Share

BAB 121

Penulis: Faisalicious
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-21 20:56:55

Ia mengangkat kepala, menatap Sin Wok Yu, lalu Zhuge Liang, dan akhirnya Sha Bu yang sudah hampir menangis di pojok ruangan. Dengan suara serak namun jelas, Xu Ming berkata, “Maaf membuat kalian khawatir, tapi sepertinya aku baru saja naik kelas.”

Sha Bu tidak bisa menahan dirinya. Begitu Xu Ming membuka mata dan mengucapkan kalimatnya dengan suara serak namun mantap, tubuh besar pria itu langsung bergerak. Dengan langkah lebar yang menggetarkan lantai batu, ia menerobos kerumunan tanpa bicara, tanpa ragu. Dan ketika akhirnya ia sampai di depan Xu Ming yang berdiri dengan napas masih tersengal, mata sedikit sayu namun sorotnya tegas, Sha Bu memeluknya.

Seketika, seisi aula terdiam. Lengan kekar Sha Bu yang biasanya menggenggam senjata atau memecahkan rahang musuh, kini melingkari bahu Xu Ming erat. Kepalanya tertunduk. Tak ada kata-kata keluar dari mulutnya. Tapi bahunya bergetar pelan.

Xu Ming membeku sejenak, lalu perlahan membalas pelukan itu. Tubuhnya masih lemah, tapi kehangatan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 122

    “Lapor.” Suara Jenderal Tie Shan menggema di dalam ruang dewan utama yang megah dan senyap.Zhuge Liang berdiri di hadapan jendela tinggi yang menghadap langsung ke arah pusat kota. Tangan kanannya mengepal di belakang punggung. Sorot matanya menatap kosong ke luar jendela, menembus bayangan kabut pagi yang belum sepenuhnya terangkat. Jenderal Tie Shan melangkah lebih dekat, menunduk dalam-dalam.“Ampuni saya, Tuanku. Dari semua kepala keluarga yang tercatat, hanya segelintir yang bisa kami temui dan bersedia datang. Mereka sudah memasuki pelataran.”Zhuge Liang menghela napas perlahan. Kepalanya menggeleng pelan. “Kenyataan ini menyedihkan, Jenderal. Tapi tidak mengejutkan.”Ia menoleh. “Perintahkan mereka masuk.”Tak lama kemudian, pintu utama ruang dewan terbuka. Langkah pertama yang masuk adalah sosok tinggi berjubah hitam tua bertepi merah marun. Rambutnya disisir rapi ke belakang, wajahnya tenang namun memancarkan aura tajam yang sulit disembunyikan.“Zhuge Liang,” katanya, suar

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 121

    Ia mengangkat kepala, menatap Sin Wok Yu, lalu Zhuge Liang, dan akhirnya Sha Bu yang sudah hampir menangis di pojok ruangan. Dengan suara serak namun jelas, Xu Ming berkata, “Maaf membuat kalian khawatir, tapi sepertinya aku baru saja naik kelas.”Sha Bu tidak bisa menahan dirinya. Begitu Xu Ming membuka mata dan mengucapkan kalimatnya dengan suara serak namun mantap, tubuh besar pria itu langsung bergerak. Dengan langkah lebar yang menggetarkan lantai batu, ia menerobos kerumunan tanpa bicara, tanpa ragu. Dan ketika akhirnya ia sampai di depan Xu Ming yang berdiri dengan napas masih tersengal, mata sedikit sayu namun sorotnya tegas, Sha Bu memeluknya.Seketika, seisi aula terdiam. Lengan kekar Sha Bu yang biasanya menggenggam senjata atau memecahkan rahang musuh, kini melingkari bahu Xu Ming erat. Kepalanya tertunduk. Tak ada kata-kata keluar dari mulutnya. Tapi bahunya bergetar pelan.Xu Ming membeku sejenak, lalu perlahan membalas pelukan itu. Tubuhnya masih lemah, tapi kehangatan

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 120

    Suasana di aula produksi mendadak membeku. Tubuh Xu Ming ambruk begitu saja, jatuh dengan suara berat di lantai batu hitam yang masih hangat oleh suhu dari puluhan tungku yang menyala. Suara dentuman tubuhnya memantul keras di seluruh sudut ruangan, memotong setiap obrolan pelan, setiap desisan uap, dan setiap langkah para Dan Shi yang sebelumnya sibuk.Beberapa orang langsung berlari panik ke arahnya. “Xu Ming!”Teriakan itu datang hampir bersamaan dari berbagai penjuru aula. Beberapa Dan Shi senior yang paling dekat segera berlutut, memeriksa denyut nadi dan kondisi napasnya. Wajah-wajah mereka langsung berubah pucat."Nadinya lemah! Napasnya tidak stabil!"Sha Bu, yang sejak awal berdiri di pinggir ruangan bersama Lin Feng dan Liu Mei, langsung melesat secepat kilat. Tubuh besar pria itu menerobos kerumunan Dan Shi tanpa memperdulikan siapa pu

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 119

    Sin Wok Yu menepuk bahunya pelan. “Benar. Kompresi Qi Anti-Racun adalah teknik produksi masal. Suatu metode yang biasanya hanya dipakai dalam perang besar.”Zhuge Liang berdiri tegak, menatap seluruh aula. “Dan ingat! Tidak ada satu pun dari kalian yang boleh menyebutkan apapun tentang ini pada siapa pun di luar aula ini.” Ia berhenti sejenak, lalu mengeraskan suaranya. “Jika Lembah Moyan sampai tahu sebelum kita selesai, kesempatan kita untuk membalikkan keadaan musnah.”Semua kepala mengangguk. Sumpah tak terucap tapi dipahami semua. Sin Wok Yu mengambil jarum peraknya, menatap formula di hadapannya lalu menatap Xu Ming. Senyum samar muncul di wajahnya yang lelah namun tegas.“Bersiaplah, anak muda.”Gemeretak suara logam, desisan tungku pembakaran, dan aroma kuat dari herbal yang direbus memenuhi setiap sudut

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 118

    Suasana di ruang penyulingan mendadak terasa lebih berat setelah Sin Wok Yu selesai mengumumkan komposisi racun utama. Tak ada yang bicara. Hanya suara napas berat dan langkah kaki pengawal yang terdengar samar dari luar koridor. Xu Ming menunduk, tangannya yang menggenggam botol racun masih sedikit bergetar. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Tatapannya sesekali melirik Sin Wok Yu, menanti arahan selanjutnya, seolah satu kalimat saja dari lelaki tua itu akan menentukan arah hidup seluruh kota.Zhuge Liang berdiri di dekat ambang pintu. Tubuhnya kokoh seperti biasa, namun bayangan gelap di bawah matanya mengungkapkan segalanya. Bahu lebarnya sedikit turun, seolah dua tahun beban penderitaan kota ini benar-benar melekat di punggungnya sendiri. Sin Wok Yu memejamkan mata beberapa saat, menarik napas panjang, lalu membuka suara dengan nada rendah dan berat.“Zhuge Liang.” Panggilan tanpa gelar, tanpa basa-basi.Zhu

  • TULANG SUCI NAGA ABADI   BAB 117

    Udara dalam ruang isolasi masih dipenuhi aroma alkohol, herbal, dan bau amis dari racun hitam yang baru saja dikumpulkan. Sin Wok Yu menutup matanya sejenak, tangannya yang kurus masih menggenggam pergelangan pasien, memastikan denyut nadinya stabil. Zhuge Liang melangkah maju mendekati Xu Ming dan Sin Wok Yu, wajahnya sedikit lebih segar meski lelah masih kentara di sudut matanya.“Pak Tua, dengan semua cairan yang sudah kita kumpulkan... apa langkah selanjutnya?” tanya Zhuge Liang, suaranya berat namun penuh harap.Sin Wok Yu perlahan membuka mata, napasnya sedikit berat. “Kita harus memisahkan struktur kimiawi dan spiritual racun ini. Menyingkap lapisan-lapisannya satu per satu.”Kepala Tabib Kota yang sejak tadi berdiri di sudut, langsung menimpali dengan gugup, “T-Tapi... di ruang medis kami tak punya fasilitas sekompleks itu, Tetua.”Zhuge Liang berpikir sejenak, lalu mengangguk mantap. “Ikuti aku. Di dalam

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status