“Ya, Zachary adalah suamiku. Satu-satunya pria yang aku cintai hanya dia,” jelas Chesa. Dia tersenyum dan detik kemudian dia merasakan tangan Zach meraih pinggangnya. Georgina mendengar Chesa tanpa memberikan jawaban. Selama tiga tahun dia berpikir jika Joel sudah bahagia dengan Chesa. Setiap kali dia tidur dengan Zion, dia memperhatikan wajah putranya sambil memikirkan kebahagiaan Joel saat memiliki anak dengan Chesa. Georgina selalu merasa bersalah karena membiarkan Joel menjadi ayah yang baik untuk anak lain di saat Zion tidak pernah melihat ayahnya. Kenyataannya, selama tiga tahun Georgina dibohongi oleh pikirannya sendiri. Gabriel datang membawa nampan dan dia meletakkan makanannya dan Georgina di atas meja. “Kamu pasti lapar. Sebelum kamu pingsan, lebih baik kamu makan,” ucap Gabriel sambil tersenyum dan Georgina mengangguk. Georgina duduk sambil melihat Chesa. “Silakan duduk!” dia mengajak Chesa dan suaminya duduk karena Georgina bingung harus mengatakan apa lagi.
Georgina menggeliat sambil menguap ketika dia baru saja terbangun dari tidurnya. Dia bangun kesiangan karena acara tadi malam tetapi dia tidak perlu mencemaskan Zion karena tadi malam putranya tidur bersama dengan Brittany. Sang nenek pasti akan menjaga cucunya dengan baik.Georgina masuk kamar mandi, menggosok gigi, membasuh wajahnya, dan dia turun ke lantai satu. Melihat Zion sedang menikmati sarapan di meja, dia tersenyum. “Sepertinya ada yang melupakanku,” ucap Gina dan Zion reflek berbalik karena suaranya. “Biasanya putraku akan ke kamar untuk membangunkanku tapi pagi ini dia tidak melakukannya.”Georgina mencium kepala Zion dan duduk di sebelahnya. “Mama kelelahan,” jawab Zion.“Aku mengatakan pada Zion kalau kamu kelelahan dan membutuhkan tidur lebih panjang. Dia mengerti dan langsung meminta sarapan,” ucap Brittany.Georgina mengusap kepala Zion. “Kamu sangat manis, sayang. Bagaimana bisa kamu sangat perhatian padaku”“Karena aku adalah putramu,” jawab Zion sebelum
Air mata yang sempat ditahan kini mengalir deras di wajah Georgina. “Kau bertanya kenapa aku menghindarimu?” tanya Georgina. Suaranya bergetar karena tangisan yang masih ditahan.“Gina, aku mohon padamu. Jangan membuat aku bingung.” Joel meminta, masih memegang pergelangan tangan Georgina. “Berikan aku kesempatan untuk mendengar semuanya.”Georgina menoleh ketika Brittany menghampiri mereka. “Aku pikir kalian harus bicara. Aku akan menjaga Zion,” ucap Brittany. Georgina hendak menolak, namun tak sengaja dia melihat beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka. Mendadak dia merasa tidak enak hati dan akhirnya setuju dengan ibunya.Tidak ingin membuat Zion kebingungan, Georgina melepaskan Zion dari gendongannya dan dia mencium pipinya. “Granny akan menjagamu. Mama tidak akan lama.”Zion mengangguk, kemudian dia mengambil tangan Brittany dan menggenggamnya. Melihat Brittany membawa anaknya, Gina menghela napas dan dia berbalik ke Joel. “Aku harap ini akan menjadi percakapa
Georgina masuk ke kamar saat putranya sedang terlelap dalam tidur siangnya. Georgina berbaring di samping putra kecilnya, dan dia mengusap kepalanya. “Kita harus pergi dari sini, Zi. Mama tidak sanggup jika harus membuka luka lama. Ini sangat menyakitkan. Maafkan mama karena tidak bisa memperpanjang waktu kita di sini.” Air mata menetes dari sudut mata Georgina. Seharusnya dia tidak mengorbankan keinginan Zion tetapi dia benar-benar tidak sanggup menanggung luka setiap kali Joel muncul di depannya. Tinggal di kota yang sama hanya akan membuat Joel lebih mudah untuk melihatnya dan Zion. Pergi dari Shadowfall adalah keputusan terbaik, itulah yang Georgina pikirkan sekarang. Joel tidak akan menyerah jika sudah menginginkan sesuatu. Georgina tahu itu.Georgina memeluk Zion, perlahan kantuk juga menyerang dirinya.***Joel tidak mengenal kata menyerah meskipun Georgina menolaknya. Joel pikir ini adalah konsekuensi dari keputusannya di masa lalu dan dia akan melewatinya. Joel ti
Langkah cepat membawa Georgina kepada Joel, dan kemarahan mendorongnya untuk menampar wajah tampan mantan tunangannya. Joel terkejut karena tamparan Gina namun dia mengabaikan perih di wajahnya. Fokusnya tertuju pada wajah wanita itu. Napas Georgina terengah-engah karena kemarahan dan dia segera menarik wanita itu ke dalam pelukannya. Georgina memberontak tetapi Joel tidak mau melepaskan tubuhnya.“Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kemarahanmu reda. Aku tidak tahu apa yang membawamu ke sini tapi aku tidak suka saat melihatmu marah,” ucap Joel.Perlahan perlawanan Georgina melemah dan dia terisak di dada Joel. Banyak hal yang ingin dia katakan pada Joel tetapi mulutnya tidak sanggup mengatakannya.Dengan lembut Joel mengusap punggung Georgina, membiarkan wanita itu menangis sampai dia mendapatkan ketenangannya. Lima belas menit lebih Georgina menangis di pelukan Joel. Merasa lelah, dia menarik tubuhnya dari Joel. Matanya basah saat menatap pria itu. “Kenapa kamu melakukan i
Tadi pagi, saat jam masih menunjukkan angka lima, Georgina terbangun karena racauan putranya. Awalnya Georgina berpikir jika Zion bermimpi dan dia ingin menenangkannya dalam pelukan. “Ya, Tuhan!” Georgina terkejut tatkala melihat bulir-bulir keringat di pelipis putranya. Zion terlihat sulit bernapas dan Georgina semakin panik.“Zi, bangun sayang!” Georgina mengguncang tubuh putranya.Berpikir jika putranya tidak baik-baik saja, Georgina menggendongnya dan segera keluar dari kamar. Dia hendak ke rumah sakit dan kebetulan sopir di rumahnya telah bangun.“Kita ke rumah sakit sekarang!” Georgina buru-buru, tidak peduli jika saat ini dia masih memakai piyama.Zion masuk rumah sakit dan dokter segera memeriksanya. Setelah melakukan beberapa prosedur, dokter menyimpulkan jika Zion mengalami kelainan darah, atau sering disebut dengan anemia sel sabit.“Putra Anda mengalami sickle cell anemia atau sering disebut dengan anemia sel sabit.” Dokter memberi tahu kenyataan pahit pada Georgina.
“Apa yang akan terjadi pada putra kami, Dokter?” tanya Joel ketika dia dan Georgina duduk di depan dokter yang bertanggung jawab atas Zion.“Untuk saat ini obat-obatan sangat diperlukan, dan tentu saja saat hemoglobinnya di bawah rata-rata dia harus melakukan transfusi darah. Transfusi darah pun memiliki resiko dan sebagai orangtuanya kalian harus ekstra hati-hati saat merawatnya. Perhatikan asupan gizi dan dia harus mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak boleh kelelahan,” jelas pria yang bertugas sebagai dokter anak.“Apakah tidak ada obat yang bisa menyembuhkannya?” Joel bertanya lagi, sementara Georgina hanya diam sejak tadi. Georgina terlalu sedih memikirkan putranya hingga untuk mengeluarkan suara saja rasanya dia tidak sanggup. Jika boleh jujur, rasanya Georgina tidak bisa mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut dokter namun dia harus mengetahuinya.“Satu-satunya cara untuk menyembuhkan sickle cell anemia adalah dengan melakukan transplantasi sumsum tulang. Tapi
“Kamu gila, Joel!” jawab Gina sambil menahan suaranya. Rasanya dia ingin membentak dan memaki Joel namun dia tidak mau mempermalukan pria itu di tempat umum.“Aku tidak mau berpisah lagi dari kalian. Aku mau menikah denganmu supaya kita bisa merawat Zio bersama. Aku tidak mau kamu sendirian lagi.”Senyuman Georgina mencemooh kata-kata Joel. “Aku memperkenalkanmu pada Zion bukan karena aku ingin mengemis cinta lagi darimu. Kamu harus tahu, Joel. Kamu adalah orang yang paling aku benci di dunia ini dan aku lebih bahagia sendirian daripada harus menikah denganmu.” Georgina berdiri, segera pergi tanpa menoleh ke belakang. Tiga tahun lalu dia sangat ingin mendengar kata-kata itu dari Joel tetapi sekarang dia sangat membencinya. Joel mengajaknya menikah di saat hatinya sudah tertutup pada semua pria.Joel mendesah sambil bersandar di kursinya. Dia terlalu buru-buru sehingga tidak mempertimbangkan jika sekarang bukan waktu yang tepat untuk membicarakan pernikahan dengan Georgina.