Beranda / Fantasi / Tabib Cantik Milik Pangeran / 82. Menuju proses pembuatan

Share

82. Menuju proses pembuatan

Penulis: Donat Mblondo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-13 16:29:11

Rai menarik pedang panjangnya, ujungnya memantulkan api dari pelita kecil di kejauhan.

“Kau pikir bisa menghalangi kami?” suara pria itu mengejek. “Kami ... adalah bayangan sisa Mangewu. Makhluk yang ditinggalkan ketika istana runtuh. Roh para penjaga yang tidak diizinkan untuk mati.”

Tiga sosok lain muncul dari sisi kanan dan kiri, membentuk setengah lingkaran.

Sua mengerutkan alis. “Roh yang tidak damai …”

Cahaya segelnya menyala lebih terang.

Sosok-sosok itu mendesis kesakitan, mundur sejenak.

“Cahaya itu ... menjijikkan.”

Rai menggeser posisi, menutupi Sua. “Bisa kulindungi?”

“Tidak,” jawab Sua cepat. “Segel ini adalah bagian dariku. Aku harus hadapi mereka.”

Sua mengangkat tangannya. Cahaya dari Segel Jiwa Akar Xiang kini mengembang seperti kelopak bunga, membentuk lingkaran perlindungan samar. Ketika makhluk-makhluk itu mendekat, tubuh mereka terguncang seolah disentuh bara suci.

Tapi satu dari mereka melompat tinggi, mencoba menukik dari atas.

Clang!

Pedang Rai beradu dengan ca
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   92. Pesta pernikahan 2

    Cai Ji menambahkan dengan senyum palsunya, “Kakak datang ke pestaku mengenakan warna duka dan kenangan ... karena apa? Karena Kakak ingin mencuri sorotan terakhir sebelum aku menjadi nyonya rumah di sini?”“Cukup.”Suara rendah itu menyusul. Kini Liu Chang maju, langkahnya berat dan penuh dendam.“Tidak cukup kau memalukan, kau juga berwajah monster,” katanya tajam. “Kau kira dengan menutup separuh wajahmu, kami akan lupa betapa menjijikkannya dirimu! Wajah itu, seperti kulit ular yang busuk.”Beberapa tamu tertawa kecil, ada pula yang menutup mulut, pura-pura tidak mendengar.Liu Chang melanjutkan, “Kau pikir kau bisa kembali ke sini dengan jubah bangsawan dan menjadi pusat perhatian? Yang benar saja. Kau hanyalah…”“Sudah?”Sua memotong. Suaranya tenang, pelan tapi mengiris seperti baja."Apa kau sudah selesai bicara?"Ia menatap Liu Chang dulu, lalu beralih ke Cai Ji, pandangannya tajam tapi datar, seperti seorang hakim menatap dua terdakwa.Ruangan yang semula gaduh kini kembali su

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   91. Pesta pernikahan 1

    Langkah Sua menuruni tangga terakhir dari kamar pribadinya disambut angin lembut dan wangi dupa dari aula utama. Lonceng emas masih berdentang, menandakan bahwa upacara pernikahan akan segera dimulai. Tamu-tamu kehormatan telah berdatangan, mengenakan jubah-jubah mewah dan perhiasan mencolok. Mereka mengobrol dalam gumaman rendah, menanti pertunjukan megah dari keluarga terhormat Perdana Menteri.Namun semua suara itu runtuh saat satu sosok muncul di tepi halaman batu.Sua.Dengan jubah hitam beraksen perak menutupi gaun hijau-putih bertepi emas, ia tampak seperti sosok dari dunia lain. Angin pagi meniup ujung kainnya dengan pelan, membuat siluet tubuhnya seperti bayangan yang bangkit dari luka masa lalu.Wajahnya sebagian tersembunyi di balik kain hitam tipis. Sorot matanya tajam, tak tergoyahkan, dan tenang, membuat semua yang melihatnya merasa tak pantas berpura-pura tak mengenalnya.Langkah pertamanya terdengar di antara suara denting piring perak dan gesekan sandal para pelayan.

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   90. Menuju aula utama

    Hari ketiga. Sua berdiri di depan potongan logam usang yang dulunya adalah kaki meja, kini menjadi cermin tipis buram yang dipasang miring di salah satu pilar. Pantulannya tak utuh, tapi cukup.Dan untuk pertama kalinya sejak jiwanya mendiami tubuh ini … Sua melihat wajah itu dengan sepenuh kesadaran.Wajah Sua Linjin.Mata bening sedikit lebar dengan garis lembut seperti lukisan tinta, hidung mungil yang anggun, dan bibir yang tidak terlalu tipis, tapi teratur indah. Tulang pipinya tinggi namun feminin. Kulitnya yang sebelumnya rusak oleh krim beracun Cai Ji … kini telah benar-benar pulih. Tidak ada bekas. Bahkan tampak lebih bersinar, seolah telah tumbuh dari luka.Sempurna. Wajah dan tubuh yang selama ini hanya bisa dibenci atau direndahkan, ternyata menyimpan potensi yang tak terbantahkan.Sua menyentuh pipinya perlahan. “Jadi ini yang mereka takutkan darimu, Linjin … Kecantikan, dan keberanian yang terlambat dikenali.”Ia menunduk.Hari ini adalah hari yang mereka rancang untuk

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   89. Xianggen Zhenhun

    Dua pengawal mendekat, tangan mereka terulur ke arah lengan Sua, bersiap menggiringnya keluar dari kamar seperti tahanan rendahan.Namun sebelum mereka sempat menyentuhnya, Sua melangkah mundur setengah langkah dan bersuara, tenang namun tajam:"Aku bisa jalan sendiri!"Langkahnya tegas, meski pipinya masih merah, meski seluruh dunia terasa seperti mengamati dan menunggu ia jatuh.Han Feng menatapnya, rahangnya mengeras. Tapi ia memberi isyarat agar para pengawal membiarkannya. Sua berjalan sendiri melewati lorong yang sunyi, menuju Paviliun Barat, tempat yang kini disiapkan menjadi kurungannya.Langkah-langkahnya menggema, satu demi satu, menandai awal babak baru yang sunyi … namun tidak menyerah.Di sisi lain, salah satu pengawal pribadi Han Feng datang tergesa dari sisi pekarangan timur. Napasnya memburu, wajahnya pucat.Han Feng masih berdiri di kamar Sua, memandangi jendela yang terbuka setengah. Ketika melihat prajuritnya datang, ia menoleh.“Lapor!” ujar sang prajurit, suaranya

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   88. Kemarahan Han Feng

    Cahaya lentera dari dalam kamar bergoyang.Beberapa detik kemudian, langkah kaki terdengar mendekat. Lalu dari dalam kamar, muncullah Han Feng, sosoknya tegak dengan mata tajam penuh kemarahan yang tak tertahankan. Di belakangnya, empat pengawal kepercayaannya berdiri kaku, siap menerima perintah apa pun.Han Feng menghampiri Sua tanpa berkata sepatah kata pun.Lalu—PLAK!Tamparan itu datang cepat dan keras, mengayun dari sisi kanan dan menghantam pipi Sua hingga wajahnya menoleh. Rambutnya terayun pelan, dan dunia sempat terasa hening beberapa detik.Namun Sua tidak jatuh.Ia berdiri tegak. Hanya pipinya yang kini memerah, dan matanya yang menatap lurus, seperti baja yang baru ditempa.Han Feng mendekat lebih lagi. Napasnya cepat, seperti api yang belum padam.“Dari mana kau?” desisnya. “Menghilang semalaman, tanpa kabar, menyuruh pelayan menyamar, memalukan!”Sua membalas tatapan ayahnya tanpa gentar. “Aku hanya pergi untuk mengenang Ibu.”Han Feng menyipitkan mata. Pria itu menden

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   87. Terbongkar

    Udara fajar begitu dingin ketika Rai dan Sua akhirnya sampai di tepi barat Kediaman Perdana Menteri. Mereka bergerak diam-diam melalui jalur tersembunyi, melompati tembok samping tempat pohon plum tua menjulur seperti lengkungan pelindung dari langit.Sua hampir kehilangan keseimbangan karena tubuhnya belum pulih sepenuhnya, tapi Rai menopangnya tanpa suara. Napas mereka berembus cepat, mengembun di udara pagi yang masih kelabu.Mereka baru saja mencapai lorong belakang tempat jendela kamar Sua menghadap ke taman kecil, ketika sebuah bayangan melintas cepat dari arah timur, diikuti suara langkah terburu-buru.Chunying muncul, rambutnya sedikit acak, dan wajahnya gelap oleh kecemasan.Di belakangnya, Bae Ya menggenggam erat lengan Chunying, matanya penuh ketakutan.Begitu melihat Sua, Bae Ya nyaris berlari.“Nona!” serunya tertahan, lalu menutup mulutnya sendiri sambil menahan air mata.Chunying langsung bicara, napasnya masih berat. “Kita tidak punya waktu. Perdana Menteri ... telah m

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status