Beranda / Historical / Tabib Kesayangan Tuan Jenderal / Bab 114 Perjuangan terakhir

Share

Bab 114 Perjuangan terakhir

Penulis: Jackie Boyz
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-17 16:40:47

Ketika dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, masalah serupa terjadi di sel tahanan. Guwenki tiba-tiba muntah dan kejang-kejang. Tubuhnya membeku dan koma. Sutangji menerima telepon darurat jadi dia tidak jadi pergi ke rumah sakit, Sutangji memutuskan kembali ke kantor.

“Mereka benar-benar ingin melenyapkan bukti-bukti! Dalam kasus ini Guwenki memiliki peran penting karena pria itu mendengar percakapan Wali Kota dengan beberapa penguasa!” geram Sutangji.

Ketika dia tiba, Guwenki sedang dalam penanganan dokter di markas.

“Bagaimana kondisinya?” tanya Sutangji.

“Kondisinya tidak begitu baik, masih kritis. Ada yang menaruh racun untuk mencelakainya. Racun ganas ini tidak mudah didapatkan, bagaimana orang itu bisa masuk ke dalam markas?” tanya dokter militer yang bertugas.

Sutangji mendekat lalu menatap Guwenki yang kini terbaring di ranjang pasien dalam kondisi kritis dan tengah berjuang melawan kematian.

“Aku akan memerin
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 115 Tabib Jenius nomor satu di Ibu Kota Selatan telah kembali!

    ***Pada kehidupan selanjutnya Dania telah terlahir kembali, kali ini dia terlahir sebagai putri angkat Jiwenhu, kali ini dia dibesarkan oleh keluarga miskin. Selama beberapa tahun ini toko obat yang dikelola Jiwenhu mengalami kemunduran dan mereka hanya mendapatkan penghasilan sedikit. Waning lebih pandai dalam masalah ramuan hampir setiap hari dia kirim pergi untuk mencari obat di wilayah gunung. Semuanya menjadi awal baru baginya. Dia sama sekali tidak ingat dengan kehidupannya di masa lalu. Statusnya sebagai Dewi Tinggi juga tidak bisa dia ingat. Seperti telah melewati mimpi yang panjang, sekarang usianya baru delapan belas tahun. Baju yang dipakainya adalah baju zaman kuno. Semua di sekitarnya terasa asing, di depannya terbentang sebuah danau yang luas. Dilihatnya ada sebuah keranjang obat di sampingnya. Dia bangun dan berdiri lalu meletakkan keranjang di punggungnya. Tidak lama setelah berjalan melewati hutan dia melihat sosok t

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 114 Perjuangan terakhir

    Ketika dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, masalah serupa terjadi di sel tahanan. Guwenki tiba-tiba muntah dan kejang-kejang. Tubuhnya membeku dan koma. Sutangji menerima telepon darurat jadi dia tidak jadi pergi ke rumah sakit, Sutangji memutuskan kembali ke kantor. “Mereka benar-benar ingin melenyapkan bukti-bukti! Dalam kasus ini Guwenki memiliki peran penting karena pria itu mendengar percakapan Wali Kota dengan beberapa penguasa!” geram Sutangji. Ketika dia tiba, Guwenki sedang dalam penanganan dokter di markas. “Bagaimana kondisinya?” tanya Sutangji. “Kondisinya tidak begitu baik, masih kritis. Ada yang menaruh racun untuk mencelakainya. Racun ganas ini tidak mudah didapatkan, bagaimana orang itu bisa masuk ke dalam markas?” tanya dokter militer yang bertugas. Sutangji mendekat lalu menatap Guwenki yang kini terbaring di ranjang pasien dalam kondisi kritis dan tengah berjuang melawan kematian. “Aku akan memerin

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 113 Mengejar penjahat

    Sutangji bersama para bawahannya masih menyelidiki kasus tersebut, pelaku yang berusaha mencelakai Wali Kota mengenakan pakaian hitam dan juga memakai masker. Sutangji melihat rekaman CCTV dari kediaman Wali Kota. Pelaku kejahatan menyelinap ke dalam untuk merusak peralatan penting di badan mobil. Saat melihat postur tubuh dari pelaku tersebut, Sutangji langsung teringat dengan sosok yang beberapa kali sempat ditemuinya. Setelah memikirkannya cukup lama, Sutangji sengaja pergi menemui Dania di rumah sakit. Saat perawat mengantarkannya menuju ke ruangan kerja Dania, Sutangji mendapati Dania duduk di kursi sambil melamun.Asisten Dania mengetuk pintu kemudian berkata, “Dokter Dania, Jenderal Su datang untuk bertemu!”Spontan Dania tersadar dari lamunannya.“Ya, masuk!”Sutangji tidak bicara panjang lebar, pria itu hanya mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan bukti rekaman yang berhasil dia dapatkan.“Guwenki? Kenapa dia rela melakukan semua ini? Untuk apa menc

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 112 Kasus walikota

    Bukannya tenang ketika ambulans datang, Yulia malah panik dan ingin melarikan diri. Semua orang di kediaman menjadi sibuk untuk membuatnya tenang.“Aku tidak mau ke rumah sakit! Aku tidak mau!”“Nona muda, Anda harus segera dirawat!” ujar Bibi pelayan sambil menenangkannya.Yulia menggeleng dan meronta, semua orang sibuk memeganginya untuk dibawa masuk ke dalam ambulan.Tidak lama kemudian seseorang datang sambil membawa peralatan medis, Yulia melihat wanita memakai masker datang menghampirinya. Ketika melihat sinar mata yang akrab di balik masker dia langsung panik dan ingin kabur, untungnya beberapa perawat ikut membantu memegangi tangan Yulia.“Ti-tidak! Kamu dokter iblis! Kamu datang untuk membelah perutku! Dania kamu wanita licik! Kamu yang membuat Jenderal Su datang ke rumah kami untuk membatalkan pertunangan dan membuatku keguguran!” teriaknya.“Pegangi dengan baik, aku akan memeriksa sebentar!” perintah Dania pada asistennya.“Dania! Kamu sudah gi

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 111 Lebih baik aku mati saja

    Yulia pikir setelah kunjungannya di kediaman keluarga Su hari ini maka semuanya akan berjalan lancar seperti yang dia harapkan. Yulia pikir Sutangji akan luluh ketika mendengar semua orang membicarakan tentang dirinya yang sudah begitu perhatian pada Tuan Besar Su. Sambil terus membayangkan dirinya mengikat janji seumur hidup dengan Sutangji, Yulia terus menunggu kabar baik tersebut akan segera datang. *** Di sisi lain, Sutangji baru saja diizinkan pulang, Dania sedang memeriksa kondisi Sutangji di dalam kamar dalam rumah sakit. Sutangji tampak gelisah dan resah akibat kabar di kediaman keluarga Su mengenai pertunangannya dengan Yulia. Sutangji mengira Dania akan memberikan beberapa patah kata yang bisa menenangkan hatinya saat ini. Akan tetapi Dania sejak tadi hanya fokus memeriksa luka bekas sabetan pisau pada sisi perut Sutangji. “Kondisi Tuan Ji sudah aku periksa, tidak ada masalah, lukanya hampir kering sepenuhnya, Tuan Ji bisa mulai bek

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 110 tipu daya Yulia

    “Tuan Besar tenangkan hati Tuan, Tuan Muda pasti bisa menyelesaikan semua persoalan ini. Tuan Besar tidak perlu cemas,” ujar pelayan Kakek Sutangji yang selalu tinggal di sisinya.“Ya, cucuku itu memiliki watak keras dan sangat sulit untuk dibujuk, sepertinya mustahil bisa mengubah keputusannya, umurku sudah tua dan tidak bisa lagi menjaga keluarga besar ini.” Kakek Sutangji terlihat sangat sedih.Yulia mendengar kabar tersebut langsung datang ke kediaman Sutangji untuk mengambil hati Tuan Besar. Yulia pikir dirinya adalah gadis satu-satunya yang akan mendapatkan perhatian dari keluarga Sutangji namun ternyata di sana sudah ada beberapa keluarga besar dan ternama di Ibu Kota datang menjenguk Kakek Sutangji.Yulia datang diantarkan supir dan pelayan pribadinya. Kedua orangtuanya tidak ikut datang karena mereka sedang berada di luar negeri. Yulia melihat para tamu tersebut ternyata juga membawa Nona mereka dari kediaman.Yulia langsung cemberut sambil menatap ke a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status