Share

Bab 2

Arga dan Gara masuk dan duduk bersila di karpet bulu, ditemani puluhan makanan ringan juga beberapa jenis buah yang diletakkan dalam dua keranjang.

"Ini kamar atau pasar?" Gara menggeleng heran melihat kamar adiknya yang memang diisi freezer juga beberapa rak untuk menaruh snack.

"Pasar gratis," jawab Caca yang duduk di depannya.

"Lumayan, tiap hari bisa makan enak," kata Arga membuat kembarannya tertawa, sedangkan Caca menatap tajam.

"Enak aja, beli dong masa minta terus."

"Kalau ada yang gratis kenapa harus beli," balas Arga lagi. Gara hanya diam menikmati makanan di depannya dan menjadi pengamat pertengkaran kedua saudaranya.

"Ini gak aku bagi-bagiin." Caca mengambil snack-snack nya kemudian menyembunyikan di belakang punggung.

"Orang pelit kuburannya sempit loh Ca," Gara mencoba membantu kembarannya.

"Kan aku belum mau mati, kalo udah deket kematian nanti aku sedekah makanan yang banyak deh."

"Manusia mana ada yang tau takdir, lagian mau sedekah kok nunggu sekarat dulu," cibir Arga.

"Di TV ada loh yang bisa lihat takdir, bahkan udah prediksi kematiannya sendiri."

"Besok-besok gak usah nonton TV lagi deh, lagian musyrik percaya kayak gitu."

"Iya-iya. Yaudah ini, tapi jangan dihabisin," kata Caca mengambil snack di belakang punggungnya kemudian menaruh di depan kakaknya lagi.

"Kamu habis ini mau pergi lagi?" Tanya Gara.

"Iya, mau buat video dance."

***

Caca dan ketiga temannya yang tergabung dalam grup HiDFY (Hi Dance For You), serta beberapa orang lainnya sedang berada disebuah bangunan tak terpakai. Gedung ini sudah ditinggal pemiliknya, namun oleh warga setempat diubah menjadi tempat yang cocok untuk berfoto atau membuat video.

Selesai berdandan, Caca, Fey, Naya, dan Kiara langsung memulai dance nya. Mereka menirukan salah satu girl grup dari Korea Selatan, yaitu Black Pink dengan lagunya Pretty Savage. Disini, Caca berperan sebagai Rose.

"Kalian cuma latihan beberapa jam udah sebagus ini," puji manager mereka saat memberikan minum.

"Karna udah terbiasa kak," jawab Kiara.

"Kalo baru belajar dance pasti butuh waktu lebih lama," sahut Naya.

"Istirahat dulu, kalo udah siap itu baju gantinya disana," kata manager menunjuk rak baju yang sudah dipersiapkan. Setelah ini mereka akan membawakan dance Black Mamba dari grup Aespa.

15 menit kemudian mereka telah berganti baju.

**

  Malam ini Caca sedang duduk di sofa sembari memakan cemilan yang dibelinya tadi sore, dia sedang menunggu Dafa yang katanya ingin belajar bersama, namun  sudah satu jam dia menunggu belum juga kelihatan batang hidung tetangga sekaligus sahabat kecilnya itu.

"Abang mau ke mana?" Tanyanya saat melihat Gara, abang ketiganya sedang berjalan di tangga dengan pakaian modis.

Tak lama setelah itu Arga, abang keduanya juga keluar dengan pakaian yang tak kalah modis. Gara dan Arga merupakan saudara kembar identik.

"Mau malam mingguan dong..," jawab Gara menyombongkan diri.

Caca mengerutkan dahi kemudian melirik Arga yang sedang memakai sepatu.

"Abang juga?"

"Iya dong, masa mau di rumah aja, ketahuan jomblonya," balas Arga mengejek.

"Dih, kalian keluar palingan juga ke supermarket deket perempatan itu, mau ngapelin mbak-mbak yang pakai wig pirang."

"Lagian ya, aku di rumah gak sendiri kok, nanti Dafa mau dateng," lanjut Caca.

"Sembarangan, yang di supermarket itu bukan mbak-mbak tapi mas-mas, masa jeruk makan jeruk," ucap Gara kesal.

"Tapi rambutnya panjang loh, Arga aja pernah dicium," kata Caca menahan tawa.

Arga yang mendengar itu kalang kabut, dia memelototi Caca agar tidak mengatakan lebih lanjut namun yang dipelototi terus saja mengoceh tanpa takut. Arga hanya bisa pasrah dan buru-buru keluar rumah,saudara kembarnya itu pasti akan mengejeknya nanti.

 Tak lama setelah keluar, Arga mendengar gelak tawa dari kedua saudaranya. Dia mengumpat pelan sebelum memakai helmnya.

"Mau kemana bang?" Tanya Dafa yang baru datang.

Dafa satu tahun lebih muda darinya, seperti Caca.

"Mau nyari pacar," sahut Arga dibalik helmnya.

"Caca di rumahkan?"

"Ada, masuk aja."

"Oke."

Arga melajukan motornya sedangkan Dafa segera masuk ke rumah, saat melepas sendal dia bertemu Gara yang akan keluar juga.

"Mau kemana bang?"

"Mau nyari pacar," balas Gara cengengesan.

Dafa menautkan alisnya bingung, dari tadi jika ditanya jawabannya adalah mencari pacar, apa benar si kembar ini akan mencari pacar? Kok aneh.

"Jagain Caca, jangan di macem-macemin."

"Iya," kata Dafa seadanya.

    Caca berdecak ketika melihat plastik snack berserakan di ruang tamunya, dia baru saja membuat minum di dapur, saat kembali ruangan ini jadi sangat berantakan. Sesi belajar bersama sudah selesai 30 menit yang lalu.

"Ini sampahnya dikumpulin dong Daf,  kamu makan kayak anak kecil aja,berserakan dimana-mana."

Dafa hanya meliriknya sekilas kemudian lanjut menonton tv dan memakan snack nya lagi.

"Daf kamu denger gak sih? Kalau gak mending kamu pulang aja deh, tugasnya juga udah selesaikan," kata Caca yang sudah geram dengan tingkah sahabatnya.

"Gak ah, tadi abang kamu nyuruh aku jagain kamu."

"Aku di rumah sendiri juga gak bakal kenapa-napa, udah kamu pulang aja."

Caca menarik-narik tangan Dafa, Dafa yang tetap tidak mau pulang pun menarik tangannya sehingga Caca jatuh menimpa tubuh Dafa yang sedang rebahan di sofa.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status