Share

Chapter 17

Author: Amelia Siauw
last update Last Updated: 2021-01-24 20:00:00

     Tidak ada seorangpun yang lebih terkejut dibanding He Xian sendiri. Tak disangkanya, ia begitu berani menjatuhkan gulungan berisikan titah kaisar itu. Dan ia tahu dengan jelas, nasib apa yang dinantinya setelahnya kini. Tapi, ia sudah bertekad. Ini keputusannya, ia tidak boleh ragu lagi.

     Ia mengambil gulungan tersebut, menepuk-nepuknya. “Saya rasa ada yang salah dengan isi gulungan ini. Saya akan terlebih dahulu menanyakannya kepada Yang Mulia Kaisar mengenai hal ini. Baiklah sementara ini begitu saja keputusannya.”

     Kembali tercipta kesunyian. Semua orang di halaman luas tersebut kontan terbelalak. Min-Hwa kini menatap He Xian lekat-lekat. Ada sebersit sinar kagum terpancar dari bola matanya. Bibirnya melengkung ke atas. Ia tersenyum.

     Namun tak lama, terdengar suara yang sangat janggal memecah kesunyian. Suara derap kaki kuda yang begitu cepat. Seisi lapangan menoleh, dan mendapati kejanggalan yang lebih telah muncul di hadapan mereka; Sederetan besar Pasukan Khanate.

     Salah seorang yang kelihatannya adalah panglima pasukan menderap maju. “Pasukan Han! Kalian telah terkepung! Pula kalian telah kalah! Kami membawa 200,000 pasukan yang jauh lebih banyak dibanding pasukan kalian!”

     Pasukan Khanate! He Xian membatin panik. Bagaimana mungkin mereka bisa menyerang pula tepat di saat begini! Ia buru-buru memberi komando, “Kalianlah yang tidak tahu keadaan! Kalian yang akan kalah!”

     Namun, memang benar apa yang Panglima Khanate katakan. Pasukan mereka berjumlah jauh lebih banyak dari Han. He Xian terang tidak punya kesempatan menang dari mereka. Secepat kilat, Khanate berhasil membebaskan Seo-Yu beserta segenap pembesar Yeong-Shan, dan kini berbalik menawan He Xian dan para komandan Han.

     Beberapa menit kemudian, Khanate menarik paksa mereka semua ke negerinya.

***

     “Tak kusangka akan jadi begini, Tuan Menteri. Sekarang kita harus bagaimana?” Sersan Zhen bertanya risau.

     He Xian mengangkat bahu, kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya yang tadi sempat terpotong sesaat; memandangi samudera luas. Saat itu siang hari, langit cerah dengan awan-awan tebal menghiasi sudut tenggara langit. Nyaris tak ada angin hari itu.

     Rasanya ia ingin tertawa. Betapa cepat nasib berubah. Tadinya masih ia yang menentukan nasib orang lain, sekarang nasibnya lah yang ditentukan orang lain. He Xian bertopang dagu. Mau bagaimanapun juga, ia rasa nasibnya akan kurang lebih sama. Ia telah menjatuhkan gulungan kaisar, manalagi mengatakan ada yang salah dengan isinya dan berniat mempertanyakannya pada kaisar. Melihat karakter Ming Shi, ia tidak yakin pemuda tersebut mau mengampuni nyawanya. Sama saja dengan nasibnya di Khanate.

     “Kemenangan Khanate ini hanya sementara. Bagaimanapun, kekuatan Han jauh lebih besar. Begitu kabar ini sampai ke pemerintah pusat, maka Khanate akan habis.” Kebetulan saat itu ia melihat Sasha. “Benar begitu kan, Baginda Sasha?” 

     Sasha yang kelihatannya tengah bengong sangat terkejut mendengar pertanyaan He Xian. “Ya memang benar.  Tidak butuh waktu lama bagi kita untuk segera bebas. Hanya saja jangan sampai pasukan Han baru datang ketika leher kita sudah dipenggal.”

     Perjalanan menuju Khanate memakan waktu selama tiga hari. Dan saat mereka telah sampai di Khanate, matahari baru menyembul muncul di ufuk timur. He Xian rasanya sangat mengantuk. Ia menjalani instruksi dari pasukan Khanate dengan gontai dan tidak bertenaga. Sampai-sampai seorang prajurit Khanate bertubuh raksasa dan berwajah beringas melayangkan pukulan saking kesalnya ia melihat betapa gontainya pemuda itu. 

     Tapi walaupun He Xian sangat mengantuk, ia masih punya cukup tenaga untuk menepis serangan si prajurit Khanate. “Jangan kurang ajar berani main pukul kalau kepadaku! Aku bukan budak murahan! Dan aku bisa masuk kereta sendiri!” Balasan pukulannya membuat si prajurit mengaduh kesakitan.

     Kesadaran He Xian baru terbuka sepenuhnya saat ia menyaksikan keadaan negeri Khanate. Menurut yang didengarnya selama ini, Khanate adalah sebuah negara yang sangat semrawut, lingkungan tidak terurus, dan para warga yang berwajah serta bertingkah laku seperti preman. Tetapi apa yang dilihatnya sekarang terbalik 180 derajat dengan itu semua. Jalan-jalan rapi terurus, rumah-rumah berdiri dengan indah disertai pepohonan yang rimbun. Para penduduk berpakaian rapi dan santun, pula wajah mereka bersih dan santun, tampak sangat bersahabat. Yang lebih mencegangkan adalah istananya. Sangat besar, sangat megah dan menawan. Para pengawal berbaris rapi dan teratur ketika menyambut mereka. Pintu gerbang yang sangat besar terbuka, mengangakan jalan masuk menuju lapangan istana yang luas. 

     Mereka pun akhirnya sampai di Istana Uur-Tsagan.

     Dan yang lebih mencegangkan He Xian, Khan pemimpin Khanate telah berdiri menanti di depan pintu Istana. 

     He Xian tak dapat menahan keingintahuannya. Diamatinya pemimpin negeri Khanate tersebut. Serta merta, ia merasakan suatu keanehan. Rupa sang Khan memiliki garis-garis wajah yang mirip dengan Ming Shi. Apakah ini hanya sebuah kebetulan? Atau...

     “Mantan Putera Mahkota Han Hao Shi! Ternyata, dia berhasil menjadi pemimpin negeri Khanate…” Di belakangnya, Letnan Xiang menggumam.

     “Mantan Putera Mahkota Han Hao Shi?” He Xian balas berbisik. “Bukankah katanya dia telah diasingkan ke Chong Zhou karena berani menyulut kemarahan ayahnya? Bagaimana dia bisa berada di sini, sebagai Khan pula? Kau tidak salah, kan?”

     “Tidak mungkin saya salah. Walaupun dulu saya masih menjabat sebagai letnan  muda, tapi saya cukup sering melihat mantan putera mahkota itu. Bagaimanapun juga saya tak mengerti tapi mudah-mudahan ini tidak membuat nasib kita tambah buruk…”

     Sementara itu, Hao Shi kini sibuk menjabat tangan Seo-Yu beserta para pembesar Yeong-Shan lainnya. “Saya senang, Anda semua selamat.”

     Seo-Yu tersenyum. “Saya menghaturkan banyak terima kasih kepada Baginda. Pasukan Anda tiba tepat pada waktunya, dan berhasil membebaskan kami dari Han.”

     “Hm. Ngomong-ngomong Han...” Pandangan Hao Shi beralih ke arah para pejabat Han. Mendadak, sorot matanya dipenuhi kebencian yang amat sangat. Kebencian yang, tampak sangat jelas, jauh lebih mengerikan dari kebencian biasa. “Budak-budak Ming Shi... walaupun aku tak bisa menangkap jahanam itu dengan tanganku sendiri sekarang, tetapi tak apa. Kalian sudah cukup.” 

     Ia menghunus pedang kebesarannya, dan dengan sekuat tenaga menghunjamkannya hingga menancap tanah. “Hukum mati seluruh pasukan Han!!!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 96

    “Run... Xiang...” Ming Shi bergumam lemah. “Juga... Yan Xu... kurasa aku tak akan bisa bertahan di dunia ini lebih lama...” “Kakanda! Jangan berkata seperti itu! Tabib akan dapat menyembuhkan luka Anda!...” Yan Xu menjerit histeris, sementara He Xian dan Sekretaris Li memandang Ming Shi dengan lesu. Luka di tubuhnya sudah terlalu parah untuk dapat disembuhkan. Nyawanya tak mungkin diselamatkan. “Percuma saja Yan Xu...”M ing Shi menatap Yan Xu lekat-lekat. “Aku hanya menyesalkan satu hal, mengapa aku tidak diperbolehkan berada di dunia ini lebih lama. Aku masih belum sempat membahagiakan permaisuri yang aku cintai...” Yan Xu tergugu. Selama ini tidak pernah ia mendengar Ming Shi mengatakan bahwa pria itu mencintainya. Jangankan itu, pria itu bahkan tidak pernah memujinya cantik seperti yang lumrah dilakukan seorang pria terhadap kekasihnya. Mendadak, ia merasa limbung luar bi

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 95

    Putri Chang menyentak sinar setar, begitu keras dan mengejutkan hingga membangkitkan suatu sengatan yang secepat kilat menstimulasi otak He Xian. Senyum sang putri mengembang. Ia telah berhasil memengaruhi He Xian sepenuhnya, dan pemuda itu akan mengangkat pedangnya untuk selanjutnya menyerang Ming Shi. “Kalian salah. Hatiku tidak lagi menyimpan kebencian dan dendam terhadap Kaisar Han. Dan itu jauh lebih baik. Dendam bagaikan kumpulan api yang panas membakar, belum tentu kalian berhasil meluapkannya, namun kobaran api tersebut sudah pasti melukai diri kalian sendiri. Dengan membuang kobaran api tersebut, aku menghentikan melukai diriku sendiri.” He Xian berkata bijaksana. “Aku tahu Tuhan menciptakan aku ke dunia ini bukan untuk mewujudkan misi negatif. Melainkan untuk mewujudkan sebuah misi positif dengan mengalahkan rintangan berupa hasrat negatif. Begitu juga dengan kalian. Singkirkanlah semua kebencian kalian, dan

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 94

    Mangkuk tersebut kini berada dekat sekali dengan tangan Ming Shi. Si wanita menyentak halus, dan Ming Shi mulai mengangkat mangkuk itu, siap meminumnya. TSRATTT! Lontaran panah secepat kilat menjatuhkan mangkuk beracun tersebut. Si wanita berbalik, siap membuat perhitungan pada orang yang berani mengacaukan pekerjaannya yang nyaris rampung itu. “Siapa kau?!” Ia berseru marah. Di saat bersamaan Ming Shi juga tersadar sepenuhnya dari hipnotis si wanita. “Sun He Xian dan Run Xiang?!” serunya. “Juga... Yan Xu! Bagaimana kalian bisa ada di sini?!” He Xian dan Sekretaris Li menghaturkan hormat, “Berkat Yang Mulia Permaisuri, Yang Mulia, beliaulah yang mendapatkan firasat Anda tengah mengalami bahaya. Dan syukurlah, rupanya kami datang tepat pada waktunya. Anda nyaris saja membunuh diri Anda sendiri!” &

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 93

    Mereka telah merencanakan akan mengadakan di bawah pohon willow raksasa ini. Dua orang telah berdiri di sana, menunggu dengan tak sabar orang ketiga yang tak kunjung datang. “Mengapa ia lama sekali datang?” si wanita berseru tak sabar. “Apa dia lupa kalau hari ini kita akan mengadakan pertemuan di sini?” Si pria menenangkan. “Tidak mungkin, Putri. Dia pastilah sedang sibuk, bagaimanapun dia adalah kepala kasim di istana ini.” “Huh, dia baru seorang kasim, sedangkan kau Menantu Raja!” “Aku bukanlah Menantu Raja dengan gelar resmi, Putri... Pernikahan kita hanya beratapkan sinar rembulan di dalam hutan...” “Bagaimanapun juga kau menikah denganku yang merupakan seorang putri!” ujar si wanita berapi-api. “Kau tidak seharusnya merendahkan diri seperti itu, ap

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 92

    Mulanya Yan Xu bingung melihat jumlah pengawal Istana Barat bertambah dua kali lipat, pula mendapati He Xian dan San Jin kini ganti mengiringinya ke mana-mana. Ming Shi sendiri pun selalu datang menemaninya tepat setelah pria itu menyelesaikan tugasnya di istana. “Apa kalian mau mengatakan si pembunuh kini ganti mengincarku?” tanyanya pada He Xian, yang menjawab, “Kami tidak tahu, Yang Mulia. Tetapi para selir telah mendapatkan pengawalan yang aman, sementara Anda tidak sama sekali, padahal Anda adalah permaisuri.” Yan Xu melengos. “Aku tidak apa-apa, kalian sama sekali tidak perlu mengkhawatirkanku. Apa kau tak tahu Tuan Sun, aku kan pernah membunuh Khan Khanate! Jadi si pelaku tentunya bukan tandinganku!” Ia berseloroh. “Ohya, tentu saja kau tak tahu. Kau kan tengah menuju negeri Qi saat itu.” Walaupun Yan Xu mencoba bergu

  • THE SON OF DESTINY   Chapter 91

    Secara tak terduga Min-Hwa melintas di hadapan mereka. He Xian terpana. Min-Hwa kini nampak sangat feminim dan gemulai, dan jauh lebih cantik, dengan sorot matanya yang sendu dan sayu. Gadis itu sendiri juga melihat He Xian. Mulutnya pun membuka, “He Xian!...” Min-Hwa tak sempat melanjutkan kata-katanya; Ming Shi telah menotok jalur energi pada gadis itu. Ia segera terkulai lemas sementara pria itu segera merengkuhnya, sangat mesra. “Kaulihat, Sun He Xian. Aku sangat mencintai selirku, termasuk dia yang dulu pernah melawanku,” Ia berujar, jari-jari tangannya kini sibuk membelai-belai wajah Min-Hwa. “Bukankah dia merupakan rekan sejawatmu yang terbaik? Dia selalu membantumu dan menyertaimu, benar kan? Sekarang, ia bersedia menyerahkan dirinya menjadi milikku. Tidakkah kau membencinya? Tidakkah kau membenciku, yang telah merenggut orang yang kausayangi darimu?” Ming Shi menata

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status