Beranda / Fantasi / Tabib Cantik Milik Pangeran / 144. Bertemu Hei Xuangui

Share

144. Bertemu Hei Xuangui

Penulis: Donat Mblondo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-17 19:33:25

Langit di atas Istana Shewu gelap dan tak berbintang, seolah malam itu menolak bersinar bagi siapa pun yang melangkah ke dalamnya.

Sua Linjin Feng berdiri sendirian di depan gerbang utama. Rambutnya dikuncir sederhana, jubah kelabunya berdebu oleh perjalanan, tapi ia berdiri tegak, tak menunjukkan kelemahan sedikit pun. Di hadapannya, gerbang besar dari kayu jati berpelat besi menjulang tinggi, dijaga empat prajurit bersenjata lengkap.

Han Feng sudah menunggu, berdiri tepat di tengah tangga batu, tubuhnya tegak, matanya menyelidik.

“Sendirian, seperti yang diminta,” kata Sua tanpa basa-basi.

Han Feng menuruni beberapa anak tangga, matanya menyapu dari kepala hingga kaki Sua seolah mencari kebohongan. Setelah beberapa detik sunyi, ia mengangguk kecil.

“Tidak membawa senjata. Tidak ada pengawal. Kau datang sebagai tawanan yang tahu diri.” Nada suaranya datar, tapi nadanya menyimpan penghinaan halus.

Sua tidak menggubris. “Bawa aku pada Kaisar.”

Han Feng berbalik. “Ikuti aku.”

Mereka ber
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nuada Airlangga
perang dong jgn jadi budak/permaisuri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   145. Ancaman

    Sua menarik napas panjang, tapi dadanya tetap sesak. Dingin dari batu lantai seperti merambat naik ke tulang-tulangnya, tapi matanya tidak goyah.Ia menepis tangan Xuangui dari dagunya dengan pukulan cepat yang membelah udara.“Jangan sentuh aku.”Suaranya pelan, namun tajam seperti pecahan kristal.Wajah Xuangui tak berubah, tapi ada kilatan tipis di matanya — bukan marah, melainkan minat yang justru semakin dalam.Sua mundur selangkah, lalu menegakkan bahunya. Di punggung tangan kanannya, segel Akar Xiang berdenyut pelan, seolah merespons pilihan yang harus ia buat.“Jadi itu rencanamu?” ucap Sua, dingin. “Menjadikan tubuhku wadah untuk menyempurnakan dirimu? Kau kira aku akan menyerah hanya karena kau menyebut kata permaisuri?”“Aku tidak menyebut itu sebagai permintaan,” balas Xuangui, tenang.Sua mengangkat dagunya.“Aku bukan mangkuk kosong yang bisa kau isi sesukamu, Kaisar. Aku adalah penjaga segel—dan meski tubuhku memuat fragmen jiwamu, aku tidak akan membiarkanmu menggunaka

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   144. Bertemu Hei Xuangui

    Langit di atas Istana Shewu gelap dan tak berbintang, seolah malam itu menolak bersinar bagi siapa pun yang melangkah ke dalamnya.Sua Linjin Feng berdiri sendirian di depan gerbang utama. Rambutnya dikuncir sederhana, jubah kelabunya berdebu oleh perjalanan, tapi ia berdiri tegak, tak menunjukkan kelemahan sedikit pun. Di hadapannya, gerbang besar dari kayu jati berpelat besi menjulang tinggi, dijaga empat prajurit bersenjata lengkap.Han Feng sudah menunggu, berdiri tepat di tengah tangga batu, tubuhnya tegak, matanya menyelidik.“Sendirian, seperti yang diminta,” kata Sua tanpa basa-basi.Han Feng menuruni beberapa anak tangga, matanya menyapu dari kepala hingga kaki Sua seolah mencari kebohongan. Setelah beberapa detik sunyi, ia mengangguk kecil.“Tidak membawa senjata. Tidak ada pengawal. Kau datang sebagai tawanan yang tahu diri.” Nada suaranya datar, tapi nadanya menyimpan penghinaan halus.Sua tidak menggubris. “Bawa aku pada Kaisar.”Han Feng berbalik. “Ikuti aku.”Mereka ber

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   143. Kematian Jin He

    Di dalam tenda persembunyian yang dibangun dari reruntuhan kuil tua di dekat perbatasan barat Shewu, angin dingin malam meniup lembut dari celah dinding bambu yang sudah mulai lapuk. Lampu minyak di atas meja kecil bergoyang pelan, menyinari sosok gadis berambut hitam yang duduk membisu, tatapannya menerawang jauh ke luar.Sua Linjin Feng.Wajahnya tak menunjukkan ekspresi, tapi sorot matanya penuh keresahan. Pria yang tak ia kenal sepenuhnya, namun jejak kekuatannya menyentuh sesuatu yang tak bisa diabaikan dalam jiwanya. Pria yang muncul dalam nyala akar, dalam gema sihir tanah, dan… dalam mimpinya.“Siapa dia…?” gumam Sua, lirih, seperti mengutuk pikirannya sendiri. “Kenapa bayangannya terus muncul… bahkan setelah aku melarikan diri sejauh ini?”Belum sempat ia menarik napas dalam, sepasang lengan kuat melingkar dari belakang tubuhnya, menariknya ke pelukan hangat.“Berhentilah memikirkan pria yang tidak jelas itu,” suara Rai terdengar pelan, tapi tajam seperti pisau yang menyayat

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   142. Umpan

    Dengan nafas perlahan, Bae Ya menyelinap mengikuti pengawal bayangan yang membawa Zihan. Langkahnya nyaris tanpa suara. Ia mengambil rute melingkar, menyusuri bagian luar lorong dan menyelinap lewat jendela kecil menuju dapur dalam. Ia tahu lorong ini terhubung dengan ruang tahanan bawah tempat para tahanan kelas dua biasa dikurung.Di dalam ruang jaga yang sepi, salah satu pengawal bayangan membuka segel formasi di dinding batu. Dinding itu bergeser perlahan, mengungkap tangga gelap menuju bawah tanah.Bae Ya menahan napas. Begitu Zihan dibawa masuk, dan para penjaga menghilang di balik pintu besi, ia berlari diam-diam ke pojok dapur, membuka ubin lantai yang ia tahu menyembunyikan lorong ventilasi kecil—jalan darurat yang dulunya dipakai pelayan menyelinap.Ia masuk ke dalam lorong sempit itu. Debu memenuhi wajah dan paru-parunya, tapi ia terus merangkak. Suara derak di atasnya menunjukkan ia masih mengikut jejak yang benar. Ia bisa mendengar suara pengawal di ruang tahanan. Mereka

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   141. Menjadikan tawanan

    Saat itu, sehari setelah kejatuhan Shewu, langit di atasnya tampak tak lagi bersinar. Awan kelabu menggantung di atas istana yang baru saja kehilangan pemimpinnya. Setelah Hei Xuangui memproklamirkan kekuasaannya atas Kekaisaran Shewu, pasukannya tersebar ke berbagai penjuru ibu kota. Kediaman Perdana Menteri adalah salah satu target utama, bukan karena kekuatan politiknya, melainkan karena isi yang tersembunyi di bawahnya.Dengan jubah resmi barunya dan segel perintah dari Xuangui, Han Feng memasuki gerbang utama kediaman dengan langkah penuh wibawa, diikuti oleh dua baris pengawal bayangan dari Klan Hei. Para penjaga yang tersisa sudah tak mampu melawan. Beberapa menyerah, sebagian lain dipaksa tunduk oleh sihir pengikat.“Cari mereka,” perintah Han Feng tajam saat memasuki aula utama. “Su Ying dan bocah itu. Bawa mereka hidup-hidup.”Pasukan bayangan menerobos masuk ke kediaman Perdana Menteri yang telah mereka rebut. Mereka menyebar cepat ke seluruh lorong, mengobrak-abrik kamar,

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   140. Nasehat Han Feng

    "Paduka terlalu lama menatap bekas jejak anak itu."Xuangui langsung berhenti. Matanya menyipit, tapi ia tidak menoleh.“Han Feng,” ucapnya datar. “Kau menguntitku sekarang?”Dari balik reruntuhan, sosok pria paruh baya dengan jubah kelam berjalan keluar dengan langkah angkuh. Matanya tajam, dan senyumnya tipis namun menghina.“Aku tahu kelemahan putriku,” kata Han Feng tenang. “Jika Anda menginginkannya, itu adalah hal yang mudah. Tak perlu mengejarnya, Paduka. Ia akan datang sendiri… asal Anda tahu pintunya.”Xuangui perlahan menoleh. Tatapannya kosong tapi tajam.“Kelemahan?”Han Feng melangkah lebih dekat, suaranya tenang namun menusuk seperti belati.“Putriku mungkin pewaris Segel Jiwa Akar Xiang, tapi ia tetap manusia.”Ia berhenti di sisi reruntuhan altar, tempat Sua tadi berlutut. Matanya menyapu bekas akar yang menghitam karena suhu tubuh Sua yang sempat melonjak.“Anda tahu apa kelemahannya, Paduka? Bukan kekuatannya, bukan kesuciannya, bahkan bukan tubuhnya.” Ia menatap Xu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status