Share

58. Topik sarapan yang sama

Malam semakin larut tetapi rasa kantuk masih belum juga hinggap. Adam jadi teringat sesuatu. Dia membuka lemari yang berisi berkas cicilan rumah. Diam-diam, tanpa sepengetahuan ke dua orang tuanya, dia mencicil sebuah perumahan elit yang terletak masih di Cianjur kota.

“Aku harus melunasinya segera jika aku akan menikah,” gumamnya. Mengingat gadis bercadar itu membuat Adam mengingat rencana masa depan dan pernikahan. Entah apa alasannya.

Secara finansial Adam sudah sangat mandiri sehingga dia sudah bisa membeli ini dan itu di usianya yang terbilang masih muda. Dia pemuda yang amanat dan cerdas, mampu mengelola usaha yang sudah menjadi turun temurun di keluarga pesantren.

Ustaz Bashor memberi kebebasan pada anaknya untuk memilih. Dia tak mengharuskan keturunannya menjadi penerusnya karena nyatanya mereka memiliki cita-cita yang berbeda. Yang terpenting apapun profesinya mereka taat kepada Allah dengan cara mereka. Adam hanya berkutat menjadi pengusaha, tentu pengusaha yang dermawan dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status