"siapkan pasukan! Waktunya telah tiba. Kekeke.." ucap salah seorang wanita yang wajahnya nampak tertutup oleh bayangan hitam dalam cahaya malam. Dengan tawa dan lantunan mantera yang ia ucapkan, membuat para pasukan bayangan kegelapan bangkit dari tidur mereka dan bertebaran dilangit malam.
"Baik, Ratu!" timpal seorang dengan deep tone yang terdengar dibalik kegelapan.
"Saat bulan berdarah tiba, semuanya akan menjadi milik kita. Dunia immortal akan menjadi milik kita" ucapnya lagi.
***
"Alpa.." sapa Anthoni dibalik pintu ruanganku.
"Ada apa, An?" tanyaku.
"Semuanya tengah menunggu anda dibawah."
"Baiklah" ucapku meminta Anthoni untuk turun terlebih dahulu.
Pagi ini aku terbangun dengan gelisah, tubuhkan mengeluarkan hawa panas, tidak seperti biasanya.
Aku berjalan menuju mainhall, dari jauh beberapa mata memandangku dengan tatapan yang sulit ku artikan. Kali ini pun diriku dibuat terheran dengan berkumpulnya semua orang
"ku mohon, jawab aku!" turutku tegas.Terik matahari menyengat, merambatkan cahayanya melintasi selah-selah tirai kamarku.Setelah pertemuan kami selesai, aku bergegas kembali ke ruangan. Anthoni dan beberapa guards sedang menjalankan tugas untuk menyampaikan pesan ke tiap-tiap koloni dan para kaum immortal yang ada.Entah mengapa, firasatku berkata ini bukan hanya sekedar tentang pack atau bahkan kaum kami saja, "apa ini akan jadi perang besar?" ucapku, membatin.Tuk.. tuk.. tuk..Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku, tercium aroma khas tubuh sosok yang ku kenal, "masuklah" timpalku.Lucia tersenyum, dengan jubah putih yang indah menyampu lantai kamarku, ia berjalan mendekat."Apa dia masih tertidur?" tuturnya sembari menatapku."Kau tahu?" ucapku spontan menanyainya."Hm.." ia kembali tersenyum dan kini mengambil tempat tepat di sampingku."Biar ku bantu, dia tidak akan meresponmu tanpa desakan." ucapnya la
"Biarkan aku meninggalkan kaumku dengan cara terhormat, Anthonio De Cassio.. aku tidak bisa meninggalkan mereka tanpa penggantiku". Ucap sang Alpa dengan tegas, mengingat sangat berat tanggung jawab yang harus ia korbankan demi shewolf-Omega yang sangat dicintainya."Maafkan saya Tuan. Ini cara satu-satunya saya bisa menyelamatkan anda dan Sheerena, tolong maafkan saya dan segeralah pergi menjauh dari wilayah Wolf-Bloodmoon, saya yang akan pastikan tidak ada satupun dari koloni yang akan mengancam nyawa anda. Hiduplah bahagia bersama mate yang anda pilih Tuan. Hormat saya untuk terakhir kalinya". Anthoni tertunduk hormat kemudian pergi meninggalkan sang Alpa bersama Mate pilihannya, yang membuat ia harus meninggalkan singgasana kepemimpinannya untuk kaum Werewolf-Bloodmoon.Jasson Alwolf, Satu-satunya darah murni yang tersisa namun membelot karena sebuah perasaan yang tidak ingin d
Hari ini terakhir masa Orientasiku. Masa pengenalan untukku sebagai Mahasiswa angkatan baru, mengenali bahkan mendalami sarana tempatku menata Ilmu seperti apa. Oya, by the way lupa bilang ke kalian kalau aku berkuliah di Jurusan Bisnis Marketing Universitas of London. Tempat kuliahku termasuk ke dalam lima Besar Univ terbaik di UK.Hari ini aku merasa sedikit aneh dari biasanya, ini terjadi sedari pagi hari. Papa juga sedikit mempertanyakan kondisiku sebelum mengantarkan aku ke kampus. "Perasaan aneh apa ini?" Batinku. Irama jantungku serasa lebih cepat dua kali lipat dari biasanya, dan hari ini insting dan penciumanku terasa sangat aktif, beberapa aroma menarik perhatian dan beberapa lagi terasa mengguncang perutku."Hay Ene, Are you okey?" Tanya salah satu teman dekat yang ku temui saat Ospek. Namanya Lucianna Acyellen. Gadis cantik berambut ikal cokelat sebahu, warna matanya mengikuti warna rambut, terlihat Inda
Silau sinar lampu tajam menerobos masuk ke retina mata, membuatku sedikit kesulitan untuk melihat sekeliling . "ah, dimana ini?!" sembari menghalangi cahaya masuk ke mata dengan bentangan telapak tanganku."Kau sudah sadar Ene.." suara yang tampak terdengar tidak asing. Aku menoleh ke sumber suara mendapati Lucia tersenyum padaku."Bagaimana perasaanmu?!" Ucapannya membuatku sedikit banyak berpikir akan apa yang terjadi. "Apa Lucia melihat perubahan mataku atau apakah werewolfku nampak padanya?! Tapi Lucia tidak takut atau bahkan memandangku aneh" - batin. Aku mencoba tersenyum setelah sadar dari lamunanku. Aku berpikir, haruskah ku tanyakan apa yang terjadi?! Atau diam saja pura-pura tidak peduli! Tapi..."Ene..." Panggil Lucia sedikit mengagetkanku."Ya?" Aku menyahutinya, tapi betapa terkejutnya aku, ketika Lucia tidak terlihat lagi disekitaran pandanganku. "Apa ini mimpi?!" Ucapku dalam hati mempertanyakan situasi yang terjadi saat ini
"Aku terlalu lelah untuk berlari.. ini sudah dibatas kemampuanku". sembari merebahkan tubuhku bersandar di salah satu batang pohon besar ditengah hutan. Suasana yang tidak asing bagiku, tapi entah dimana aku berada sekarang."Teruslah berjalan Aqueene, sebentar lagi kau akan sampai". Suara itu terus saja memacu ku untuk berlari entah kemana arahnya. Langit mulai tampak gelap, tapi aku tetap bisa melihat dengan jelas suasana disekelilingku, angin menembus tajam masuk ke kulit, tapi aku tidak merasakan dingin sedikitpun."Larilah Aqueene! LARI.."Suara yang berbeda memintaku untuk lari."Papa!".Aku meyakinkan diriku jika yang terdengar adalah suara ayahku. Suasana bertaut menjadi kelam, kabut embun dimana-mana menutupi pandanganku."Teruslah berjalan Aqueene!""Lari Aquenne! Lari.."Suara-suara itu terus
Aku dan Lucia berada di satu mobil ketika papa menawarkan diri untuk mengantar kami. Suasana tenang dan terkesan diam nan hening menyerbu kami, entah vibe apa yang mereka berdua bangun setelah berjalan-jalan pagi tadi. Yang jelas aku hanya melihat kecanggungan ataupun sejenisnya menyapu suasana di dalam mobil pagi ini.Sesampainya kami di kampus, papa menyapa dengan senyum khas yang akhirnya terlihat olehku. Satu kecupan mendarat di dahi. "Good luck for today honey :) belajar yang giat". Sembari memutar balik mobilnya dan pamit. Aku dan Lucia berjalan menuju kelas kami yang akan dimulai setengah jam lagi.Di perjalanan aku menanyakan semua hal yang terjadi antara papa dan Lucia setelah menimbang-nimbang rasa penasaranku."Jadi.. apa yang kau bicarakan dengan papaku?". Lucia hanya terdiam sembari menatap lurus ke depan."Tidak ada Nona.. hanya tentang predikat calon Alpa yang ditetapkan untuk anda". Langkahku terhenti, aku memutuskan untuk bertanya semua
#.Pov ArroneHai, aku Arrone Maagsolf calon Alpa koloni Redmoon. Sebentar lagi hari pelantikanku sebagai Alpa dalam kaumku tapi sejujurnya aku belum siap untuk itu. Papa memintaku untuk menemukan mate-ku secepatnya sebelum aku dilantik agar pelantikanku bisa disertakan dengan pelantikan mateku menjadi Luna dalam koloni kami.Tapi siapa werewolf mate-ku? Akupun sudah jenuh untuk mencari. Godwolf pun sama sekali belum memberikan akses untuk menentukan mate bagiku. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari Koloni dan mencari lebih jauh, siapa tau alam berpihak mempertemukanku dengan werewolf yang pantas untuk disandingkan denganku sang Calon Alpa ini.Hampir 3 tahun lamanya aku bergutat di dunia manusia sembari bergumul dengan studi yang ku ambil sampai satu ketika wolfku bernama Eguardo yang seringnya ku panggil Eg bereaksi diluar dugaanku melihat salah satu manusia c
Aku sedang berada diruang tamu bersama papa dan mama, menikmati secangkir teh butterfly pea flower, bunga berwarna biru berasal dari Asia Tenggara yang dikirim oleh keluarga jauh kami sembari menunggu El pulang ke rumah."Sebentar lagi puncak bulan purnama, semoga saja El tiba tepat waktu". Ucap papa dengan sedikit menampilkan mimik wajah kuatirnya. Aku menawarkan diri pada papa dan mama untuk melacak keberadaan El.Awalnya mereka bingung bagaimana aku bisa melakukan sesuatu diluar nalar. Mengetahui dimana posisi seseorang berada terhitung dari jarak yang sangat jauh, tapi aku berusaha menunjukan beberapa hal yang selama ini bisa ku lakukan, walaupun hal ini sudah bukan menjadi rahasiaku lagi. Warna mataku berubah menjadi ungu violet, nampak dalam penglihatanku El sedang dalam perjalanan menuju rumah kami."El...". Aku mencoba berkomunikasi dengan membuka mindlink-ku.."Elrayeen.. ini kak Ene, kau mendengarku?"...Aku melihat El sekejap berh