'Bunga-bunga beterbangan, menemani kesedihanku untuk saat ini. Di matamu yang memerah, seandainya aku bisa memutar kembali waktu, pada saat-saat indah itu. Aku ingin kembali.'
[Bolbbalgan4 - DREAM °Hwarang]
...Di mana? Dimulai dari mana awal semua kesalahan ini dimulai?Apakah ketika Sara memilih melarikan diri bersama Jooin? Mengancam Kim Jeny tanpa sepengetahuan kakaknya? Memberitahu kehamilannya pada Ethan? Atau ketika Sara mengenal Ethan dan mengkhianati Dojun?
Sara tidak tahu bagian mana yang salah, semua yang telah ia lakukan entah mengapa kini terasa bagai mimpi buruk di malam kemarin. Namun inilah kenyataannya, setelah semua keputusan yang membawa Sara pada jurang tak berdasar. Kini Sara kehilangan segalanya.
Harapannya, mimpinya, dan masa depan yang ia dambakan. Semuanya hilang dalam sekejap.
Sara tersadar dari segala macam hal yang terus menerus berkecamuk di dalam bena
"Bagaimana dengan Shian?"Hajin berdecak pelan mendengar pertanyaan yang Ethan berikan kala ia pertama kali menginjakkan kedua kakinya di ruangan kantor milik Ethan,"Yah, dia masih seperti kemarin. Sepertinya Shian hanya memberikan informasi, dia tidak terlibat apapun dengan Dojun selain itu."Hajin berjalan memutari ruangan milik Ethan dengan kedua tangan yang ia masukan ke dalam saku celana, kedua manik bulatnya menelisik setiap sudut ruangan. Sambil sesekali ia melirik pada Ethan yang terlihat fokus dengan pekerjaannya.Sebenarnya Hajin benar-benar merasa kasihan pada Shian, Hajin mengenal Shian sejak beberapa tahun lalu sejak lelaki itu mulai bekerja menjadi asisten Ethan. Seharusnya Shian tahu, Ethan bukan orang yang tepat untuk di jadikan lawan.Tetapi mengetahui Shian yang memang bukan berasal dari kalangan seperti Hajin dan Ethan, Shian hanyalah lelaki biasa yang membutuhkan banyak uang untuk menghidupi keluarganya. Terutama Shian mempunya
Tatapan Jooin terjatuh pada tumpukan map yang hampir menggunung di mejanya, pada akhirnya Jooin kembali ke tempat ini. Tempat yang paling Jooin benci, kursi wakil Direktur perusahaan milik ayahnya. Tempat yang beberapa waktu lalu sempat Jooin tinggalkan. Berpikir bahwa dirinya tidak akan pernah kembali ke tempat ini selamanya, namun ternyata ia salah.Kejadian dimana Jooin pergi, terasa bagai mimpi indah singkat yang berakhir tidak menyenangkan, karena keputusan Jooin membawa Sara, adiknya harus kehilangan calon anaknya. Hal tersebut terus menerus menghantui Jooin, setiap malam tanpa henti. Membuat Jooin tidak sanggup untuk sekedar memejamkan kedua matanya barang sebentar saja."MissSara sudah siuman, apa bapak akan pergi ke rumah sakit hari ini?"Suara Jiran membawa kembali kesadaran Jooin, mendongak menatap sosok wanita yang selama ini selalu berada di sisi Sara ketika di kantor. "Hm, mungkin sore nanti." Jooin menjawab, kembali menyibukkan diri
Dojun mengerjap sambil menatap bayangan dirinya di cermin toko pakaian pinggir jalanan yang sudah tutup sekitar beberap ajam yang lalu. Dia mengenakan pakaian serba hitam, dari mulai topi hingga ujung kakinya, memerhatikan penampilannya yang jauh dari kata rapi, sangat berbanding terbalik dengan dirinya di hari-hari biasanya.Dojun menghela napas panjang. Mengingat kembali segala hal beberapa waktu belakangan terjadi, kehidupannya yang damai dan baik-baik saja dalam sekejap mata berantakan dan hancur tak bersisa.Berbagai pemikiran berkecamuk didalam benak Dojun. Kembali memikirkan kesalahan fatal macam apa, sehingga dirinya pantas mendapatkan semua ini. Keluarganya hancur, segala hal yang mati-matian dirinya dan orang tuanya bangun mendadak hancur sampai tak bersisa.Selama berhari-hari hidup dalam pelarian, isi kepala Dojun dipenuhi oleh satu nama. Kim Jooin, dialah satu-satunya kemungkinan yang berada dibalik kekacauan yang menimpa Jeny, maupun dirinya.
‘Ini adalah takdirku.Jangan tersenyum padaku,sinarilahaku.Karena aku tidak bisa pergi kepadamu.'[BTS - The truth untold]...Malam itu, Jooin pulang ke apartemen setelah hampir dua hari Jooin tinggalkan karena memilih menginap di kantor. Mengingat pekerjaannya sangat banyak dan harus segera di selesaikan. Lebih tepatnya dini hari, sepulang Jooin dari mengunjungi Sara, Jooin tidak langsung pulang dan justru kembali ke kantor teringat ada beberapa hal yang harus segera di selesaikan. Meskipun Jiran sudah mengingatkan untuk melanjutkan pekerjaan esok hari.Tepat pukul tiga dini hari Jooin pulang, dengan perasaan lelah yang terasa amat menyiksa, mengingat ia harus bekerja tanpa istirahat yang cukup selama beberapa hari belakangan ini.Namun setidaknya, Jooin merasa jauh lebih baik dari beberapa hari yang lalu. Seharusnya Jooin menemui Sara lebih awal, dan
'Mencintai adalah sesuatu yang berbahaya, cinta lebih membahayakan dari sebuah pisau yang ditodongkan ke arahmu. Namun, kendati demikian aku akan tetap melakukannya. Meski terlambat, dan membutuhkan waktu yang panjang dan lama.Aku mencintaimu.' ... "Sara," panggil Ethan dengan nada tenang seperti biasanya. Tetapi Sara tidak terlihat berniat menjawab, atau sekedar bergerak berbalik untuk menunjukkan wajahnya pada Ethan. Wanita Kim itu hanya memunggungi Ethan tanpa mengatakan apapun. "Kim Sara." Kembali, Ethan memanggil nama wanita yang kini tengah berdiri di dekat jendela kamar inap yang hampir dua minggu lebih ini Sara tempati. Sara tidak peduli, pada siapapun yang datang mencarinya. Terutama Ethan, Sara tidak perduli lagi. Dua hari, selama itu Sara mencoba berla
'Kehilangan adalah sesuatu yang paling mengerikan dan menyakitkan dari apapun itu'...Sara menunduk, menatap telapak tangannya yang bertaut terkepal kuat. Pada cincin berkilauan yang melingkar di jari manisnya. Sebenarnya, apa arti semua ini. Pernikahan ini, keberadaan Sara setelah semua yang Sara miliki hilang.Sejak mengetahui jika Ethan tidak pernah mempunyai barang sedikitpun perasaannya pada Sara, Sara sudah menyerah. Dan membuang semua hal tentang Ethan.Saat Sara mendengar Ethan akhirnya memiliki apa yang dulu sangat Sara dambakan, Sara merasa apa yang Ethan katakan terdengar seperti sebuah lelucon."Aku juga," kata Sara dengan setengah berbisik.Sebuah jawaban yang membuat Ethan terhenyak untuk sesaat."Aku juga mencintaimu. Dan aku benar-benar membenci kenyataan itu, aku benci mengetahui aku masih saja memiliki perasaan itu. Aku benar-benar membencinya Ethan!"Tetapi perasaan bahagia bahwa mengetahui Sara mem
'Dan aku akan berhenti menangis, berhenti merasakan. Berhenti memikirkan tentang dirimu, sayangku. Mulai sekarang, aku tidak akan menangis lagi.'[Lee Hi – HOLO]...Sekitar pukul setengah satu siang, Hajin yang saat itu akan mengunjungi kantor Ethan seperti yang biasa dia lakukan. Hajin di sambut dengan sebuah teriakan caci maki, berasal dari ruangan Ethan yang sedikit terbuka di depannya.Lalu setelah itu, seorang lelaki setengah baya keluar dari ruangan Ethan saat Hajin menunggu urusan si pemilik ruangan bersama bawahannya selesai, di luar ruangan Ethan. Dengan raut wajah tidak mengenakan, dan penuh kekecewaan lelaki bawahan Ethan itu keluar dari ruangan Ethan dan melewati Hajin.Kedua manik bulat Hajin memerhatikan punggung si lelaki tersebut yang terlihat lesu dan kelelahan, kasihan sekal
Dojun sudah merencanakan hal ini selama beberapa hari belakangan, cara memasuki rumah sakit besar yang dipenuhi penjagaan ketat dan kemudian menyusup ke dalam ruangan dimana Sara berada.Dengan bantuan beberapa orang bayaran yang Dojun bawa, Dojun bahkan mampu merusak aliran listrik di hampir seluruh bagian Rumah Sakit meski tidak semuanya. Lalu beberapa keributan dari orang-orang yang sudah Dojun bayar di beberapa lantai yang dekat dengan ruangan Sara.Tidak sulit untuk Dojun mengetahui dimana Sara ditempatkan, karena di sana ada satu lantai VVIP yang disewa hanya untuk satu pasien. Tentu saja Dojun tahu siapa orang yang kelebihan uang sampai menyewa satu lantai itu.Ditengah keributan tersebut, Dojun diam-diam menyusup masuk ke dalam ruangan Sara sekitar pukul tiga dini hari dengan tergesa-gesa karena kekacauan yang dia buat tidak akan bertahan lebih dari dua menit saja.Untungnya bodyguard yang berada di lantai tempat Sara, dan menjaga wanita itu berha