Share

55. Kemarahan Shiza

“Apa tidak berlebihan Selin, dia mentraktirmu?” tanya Ummi Sarah dengan memicingkan matanya.

“Iya, Ummi, Zahra emang ba-ik sih …” ucap Selina sedikit ragu. Karena memang setahu dia Zahrana sangat berhati-hati menggunakan uang. Dia pernah mendengar dari salah satu anak didiknya bahwa Zahrana selalu meminta uang pengganti jika memberikan mereka lembar foto copy-an soal latihan pada mereka. Mungkin Zahrana akan royal pada sahabatnya, tepis Selina.

“Rezekimu Nak …” seru Ummi Sarah menepuk bahu Selina. “Kamu sudah shalat ashar?”

“Enggak Mi, lagi halangan,”

Selina meluruskan kakinya di atas sofa panjang di ruang tamu. “Ummi, jadi acara syukuran kapan? Jumat atau ahad?”

“Sepertinya ahad bada ashar saja, biar orang tua santri juga ikutan,”

“Eh, Mi, Aa Adam kemana kok aku gak lihat dari tadi?”

“Masa kamu gak tahu, Aa Adam udah mulai ikut kajian lagi Habib Rohman di Bandung,”

“Bandung?”

Selina mendongak ke arah umminya yang dari tadi bolak balik ruangan.

“Ap-pa?”

Ummi Sarah melotot.

“Gak kenapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status