Arga dan Gara masuk dan duduk bersila di karpet bulu, ditemani puluhan makanan ringan juga beberapa jenis buah yang diletakkan dalam dua keranjang.
"Ini kamar atau pasar?" Gara menggeleng heran melihat kamar adiknya yang memang diisi freezer juga beberapa rak untuk menaruh snack.
"Pasar gratis," jawab Caca yang duduk di depannya.
"Lumayan, tiap hari bisa makan enak," kata Arga membuat kembarannya tertawa, sedangkan Caca menatap tajam.
"Enak aja, beli dong masa minta terus."
"Kalau ada yang gratis kenapa harus beli," balas Arga lagi. Gara hanya diam menikmati makanan di depannya dan menjadi pengamat pertengkaran kedua saudaranya.
"Ini gak aku bagi-bagiin." Caca mengambil snack-snack nya kemudian menyembunyikan di belakang punggung.
"Orang pelit kuburannya sempit loh Ca," Gara mencoba membantu kembarannya.
"Kan aku belum mau mati, kalo udah deket kematian nanti aku sedekah makanan yang banyak deh."
"Manusia mana ada yang tau takdir, lagian mau sedekah kok nunggu sekarat dulu," cibir Arga.
"Di TV ada loh yang bisa lihat takdir, bahkan udah prediksi kematiannya sendiri."
"Besok-besok gak usah nonton TV lagi deh, lagian musyrik percaya kayak gitu."
"Iya-iya. Yaudah ini, tapi jangan dihabisin," kata Caca mengambil snack di belakang punggungnya kemudian menaruh di depan kakaknya lagi.
"Kamu habis ini mau pergi lagi?" Tanya Gara.
"Iya, mau buat video dance."
***
Caca dan ketiga temannya yang tergabung dalam grup HiDFY (Hi Dance For You), serta beberapa orang lainnya sedang berada disebuah bangunan tak terpakai. Gedung ini sudah ditinggal pemiliknya, namun oleh warga setempat diubah menjadi tempat yang cocok untuk berfoto atau membuat video.
Selesai berdandan, Caca, Fey, Naya, dan Kiara langsung memulai dance nya. Mereka menirukan salah satu girl grup dari Korea Selatan, yaitu Black Pink dengan lagunya Pretty Savage. Disini, Caca berperan sebagai Rose.
"Kalian cuma latihan beberapa jam udah sebagus ini," puji manager mereka saat memberikan minum.
"Karna udah terbiasa kak," jawab Kiara.
"Kalo baru belajar dance pasti butuh waktu lebih lama," sahut Naya.
"Istirahat dulu, kalo udah siap itu baju gantinya disana," kata manager menunjuk rak baju yang sudah dipersiapkan. Setelah ini mereka akan membawakan dance Black Mamba dari grup Aespa.
15 menit kemudian mereka telah berganti baju.
**
Malam ini Caca sedang duduk di sofa sembari memakan cemilan yang dibelinya tadi sore, dia sedang menunggu Dafa yang katanya ingin belajar bersama, namun sudah satu jam dia menunggu belum juga kelihatan batang hidung tetangga sekaligus sahabat kecilnya itu.
"Abang mau ke mana?" Tanyanya saat melihat Gara, abang ketiganya sedang berjalan di tangga dengan pakaian modis.
Tak lama setelah itu Arga, abang keduanya juga keluar dengan pakaian yang tak kalah modis. Gara dan Arga merupakan saudara kembar identik.
"Mau malam mingguan dong..," jawab Gara menyombongkan diri.
Caca mengerutkan dahi kemudian melirik Arga yang sedang memakai sepatu.
"Abang juga?"
"Iya dong, masa mau di rumah aja, ketahuan jomblonya," balas Arga mengejek.
"Dih, kalian keluar palingan juga ke supermarket deket perempatan itu, mau ngapelin mbak-mbak yang pakai wig pirang."
"Lagian ya, aku di rumah gak sendiri kok, nanti Dafa mau dateng," lanjut Caca.
"Sembarangan, yang di supermarket itu bukan mbak-mbak tapi mas-mas, masa jeruk makan jeruk," ucap Gara kesal.
"Tapi rambutnya panjang loh, Arga aja pernah dicium," kata Caca menahan tawa.
Arga yang mendengar itu kalang kabut, dia memelototi Caca agar tidak mengatakan lebih lanjut namun yang dipelototi terus saja mengoceh tanpa takut. Arga hanya bisa pasrah dan buru-buru keluar rumah,saudara kembarnya itu pasti akan mengejeknya nanti.
Tak lama setelah keluar, Arga mendengar gelak tawa dari kedua saudaranya. Dia mengumpat pelan sebelum memakai helmnya.
"Mau kemana bang?" Tanya Dafa yang baru datang.
Dafa satu tahun lebih muda darinya, seperti Caca.
"Mau nyari pacar," sahut Arga dibalik helmnya.
"Caca di rumahkan?"
"Ada, masuk aja."
"Oke."
Arga melajukan motornya sedangkan Dafa segera masuk ke rumah, saat melepas sendal dia bertemu Gara yang akan keluar juga.
"Mau kemana bang?"
"Mau nyari pacar," balas Gara cengengesan.
Dafa menautkan alisnya bingung, dari tadi jika ditanya jawabannya adalah mencari pacar, apa benar si kembar ini akan mencari pacar? Kok aneh.
"Jagain Caca, jangan di macem-macemin."
"Iya," kata Dafa seadanya.
Caca berdecak ketika melihat plastik snack berserakan di ruang tamunya, dia baru saja membuat minum di dapur, saat kembali ruangan ini jadi sangat berantakan. Sesi belajar bersama sudah selesai 30 menit yang lalu."Ini sampahnya dikumpulin dong Daf, kamu makan kayak anak kecil aja,berserakan dimana-mana."
Dafa hanya meliriknya sekilas kemudian lanjut menonton tv dan memakan snack nya lagi.
"Daf kamu denger gak sih? Kalau gak mending kamu pulang aja deh, tugasnya juga udah selesaikan," kata Caca yang sudah geram dengan tingkah sahabatnya.
"Gak ah, tadi abang kamu nyuruh aku jagain kamu."
"Aku di rumah sendiri juga gak bakal kenapa-napa, udah kamu pulang aja."
Caca menarik-narik tangan Dafa, Dafa yang tetap tidak mau pulang pun menarik tangannya sehingga Caca jatuh menimpa tubuh Dafa yang sedang rebahan di sofa.
Dio berjalan tergesa bersama mantan calon besannya, yaitu Hansa dan Hesti.Setelah bertanya pada resepsionis, mereka langsung menuju ruangan dimana Dafa dan yang lain berada.Kriet ....Orang yang didalam seketika menoleh.Dio langsung mendekati anaknya. Pergelangan tangan Dafa yang tadi sempat tergores pisau kini sudah diperban, juga beberapa luka goresan lain sudah diobati. Disebelahnya ada Caca yang dahi dan tangannya yang sempat terluka tadi telah diobati."Maafin Ayah," ucap Dio dengan nada penyesalan.Dafa diam, rasanya dia masih kesal dengan laki-laki yang selama ini menjadi penutannya."Ayah lagi ngomong tuh lho, kok nggak dijawab sih," omel Caca membuat Dafa menjawab dengan malas-malasan."Iya.""Perjodohannya batal sesuai keinginan kamu," kata Dio lagi.Gara yang duduk disebelah Kiara menyimak semua omongan Dio dengan perasaan tak menentu. Senang karena akhirnya gadis pujaannya batal dijodohkan, bi
Tin ... tin ....Perempuan dengan kaos putih dipadukan rok span dan flat shoes yang hendak berlari menyeberang jalan segera menghindar, namun sayangnya terlambat. Meski tidak tertabrak, namun tubuhnya tetap terserempet mobil a*anza yang hendak melintas."Aww ...!" Pekik Caca."Woy! Hati-hati dong kalau nyeberang, gue nggak siap masuk penjara tau," ketus supir mobil yang ternyata seorang perempuan muda.Walau tubuhnya lecet-lecet dan sakit, perlahan Caca berdiri dan meminta maaf hingga pengendara tersebut kembali melajukan mobilnya menjauh.Sebenarnya jarak antara kafe dan rumahnya tidak terlalu jauh, namun entah kenapa kali ini rasanya berbeda. Caca berlari sudah cukup lama tapi tidak sampai juga.Dia terus berlari dengan tertatih-tatih, tanpa memperdulikan jidat dan tangan yang sempat tergores batu dan mengeluarkan darah.Sekitar 10 menit barulah perempuan itu sampai, dia segera menuju kamar Dafa."Daf!" Serunya sa
Hari ini Dafa kembali mengurung diri di dalam kamar. Berkali-kali Fenti memanggilnya namun tidak ada sahutan, wanita itu jelas khawatir dan berpikiran yang tidak-tidak. Bagaimana kalau anaknya nekat melakukan hal buruk?"Udahlah, Bun, biarin aja. Nanti juga keluar sendiri," ucap Dio yang jengah dengan sikap anaknya yang menurutnya sangat pembangkang dan gampang marah."Ini udah sore dan Dafa belum keluar juga, tapi kamu tenang-tenang aja!" Bentak Fenti yang tersulut emosi.Suaminya ini kenapa tidak khawatir sama sekali, padahal Dafa adalah anak tunggal mereka.Dio berdecak, bukannya tidak khawatir. Dia hanya tidak ingin memanjakan Dafa, apa salah kalau dia ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya itu?"Coba kamu diemin, nanti juga juga bakal keluar sendiri kalau udah lapar.""Kalau segampang itu aku nggak akan sekhawatir ini, tapi coba kamu ingat, kemarin-kemarin bahkan Dafa betah nggak keluar selama seminggu.""Daf, ayo buka
Berkali-kali Dafa melirik ayahnya yang duduk di depannya."Ayah tadi udah bicara sama Caca supaya menjauh dari kamu," celetuk Dio membuat anaknya seketika mengangkat wajah dengan netra melebar."Maksud Ayah?""Ayah minta kamu juga menjauh, jaga perasaan calon istrimu."Calon istri? Ketemu saja belum. Dafa benar-benar tak habis pikir kenapa ayahnya sekarang jadi suka mengatur seperti ini."Ayah bisa nggak sih kalau mau bikin keputusan tuh ngomong dulu? Apa yang Ayah putuskan belum tentu aku mau," balas Dafa dengan kesal.Dio melepas kaca mata bacanya lalu menatap sang anak."Pendapat kamu itu nggak penting. Kalau kamu nggak setuju maka siap-siap Ayah kirim ke Singapura untuk melanjutkan pendidikan."Dafa menggenggam sendok dengan erat."Aku bukan anak kecil lagi, aku bisa menentukan pilihanku sendiri. Yang akan menjalani rumah tangga itu aku, kalau kayak gini kenapa nggak Ayah aja yang nikahin dia!""Dafa!" S
[Ini terakhir, Ca. Aku bakalan dijodohin nggak tau sama siapa, mungkin setelah ini kita nggak bisa ketemu lagi]Caca kembali membaca pesan itu dengan tangan gemetar. Apa ini? Apa Dafa sudah lelah membujuknya hingga menerima saat dijodohkan dengan perempuan yang bahkan belum dikenal?Bergegas perempuan itu keluar dari kamar dan berlari menuju rumah pohon. Untung saja dia sudah berganti pakaian dan sempat mencepol asal rambutnya."Daf!" Serunya ketika baru masuk ke rumah pohon.Lelaki di pojok sana menoleh dengan pandangan sendu. Rambut gondrongnya acak-acakan, Caca menggeleng pelan, penampilan Dafa kali ini benar-benar tak terurus.Perempuan itu mendekat lalu duduk di samping Dafa yang sedari tadi menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Merasa tak tega, Caca langsung memeluknya."Ca ... aku nggak mau dijodohin, bertahun-tahun aku nunggu kamu. Aku cuma mau kamu ...," kata Dafa sambil terisak.Caca dapat merasakan kalau pundaknya pun
3 tahun telah berlalu.Banyak hal yang sudah terjadi, termasuk Devan yang menikah dengan Lily satu tahun setelah kedatangan Caca ke Korea.Kini, Caca kembali ke Indonesia untuk menghadiri pernikahan Arga. Apa kalian tau lelaki itu akan menikah dengan siapa?Yap, dengan Fey! Salah satu teman dekatnya.Tidak kaget sih, sejak dulu juga Caca sudah menebak hal ini akan terjadi. Naya sendiri sudah menikah paling awal, tepatnya 1 tahun yang lalu. Yang tidak disangka-sangka ternyata dia menikah dengan Rendi, laki-laki yang dulu perempuan itu anggap sebagai mantan paling menyebalkan."Duh, calon adik ipar cantik banget. Sayangnya masih jomblo," goda Fey yang duduk di depan meja rias.Perempuan itu tampak sangat menawan dalam balutan kebaya putih, sedangkan Caca pun terlihat tak kalah cantik dengan pakaian bridesmaid berwarna dusty blue.Daripada hadir bersama keluarganya, dia justru memilih menemani Fey."Yaelah, Kak. Masih