Share

Bab 118 Aku bersedia

Penulis: Jackie Boyz
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-19 13:30:05

Jiwenhu langsung menyatukan kedua telapak tangannya dan memohon ampunan pada Sutangji. Jiwenhu melirik ke arah Dania di sampingnya, Dania juga berlutut tapi sama sekali tidak bereaksi saat mendengar Sutangji berkata bahwa dia harus tetap tinggal di bawah pengawasannya.

“Yang-mulia Jenderal, apakah putriku akan dipenjara? Selama ini dia selalu membantuku memenuhi kebutuhan kami sehari-hari, tanpa Waning maka toko obat milik kami juga tidak akan bisa berjalan,” ujarnya dengan wajah memelas.

Sutangji memikirkan perkataan Jiwenhu, pria tua di depannya itu memang tidak akan sanggup naik-turun gunung seorang diri karena memang sudah tidak memiliki tenaga. Di sisi lain Sutangji juga tidak bisa melepaskan Dania begitu saja karena bisa saja wanita itu kabur untuk menghindari tuduhan.

Jiwenhu tidak mendengar jawaban apa pun dan dia melihat Waning malah berlutut sambil melamun. Jiwenhu langsung memukul punggungnya sampai Dania hampir tiarap di bawah kaki Sutangji.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 123 Upacara Penghormatan penduduk Ibukota Selatan

    “Waning? Dia sungguh memiliki hubungan dengan seekor ular raksasa? Penampilannya yang sekarang sama sekali bukan seperti Waning yang aku kenal.” Sutangji tertegun dan larut dalam pemandangan menakjubkan itu. Dia terpaku di tempatnya berdiri. Ular raksasa itu merasakan kedatangannya segera mengangkat kepalanya, dia hanya ingin menyapanya akan tetapi refleks Sutangji langsung menodongkan ujung pedangnya.“Jika kamu ingin memakankanku lebih baik berpikirlah dua kali!” ujarnya pada ular itu.Jenderal perang dari Kota alam Dewa sama sekali tidak memiliki ingatan di masa lalu, jika aku tetap berkeras untuk tinggal di sini dia pasti akan membunuhku. Ular yang menjaga Dania memutuskan untuk mundur dan pergi.Tubuh ular itu bergeser dan Dania langsung terjaga. Dania melihat Sutangji menodongkan ujung pedangnya ke arah ular yang menjaganya, Dania segera beringsut mendekat, lalu menyentuh bilah pedang tersebut tanpa rasa takut. Dania merasa tubuhnya begitu ringan dan berjalan dengan tidak bia

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 122 Sang Dewi

    “Hemh, inilah yang aku benci, jika Dewi tinggal di sisi manusia lemah otaknya juga akan ikut melemah.” Keluhnya sambil menghela napas panjang.Ular itu pergi meninggalkannya menuju ke danau. Dania mengikutinya dari belakang dan bertanya padanya. “Apa maksudmu, bisakah kamu menjelaskannya padaku?”“Yang-mulia, air danau suci akan menjawab semuanya, silakan ....” ujarnya pada Dania.Dania menatap air danau yang sangat jernih, dia tidak tahu harus melakukan apa. Dia hanya berdiri di tepi danau sambil melihat pantulan wajahnya sendiri di dalamnya. Bagaimana cara mengetahuinya? Apa ular itu menipuku dan memintaku terjun ke dalam? Jangan-jangan setelah aku masuk ke dalam air dia akan langsung memakanku?Ular besar itu kembali menghela napas panjang. “Hmh, Yang-mulia apa yang Anda pikirkan? Saya akan tetap di sini menjagamu, jangan khawatir. Kawasan ini juga tidak mudah dimasuki oleh orang asing.”Dania menarik napas berat. “

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 121 Teman lama

    ***Di sisi lain, Yulia – putri perdana menteri kiri menerima laporan dari pelayannya. Melihat pelayan yang biasa pergi ke istana untuk mendapatkan informasi dia merasa sangat senang sekali karena pikirnya dia akan memiliki kesempatan untuk pergi menemui Guwenki – putra mahkota.“Anli, bagaimana? Apa kamu sudah tahu bagaimana kabar Yang-mulia? Kami sudah lama tidak bertemu, dia pasti sangat merindukanku!” ujarnya dengan penuh percaya diri. “Ma-maaf, Nona muda, sebelumnya saya sudah menyampaikan surat dari Nona pada Yang-mulia Putra mahkota, tapi karena Yang-mulia Permaisuri sakit, beliau sibuk mencari tabib dengan ilmu tinggi untuk menyembuhkan Yang-mulia Permaisuri sekaligus mendapatkan penghargaan dari Yang-mulia Raja.” “Lalu? Apa lagi yang kamu tahu tentang dia?”“Kemarin malam Yang-mulia Putra mahkota membawa gadis desa dari gunung, dari yang saya dengar gadis itu adalah seorang tabib, tapi saya ragu karena ....” Anli menggigit bibi

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 120 Kebebasan

    Sutangji mengukir senyum di bibirnya. “Nona Hu, apa maksudmu? Apa kamu pikir aku sepicik itu? Tentu saja tidak!” Sutangji menghela napas panjang lalu kembali berkata pada Guwenki. “Yang-mulia, Anda sebaiknya tidak perlu mengantarkan Nona Hu, meski penampilannya sederhana sebenarnya pemahamannya sangat baik dalam masalah racun, Anda juga tahu dia selama ini selalu pergi ke gunung untuk mencari tanaman obat, takutnya secara tidak sengaja karena terus berhubungan dengan tanaman obat tubuhnya ini mengandung obat, ramuan-ramuan yang tidak kita ketahui itu bisa menyebar melalui udara lalu masuk ke dalam saluran pernapasan,” ujarnya sambil melirik Dania. Guwenki yang tadinya menggenggam tangan Dania untuk membantunya naik ke dalam kereta buru-buru menariknya dan menyekanya dengan sapu tangan lalu turun dari atas kereta. Dania belum siap dan tubuhnya kehilangan keseimbangan sehingga dia jatuh ke tanah. Sutangji sialan! Dia pasti sengaja!Sutangji sangat pu

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 119 Tak-tik

    “Apa kamu pikir kamu sudah menang?” tanya Sutangji pada Dania. “Jadi apakah Jenderal Agung berharap aku kalah? Jika sampai aku tidak berhasil bukannya Jenderal Agung juga akan terkena imbasnya?” Pertanyaan Dania menyudutkan Sutangji. Sutangji sangat kesal karena perkataan Dania barusan.Beberapa waktu kemudian, pelayan dari dalam ruangan keluar untuk memberikan kabar pada mereka.“Jenderal, Tabib, Permaisuri sudah siuman!”Dania segera berdiri dari tempat duduknya, Sutangji juga bergegas masuk ke dalam. Dania melihat Raja Yu, pria itu sangat bersyukur istrinya telah sadar sekarang. “Nona tabib, Permaisuriku sudah sadar sekarang, dia ingin berbicara denganmu!”“Kemarilah!” perintahnya.Dania segera mendekat lalu memberikan hormat padanya. “Bagaimana kamu bisa tahu bahwa aku keracunan?” tanya Permaisuri.“Bibir dan ujung kuku Yang-mulia menghitam, ini adalah tanda-tanda racun, saya juga melih

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 118 Aku bersedia

    Jiwenhu langsung menyatukan kedua telapak tangannya dan memohon ampunan pada Sutangji. Jiwenhu melirik ke arah Dania di sampingnya, Dania juga berlutut tapi sama sekali tidak bereaksi saat mendengar Sutangji berkata bahwa dia harus tetap tinggal di bawah pengawasannya.“Yang-mulia Jenderal, apakah putriku akan dipenjara? Selama ini dia selalu membantuku memenuhi kebutuhan kami sehari-hari, tanpa Waning maka toko obat milik kami juga tidak akan bisa berjalan,” ujarnya dengan wajah memelas. Sutangji memikirkan perkataan Jiwenhu, pria tua di depannya itu memang tidak akan sanggup naik-turun gunung seorang diri karena memang sudah tidak memiliki tenaga. Di sisi lain Sutangji juga tidak bisa melepaskan Dania begitu saja karena bisa saja wanita itu kabur untuk menghindari tuduhan.Jiwenhu tidak mendengar jawaban apa pun dan dia melihat Waning malah berlutut sambil melamun. Jiwenhu langsung memukul punggungnya sampai Dania hampir tiarap di bawah kaki Sutangji.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status