Hari ini aku menjalankan tugas sebagai Alpa seperti biasa. Mengecek pelatihan para warrior dan Wolf-fortress, mengecek laporan-laporan kinerja usaha Koloni, bertemu dengan beberapa para petinggi dunia immortal yang lain untuk belajar lebih dan membangun kerjasama yang baik dengan mereka. Dan yah, disinilah aku mulai. Dengan kehidupan sebagai Alpa. Satu-satunya pemimpin Koloni yang adalah Shewolf.
"Anthoni"
"Ya, Alpa?"
"Apakah ada jadwal lagi setelah ini?" Bisikku pelan.
"Tidak Alpa, setelah ini anda bisa beristirahat".
Aku mengangguk lega mengiyakan, setelah pertemuan dengan para pemimpin, aku berjalan menyusuri kastil menuju ke ruanganku, Groovin dan anthoni selalu setia mengikuti dari belakang, dan jika kalian tanya mengapa tiga guard lain tidak pernah aku sebutkan, jawabannya adalah karena masing-masing aku utus untuk mendampingi keluargaku, bahkan El 'pun mendapat pengawal pribadi dari
Aku sedang berjalan perlahan melintasi beberapa ruangan dalam kastil yang sama sekali belum pernah ku masuki, setelah menghabiskan waktu bersama dan mengantarkan Mate ku 🌚 ke perbatasan untuk ia kembali ke Koloninya. Beberapa ruangan terlihat tertutup rapat, ada yang dikunci dan juga dibiarkan terbuka. Aku terfokus pada satu pintu ruangan, dimana pintu itu memiliki warna yang berbeda dengan pintu-pintu lainnya"Masuklah! Ucap Dami memberi instruksi."Bolehkah?""Tentu saja, kau Alpa koloni ini. Siapa yang akan melarang?" Ucapnya lagi.Dengan meyakini perkataan Dami dan juga menyalurkan rasa penasaranku, aku meraih gagang pintu dan menarik pelatuknya hingga ruangan itu terbuka dan menyisihkan beberapa pandangan menarik. Di setiap sudut ruangan terdapat rak buku yang tinggi dan lebarnya jelas tak dapat ku hitung. Aku hanya bisa melayangkan kagum untuk isi ruangan tersebut. Di dinding sudut ruangan terdapat foto
Aku sedang berjalan-jalan mengitari hutan yang masih berada di wilayah kekuasaanku, Koloni Bloodmoon.Diluar tembok perbatasan banyak pemukiman rakyat koloni kami yang dibangun dengan tata kota yang indah. Mereka hidup dari hasil usaha perkebunan dan sebagainya. Dan fakta terbaru yang ku terima adalah beberapa dari hasil perkebunan rakyat koloni kami di expore ke wilayah manusia. Aku merasa takjub, dan bahkan di salah satu wilayah bagian barat memiliki swalayan yang sangat besar, tidak kalah besar dan lengkap dengan yang dibangun oleh kaum manusia. Bahkan koloni kami, tidak sedikit dari mereka memiliki kendaraan pribadi, dan pajaknya pun dikendalikan oleh pemerintahan koloni dan hal ini bahkan jauh dari ekspektasiku. Yang terpikirkan olehku adalah kaum werewolf yang berlari ditengah hutan menggunakan kekuatan mereka. Tapi faktanya, mereka kesana-kemari menggunakan kendaraan beroda."Semua sudah berubah seiring perkembangan jaman". Ucap Dami.
"Masuklah An". Ucapku setelah mencium aroma tubuh Anthoni di depan pintu ruangan ku."Ada apa?" Sapaku."Alpa Arrone, kembali berkunjung. Beliau sudah melewati perbatasan Utara".Mendengar mateku yang datang berkunjung, membuatku jantungku berpacu dua kali lipat. "Benarkah?""Benar, Alpa"Setelah memastikannya, aku segera turun ke mainhall untuk menyambut kedatangan Arrone."Kontrol wajah konyolmu, Ene! Antoni hampir saja menertawaimu". Ucap Dami yang membuatku melirik segera ke arah Anthoni."Anthoni, apa kau menertawaiku?"Wajah anthoni merona seketika, walaupun ia menolak mengakui jika ia menertawaiku."Ti.. tidak, Alpa"Aku kembali memalingkan pandanganku, walaupun aku sedikit kesal dengan kenyataan bahwa anthoni menertawai tingkahku."Kau lihat? Bahkan hanya dengan menyebut nama mate
"Apa ini akhir dari kehancuran?"."Jika kutukan itu akan benar-benar mati bersama jiwanya, maka ini akan menjadi akhir, namun jika tidak! Maka ini adalah awal yang sebenarnya dari sebuah kehancuran"."Apa yang harus kita lakukan?""Bersiaplah!"- kabut gelap mengelilingi Dia yang menaruh jiwanya pada sebuah kepercayaan yang hampa! -_________Aku dan arrone berjalan mengitari kastil, bercerita beberapa hal mengenai penobatanku sebagai Luna di packnya dan juga tentang bagaimana kami membangun dua Koloni dan menjadikan mereka satu dibawah kepemimpinanku dan Arrone.Kami bersepakat setelah acara penobatan, aku dan arrone akan melaksanakan penyatuan dua pack Koloni menjadi satu."Lalu bagaimana setelah itu?". Tanyaku penasaran."Setelahnya?" Pungkas ar
"Apa sudah waktunya?" Pungkas Lucia pelan namun tetap jelas terdengar di telingaku."Waktu? Waktu apa?" - batinku, sembari mencelingkan mata menatap ke arah Lucia._____Setelah memberitahu beberapa hal mengenai peristiwa yang terjadi di Koloni kepada Lucia. Kini, aku membali ke ruanganku dengan dibantu krkuatan dari orlambus.Arrone terlihat masih setia menunggu, setelah ia menyaksikan orlambus membawaku menembus dimensi tempat dan waktu secara singkat."Syukurlah kau kembali dengan cepat" Pungkasnya, membuatku hanya bisa tersenyum."Lucia akan datang bersama Tn. Severus dan beberapa white witch, yang akan dipekerjakan, membantu para wolf-fortress & warrior untuk menjaga perbatasan. Dan, juga! hari ini, Lucia akan mengenalkanku dengan salah satu petinggi kerajaan Vampir dan juga Peri. Ia memintaku untuk menjalin kerja sama dengan kaum dunia immort
"Dengan senang hati, Lord" Pungkas Ratu Abeth dengan senyum yang menawan dan sembari tertunduk hormat, membuatku terperangah. Bukan baru kali ini gelar Lord yang melekat pada Dami benar-benar membuat takjub.________Suasana kembali hening dan canggung. Entah apa yang dipikirkan masing-masing mereka yang ada diruangan. Yang jelas, aku hanya bisa melayangkan kekaguman pada sosok serigalaku.Dami kembali melayangkan langkahnya mengarah pada Pangeran Xander yang hanya terdiam terpaku, menatap ke arah kami.Cukup lama mereka melayangkan pandangan satu dengan yang lain, membuatku berdecak kesal. Baru saja, sosok Wolfku ini membuatku terkagum. Kini kembali dengan cepat, ia membuatku kesal dengan tingkahnya."Jangan terlalu lama menatapnya! Ia bisa menjadikan kita sasaran mangsa berikutnya, kau tak takut menjadi incaran bangsa vampir?" Ucapku, sedikit melayangkan teguran pada Dami yang terus-terus saja menatap ke arah pangeran Vampir itu, yang tentunya ak
Suasana masih dalam keadaan tegang, tidak tanggung-tanggung, Lucia sedikit menghardik pangeran Xander, yang kala itu tetap bersikeras tidak ingin menjalin kerjasama dengan kami dan juga para petinggi dunia Immortal.Bangsa Vampir memang terkenal dengan keangkuhan dan kesombongan mereka. Namun, baru kali aku bertemu dengan salah satu dari kaum itu, yang kesombongan dan keangkuhannya mencapai langit ke tujuh.Papa nampak sangat kesal dibuatnya, beberapa kali aku bisa mendengar papi Dave menggeram, seperti ingin berganti shift dengan papa dan memberi pelajaran pada Vampir angkuh itu. Namun, hal itu tentu saja tidak akan dibenarkan oleh papa.Adikku El pun terlihat kurang suka, namun ia dengan tingkahnya seperti biasa, mencoba untuk calm dan diam serta terus mengamati. Entah mengapa, aku bisa merasakan beberapa dari kaumku sudah sangat muak dengan kelakuan pangeran Xander. Tapi disatu sisi, aku masih mempercayai perkataan Dami, bahwa bagaimana pun pangeran arogan itu b
"Baik, aku akan bergabung. Dengan syarat, lindungi klanku dengan sekuat tenaga kalian" Ucapnya dengan tubuh bergetar.Mendengar hal itu, Dami tersenyum dengan kemenangan. Begitu pula dengan ku dan beberapa dari kami yang ikut merasa senang dengan keputusan pangeran Xander, walau keputusannya sedikit dengan paksaan.Setelah acara jamuan makan-makan itu berlangsung, para tamu berniat untuk pamit dan kembali ke tempat mereka masing-masing. Tak lupa Orlambus turut mengantar Ratu Abeth hingga ke perbatasan. Orlambus, seperti yang dikatakan Dami, ia adalah Halfblood yang dialiri darah peri. Sehingga, meskipun ia melayani Lord kaum Werewolf, namun ia juga tetap menghormati Ratu Abeth sebagai Ratu di Dunia Peri.Sebelum beranjak dari wilayah kami, Lucia sudah mengingatkan ku dan Dami untuk kedepannya mengirim bala bantuan Shadow Guardians untuk para kaum/klan yang hari telah bekerjasama dengan kami, begitupun sebaliknya. Setelah aku dan Dami berganti shift kembali, Lucia l