembali memimpin dengan Alpa tonenya, memberi arahan pada Be

  • THE KOLONI    BAB 43

    Malam ini terasa panjang dan menggairahkan setelah ku lalui bersama dengan Arrone. Kami menuangkan segala kerinduan yang mendalam setelah terpisahkan jarak dan waktu yang cukup lama.Perlahan tanganku menyusuri setiap lekuk wajah mateku, menancapkan kerinduan yang mendalam pada rona wajahnya. Pandangan kami bertemu satu sama lain dengan nafas dan detak jantung yang memburu, Arrone perlahan kembali memberikan sensasi yang menaikkan adrenalin untuk menghabiskan malam panjang kami.***Silauan cahaya matahari menembus sela-sela jendela, perlahan aku membuka mata dan beranjak dari tempat tidur terlebih dahulu tanpa membuat Arrone terbangun. Aku merasakan keberadaan Anthoni di balik pintu seakan menunggu kami hingga tersadar."Anthoni.." ucapku melalui mindlink."Ya Alpa, selamat pagi. Maaf membuat anda terbangun.""Tak apa, kalian sudah siap?" tuturku lagi."Sudah, Alpa. Alpa Christ dan Luna Diana sedang menunggu di ruang jamuan unt

  • THE KOLONI    BAB 42

    "Arbyon!" tuturku terkejut melihat pemuda itu dipenuhi baluran darah segar disekujur tubuhnya.Tatapan tajam dengan kilauan nanar hitam nan pekat menggambarkan segala hal yang terjadi padanya. "Arbyon..." ucapku lagi, namun kali ini dengan nada yang terdengar lebih pelan dan lembut."Apa yang terjadi?" tanyaku.Hening melanda kami hingga beberapa saat. Aku melempar tatapan disegala sisi ruangan, tercium bau amis darah segar memenuhi sekitar kami. "Sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan, selain dari kami berdua." pikirku."Mereka semua pergi meninggalkanmu!" ucapnya datar. Perlahan kabut gelap menutupi tubuh pemuda itu, membawanya lenyap dalam sekali kedipan mata, dan sekejap saja ruangan dimana aku berada terlihat seperti pemakaman maut.Mereka.. mereka semua..."Aarrgg.. hah, hah, hah!"***Aku menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya setelah tenggorokanku terasa sulit untuk menelan salivah. Mataku menjelajahi sel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status