Share

54. Kebaikan yang pamrih

‘Mudah-mudahan Selina tidak mendengarnya,’ batin Zahrana.

Selina membelalakan matanya dan mengumpulkan sejumput kesadarannya. “Sorry, aku ketiduran,”

Dia menyimak pembicaraan yang terjadi di antara Zahrana dan ibunya tetapi dengan suara yang kurang jelas karena berisik terdengar beberapa kendaraan di seberang butik lewat dan membunyikan klakson.

“Gak apa-apa. Aku yang seharusnya minta maaf karena malah asik ngobrol dengan dr Areeta,” sahut Zahrana sedikit salah tingkah. Dia lalu meraih bahu Selina untuk kembali mengajak masuk ke ruang ibunya.

“Aku pengen istirahat dulu sebentar ya,” ucapnya.

“Iya, gak apa-apa,”

Selina pun ikut duduk di samping Zahrana yang tengah membukakan tutup botol minuman bersoda. Lalu dia menyerahkannya pada Selina satu dan untuk dirinya satu.

“Minumlah!” ucap Zahrana.

Selina tak canggung langsung menerimanya.

“Bismillah …”

Selina minum air bersoda itu beberapa kali. Terasa segar tenggorokannya.

“Dr Areeta ke sini?” kata Selina setelah menaruh botol minum ke ata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status