Home / Romansa / TRAUMA / 01. Brother

Share

01. Brother

Author: kunkimmm
last update Last Updated: 2021-03-29 16:15:51

"Sara!" panggilan itu mengejutkan Sara, tepat ketika kedua kakinya menginjakkan ruang tamu apartemen.

"Kakak?" kedua manik itu mengerjap terkejut atas keberadaan sang kakak di apartemennya.

Kim Jooin, sang kakak beranjak dari duduknya. "Kau dari mana? Aku menunggumu sejak tadi." Menatap Sara penuh selidik.

Untuk beberapa saat Sara berpikir, otaknya berputar mencari alasan untuk ia berikan pada kakaknya yang kelewat posesif ini. Hingga ia teringat dengan sesuatu yang ia bawa.

"Aku baru membeli es krim di depan," katanya tersenyum lebar sambil menunjukkan kresek berisikan es krim yang untungnya sempat ia beli beberapa saat lalu.

Sara berjalan mendekati Jooin, masih dengan cengirannya. "Kakak mau?" tawarnya, menyodorkan satu cup es krim tiga rasa tersebut.

"Tidak," tolak Jooin.

Sara memutar bola matanya malas, baru ingat jika Jooin sangat tidak menyukai es krim. "Ya sudah."

Untuk beberapa saat, keduanya larut dalam keheningan. Sara membuka cup es krim dengan raut acuh, sedangkan Jooin yang terus saja memerhatikan gerik Sara tanpa berkedip.

"Kenapa kau tiba-tiba ingin tinggal di sini?" Pada dasarnya, Jooin memang sudah tidak tahan ingin menanyakan hal ini. Tujuan utamanya datang ke apartemen milik adiknya adalh menanyakan perihal itu.

Mulut Sara terbuka sedikit, hendak mengatakan jawaban yang mungkin kini sangat Jooin nantikan. Namun gadis itu urungkan, kembali menutup rapat bibirnya.

Reaksi yang Sara berikan memunculkan berbagai macam spekulasi beterbangan di benak Jooin. Adik satu-satunya itu terlihat sedikit aneh. "Sara, aku bertanya padamu." Jooin mengingatkan.

Sejurus kemudian Sara mengerjap pelan, menghela napas. "Tidak ada, aku hanya ingin tinggal di sini. Kakak tahu sendiri, jarak kantor ayah dan rumah terlalu jauh. Itu sungguh melelahkan, harus pulang-pergi setiap hari," katanya diakhiri decakan pelan.

Jooin mengangguk singkat, membenarkan pernyataan yang Sara berikan. "Kalau begitu, biar aku saja yang mengantarmu." Jooin mencoba bernegosiasi, lelaki Kim itu masih saja bersikap posesif. Tidak membiarkan adiknya tinggal jauh dari jangkauan kedua orang tuanya.

Sara menyimpan cup es krim yang sebelumnya berada di tangannya, tengah ia nikmati. Lalu menoleh pada Jooin yang duduk di sebelahnya, menatap jengah sang kakak. "Tidak, aku tidak mau," tolaknya, tegas.

"Lagi pula, ayah dan ibu sudah mengijinkan aku," tambahnya lagi sambil mengangkat bahunya acuh.

Jooin menghela panjang. Sepertinya ia kalah. Baiklah, sepertinya Sara menang kali ini. Pria itu akan membiarkan adiknya tinggal di sini, tapi ia pastikan itu hanya sementara.

"Baiklah, aku rasa percuma juga kalau aku terus memaksa. Bahkan, jika aku memohon dan mencium kedua kakimu sekalipun, aku yakin kau akan tetap keras kepala," katanya diakhiri dengkusan tipis.

Mendengar hal itu, Sara sontak tersenyum lebar, hingga menenggelamkan manik cokelatnya. "Nah, itu kakak tahu."

Tanpa berkata lagi, Sara segera beranjak dari duduknya, meraih lengan Jooin, memaksa agar lelaki itu bangun dari duduknya. "Nah, sekarang kakak bisa pergi," ucapnya halus, namun menyiratkan sebuah pengusiran.

Jooin tidak mengatakan apa pun, lelaki itu hanya pasrah bahkan ketika Sara mendorong punggungnya, berjalan ke arah pintu keluar.

"Go, go, go!" Kata Sara setengah berteriak antusias.

Bahkan, ketika Jooin sudah sampai di bagian luar apartemen. Wajah Jooin masih terlihat tidak terima dan Sara sendiri sudah biasa melihatnya. Jooin memang selalu seperti ini, memperhatikannya dengan berlebihan.

"Pulang sana!"

Sara menggerak-gerakkan tangannya mengusir Jooin, sebelum kemudian menutup pintu apartemen tepat setelah Jooin mulai berjalan menjauh dari jangkauannya.

Sara menutup pintu apartemen, tepat ketika pintu tertutup rapat, wajahnya yang sebelumnya tersenyum manis, berubah mengerut tidak senang. Tanpa menunggu lagi, Sara dengan cepat berlari menuju kamar mandi.

Sebelumnya, Sara menahan mati-matian perutnya yang bergejolak dan mual, tidak ingin memperlihatkan bagaimana menyedihkan dirinya saat ini di hadapan Jooin. Semuanya hanya akan menjadi lebih rumit jika Jooin sampai masuk ke dalam masalahnya. Cukup ayah dan ibu yang membuat Jooin kelelahan setiap malam, tertekan akan segala tuntunan dari kedua orang tuanya. Makanan yang beberapa saat lalu Sara makan terpaksa harus keluar lagi. Perutnya melilit perih, rasa pahit di tenggorokannya terasa mencekik. Belum lagi dengan kepalanya yang terasa pening bukan main.

Sara terus memuntahkan isi perutnya, sampai hanya cairan bening yang mampu Sara keluarkan. Kedua kakinya lemas, masih dengan sisa-sisa rasa mual itu Sara terjatuh merosot. Tak berapa lama, isakan lirih mengalun dari bibir tipisnya.

Semua ini terlalu sulit untuk ukuran orang seperti Sara yang tidak tahan pada tekanan dan benci konflik. Semua tekanan ini di luar kemampuannya, dan semua ini bermula ketika untuk yang pertama kalinya Sara akhirnya bisa dekat dengan seseorang yang selama ini hanya bisa ia perhatikan dari jauh.

Ethan Lee. Semuanya berubah sejak Sara mengenal sosok Ethan.

...

Hari itu, Sara masih mengingatnya dengan begitu jelas. Hari di mana untuk pertama kalinya Ethan benar-benar menatap matanya, menangkap basah Sara yang tengah menatap intens tanpa berkedip.

Dulu, sebelum semua ini menjadi kacau. Sara sempat tidak bisa tidur semalam setelah kejadian hari itu, menjadikan hari itu sebagai hari terbaiknya sepanjang masa.

Jelas-jelas usia Sara tidak lagi remaja, ia sudah dua puluh dua. Bukan lagi remaja sekolahan yang di mabuk Cinta, tetapi mengingat bagaimana pribadi Sara yang jauh dari kata dewasa semua itu terasa biasa saja.

Tapi, bukankah cinta memang datang tanpa memandang usia maupun waktu?

Hari itu, tepat hari di mana keluarga besarnya mengadakan pesta perayaan ulang tahun perusahaan. Hari di mana kedua orang tua Sara mengumumkan bahwa putri bungsunya akan segera melaksanakan pertunangan tidak lama lagi.

Ah, ya, Sara di jodohkan oleh kedua orang tuanya. Sara itu gadis yang benci perdebatan, benci konflik dan enggan menyerukan haknya. Maka, di saat kedua orang tuanya memerintahkan agar Sara menerima perjodohan itu, Sara tanpa banyak kata hanya mengiyakan meski demikian ia sendiri benci berada di posisi itu.

Karena Sara tahu dengan sangat amat baik, jika penolakannya hanya akan berujung percuma, itu jelas hanya akan mendatangkan perdebatan panjang yang melelahkan. Dan akhirnya Sara akan tetap menuruti perintah ayahnya bagaimanapun juga.

"Kita bertemu lagi."

Suara dalam itu membuat Sara mengulas senyum kaku di bibirnya, merasa malu karena tertangkap basah terus-menerus memandangi si lelaki di antara ramainya tamu.

Sara menatap uluran tangan yang sosok itu berikan dengan ragu, meski dalam hati ia sangat ingin meraih telapak tangan hangat itu.

Sara sempat menjabat tangan itu di pertemuan pertamanyalagi.

Dengan sedikit ragu, Sara menerima uluran tersebut. Tersenyum canggung mendapati tatapan mengintimidasi sosok itu tidak meninggalkan wajahnya.

"Masih mengingat namaku 'kan?" Si lelaki mencoba memastikan.

Sara menarik kembali tangannya, masih dengan senyum canggung di bibirnya. "Ethan Lee. Benar 'kan?"

Ethan balas tersenyum tipis, dan itu tidak luput dari perhatian Sara. Sejak pertemuan pertama malam itu, senyum itulah yang sampai hari ini masih melekat di benak Sara, yang telah membuat Sara kesulitan memejamkan mata di malam hari, ketika bayangan senyuman itu terus-menerus menghantuinya di setiap matanya berkedip.

Meski suara riuh rendah orang-orang di sekitar begitu bising, Sara menyadari dirinya telah terhipnotis oleh senyuman itu, tenggelam pada sosok yang kini menatapnya dalam dengan seulas senyum tipis.

"Selamat atas pertunanganmu," Ethan adalah orang yang memulai pembicaraan setelah beberapa saat keduanya saling beradu pandang.

Sara mengusap lengannya pelan. "Ah, iya. Terima kasih."

"Sebenarnya aku terkejut mendengar kabar ini. Dan juga, aku sepertinya harus menyerah." Suara Ethan setengah berbisik, satu tangannya menggaruk pelipisnya canggung.

Pendengaran Sara tidak rusak 'kan? Penuturan Ethan benar-benar mengacaukan kinerja jantung Sara tanpa bisa di cegah.

Sara telah terjebak pada pesona Ethan ...terjebak ke dalam permainan yang kelak akan membawanya pada kesengsaraan tak berujung.

[]

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
xicizieuni
yang good looking emang susah buat di tolak 😅
goodnovel comment avatar
jiannaa
Jooin abang idaman 🤧
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TRAUMA    67. A Happy Ending ( AU )

    Waktu benar-benar mengubah banyak hal, Ethan tidak sedang membual atau apalah itu, Ethan seirus dengan itu. Meskipun tentu tidak semuanya berubah, seperti halnya Sara yang masih saja tetap keras kepala dalam setiap kesempatan, dan Ethan akan menjadi pihak yang selalu mengalah untuknya.Perubahan lainnya juga seperti Hajin dan istrinya Hyeji yang menikah sekitar setahun yang lalu, Taekyung yang semakin aktif sebagai aktor film dan drama, Minjoon menjadi pengacar ternama, dan juga Jooin yang kata Sara akhir-akhir ini sedang dekat dengan seorang wanita. Mereka semua memang berubah dan Ethan sendiri mengkui itu, tetapi kelakuan mengesalkan mereka semua yang selalu datang ke rumah Ethan seolah rumah Ethan taman bermain tampaknya tidak akan pernah berubah.Saat ini rumah Ethan sudah mirip penampungan orang-orang aneh, dimana Hajin dan istrinya yang sibuk memasak di dapur untuk menyiapkan makanan untuk semua orang. Lalu Jooin, Taekyung dan Minjoon yang sedang asyik berm

  • TRAUMA    66. Heaven Sent You to Me ( AU )

    Sejak bertahun-tahun yang lalu, Ethan tidak pernah mengenal apa itu kasih sayang maupun sesuatu bernama cinta. Yang Ethan ketahui selama ini hanyalah hidup dengan penuh percaya diri, dan dapatkan apapun yang kau inginkan meskipun Ethan harus mengejarnya sampai ke ujung dunia dengan nafas tersenggal sekalipun. Ethan mempelajari itu semua dari selama Ethan tumbuh di panti asuhan sejak dirinya perlahan mulai mengerti apa itu kehidupan, entah itu ketika Ethan yang terkadang berebutan mainan dengan anak-anak lain, atau merebutkan pakaian yang di donasikan oleh seseorang ke panti asuhan. Mengingat panti asuhan yang menjadi tempat Ethan besar, hanyalah panti asuhan kecil di pinggiran kota Seoul. Selama Ethan besar di sana, Ethan belajar tentang mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dari tangan-tangan orang lain yang juga menginginkan hal yang sama dengan Ethan. Ethan harus lebih tangguh, lebih kuat, lebih percaya diri, lebih egois, dan lebih serakah agar hal-h

  • TRAUMA    65. Dying in Your Arm ( AU )

    Ethan tidak pernah tahu bagaimana rasanya kematian, ataupun akhir dari dunia. Karena Ethan belum pernah mengalami kematian dan sejenisnya, dan lagi dunia masih baik-baik saja juga jauh dari kehancuran.Tetapi mungkin, mungkin rasanya akan jadi seperti yang Ethan rasakan saat ini.Saat Ethan mengambil ponsel yang ditinggalkan Sara, Ethan tidak segera kembali dan justru sedikit membicarakan hal yang lupa dia katakan pada Jooin selama rapat dadakan tadi. Sehingga membuat dirinya tinggal sedikit lama di apartemen Jooin dan tidak segera mengambil ponselnya.Jika saja ponsel milik Jooin yang terus bergetar di atas meja tidak segera Jooin ambil, mungkin saja rasa kematian dan akhir dunia benar-benar akan Ethan rasakan.“Basement! Seseorang mencoba menyerang Sara di basement! Cepat turun kemari!”Suara Jiran yang berbicara dengan suara panik dan tak beraturan di panggilan ponsel milik Jooin, dengan mengatakan hal paling menakutkan yang pernah Etha

  • TRAUMA    64. Don't Leave Me ( AU )

    Sekitar jam sebelas, tiga jam sejak Ethan datang ke apartemen Jooin. Akhirnya rapat dadakan tersebut selesai.Jiran sudah pulang lebih dulu beberapa saat sebelumnya, dan Jooin sedang sibuk membereskan dokumen yang berserakan di atas meja.Ethan yang memerhatikan bagaimana wajah pucat Jooin hanya bisa menggeleng pelan, kasihan sekali kakak iparnya yang satu ini. Disaat kondisinya jauh dari kata baik malah Ethan buat sibuk dengan berbagai pekerjaan yang menumpuk dikarenakan saat ini Hiraga kehilangan pemiliknya, dan beberapa pemegang saham seperti perusahaan Ethan mencoba memperbaikinya dengan fondasi yang baru.Tetapi itulah yang Ethan suka, ia sangat suka melihat Jooin yang kerepotan olehnya. Pemandangan semacam ini merupakan hiburan tersendiri untuk Ethan.Alih-alih membantu Jooin, Ethan justru menjauh dari ruang tamu dengan pandangan menelisik mencari keberadaan Sara.Saking fokusnya Ethan dengan urusannya hingga lupa jika dia datang kemari bersa

  • TRAUMA    63. Dream ( AU )

    Meski sudah berlalu hampir tiga bulan lamanya sejak perintah penangkapan Dojun, namun sampai saat ini lelaki itu masih belum juga tertangkap. Status buron masih melekat di depan nama Dojun, dan kemungkinan tak akan pernah lepas.Sekitar dua minggu sebelumnya, Sara maupun Ethan mendapati kabar bahwa kedua orang tua Dojun bunuh diri saat di dalam tahanannya. Lalu disusul Jeny yang juga menusuk lehernya dengan sumpit beberapa hari kemudian hingga tewas.Cukup mengejutkan memang, Sara tidak menyangka jika ketiganya akan bertindak sampai sejauh itu.Dalam perjalanan menuju apartemen Jooin pagi ini, Sara menatap bangunan yang dilewati mobil dengan isi kepala bertebaran. Memikirkan bagaimana keadaan Dojun saat ini, apa yang dilakukan Dojun, dan bagaimana reaksinya kala mendengar kabar tersebut.Ethan sendiri yang duduk di kursi balik kemudi hanya sesekali melirik Sara lewat ujung matanya, semenjak kabar kematian Yoochan dan istrinya serta Jeny, Sara jadi l

  • TRAUMA    62. Agaist ( AU )

    Televisi besar di ujung ruangan masih menyala, dengan si pembawa berita yang terus menerus menyebut nama Ethan, Jooin dan Dojun sampai membuat Ethan yang duduk di kursi kebesarannya menghela bosan dengan pemberitaan yang sama dalam beberapa hari terakhir.Lalu perhatian Ethan berpindah pada Seja yang duduk saling berhadapan dengan Jooin, jangan lupakan juga Jiran yang duduk di sebelah Jooin. Ketiganya terlihat sibuk membahas masalah departemen store yang sempat mendapati masalah semenjak Hiraga jatuh, dikarenakan ada beberapa store dan produk yang berasal dari Hiraga.Kedua iris Ethan menatap ketiganya dengan dagu di tangan, terlihat bosan dengan pemandangan yang tersaji di depannya.Sebelumnya tidak ada posisi wakil Direktur sama sekali di perusahaannya, semua urusan penting hanya Ethan sendiri langsung yang melakukannya. Ethan dan beberapa sekretaris lainnya termasuk Seja, yang urusan menangani ini-itu.Ethan tidak memerlukan wakil atas posisinya, karen

  • TRAUMA    61. You Lose ( AU )

    Dua hari kemudian, kekacauan yang sudah lama Ethan nantikan dan rencanakan akhirnya terjadi.Dalam sekejap Hiraga industri jatuh hingga sejatuh-jatuhnya. Seluruh pemberitaan lokal bahkan sampai luar negri penuh dengan nama-nama keluarga Dojun.Pertama Kim Dojun, Ethan menargetkan si pengganggu pekerjaanya lebih dulu.Dojun dengan pembangunan resor illegal dan beberapa penggelapan dana yang dia lakukan, lalu Ethan hanya perlu memberikan sedikit petunjuk yang mengarah pada orang tua Dojun maupun Jeny.Kemudian para penyidik akan dengan sendirinya menemukan kejanggalan pada Jeny maupun Yoochan, dan itu terbukti setelah lewat dua belas jam setelah perintah penangkapan Dojun, kedua orang tuanya dan Jeny ditangkap.Namun sayangnya Dojun yang saat itu tengah tidak berada di rumahnya, dan sedang melakukan perjalanan bisnis keluar kota. Kabur beberapa saat sebelum detektif datang ke tempat hotel dimana dia menginap.Yoochan dan istrinya sebagai wakil

  • TRAUMA    60. Resistance ( AU )

    Suasana di dalam sedan milik Ethan yang berisikan empat orang itu hening, Sara dan Ethan berada di kursi belakang dengan Jooin yang memegang kemudi ditemani Jiran di sisinya.Jiran sudah menawarkan diri pada Jooin untuk mengambil alih kemudi ketika Ethan menyuruh Jooin untuk membawa mobilnya, yang langsung Jooin tolak saat itu juga. Wanita itu terlihat khawatir, terutama ketika dia melihat wajah Jooin yang babak belur dengan darah mengering di setiap sudut wajahnya.Benar-benar mengerikan. Namun yang lebih mengerikan adalah Jooin terlihat biasa saja, bersikap seolah itu bukan masalah, seolah dirinya sudah terbiasa mendapatkan menerima kekerasa seperti sebelumnya dari Jisang.Semua orang bungkam, termasuk Sara yang sejak memasuki mobil mengalihkan pandangannya pada jendela mobil memandang bangunan yang dilewati oleh mobil.Ethan tidak tahan dengan aksi diam Sara, wanita satu ini benar-benar keras kepala. “Kau baik-baik saja?” tanya Ethan pada a

  • TRAUMA    59. Can't Hold Back Anymore ( AU )

    Ethan memandangi berbagai dokumen yang sudah siap dia kirimkan pada Detektif kenalannya, tepat setelah mengirimkan e-mail kepada wartawan. Ethan sudah benar-benar gatal ingin segela mengguncang Dojun dengan semua yang telah dia temukan selama ini.Lalu membuat lelaki Kim itu tidak bisa mengganggunya lagi di masa depan, Ethan akan benar-benar menghabisi Dojun kali ini.Ethan sudah mengibarkan bendera perangnya.Ditambah permintaan Sara mengenai melepaskan Jeny dari Jooin, awalnya Ethan hanya akan menyerang Dojun. Tetapi setelah mendengar permintaan Sara, Ethan berubah pikiran dan mengubah rencananya.Ethan akan menumbangkan semuanya, Dojun, Jeny maupun kedua orang tuanya. Dan membuat orang-orang itu tidak terlibat lagi dengan Sara. Semuanya akan Ethan musnahkan saja sekalian.Meninggalkan sisa urusannya pada sekteretarisnya Seja, hari ini setelah Ethan mengirim dokumennya. Ethan mengubah tujuan kemudi mobilnya ke kantor milik Jisang, mengingat hari

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status