Share

Bab 89 Kutukan

Author: Jackie Boyz
last update Last Updated: 2025-08-07 07:07:12

“Apakah ini terkait dengan penjajahan wilayah?”

Dania tidak mengangguk dan tidak menggeleng tapi dia mengatakan itu hanya untuk mengutarakan sudut pandangnya pada Sutangji.

“Jangan hanya membawa sepuluh prajurit, masalah ini bukan masalah sepele, kamu adalah seorang Dewa Perang tidak mungkin tidak mengenali siasat politik, bukan? Menurut prajurit yang menjaga Perbatasan Selatan hanya beberapa orang saja yang berhasil menyelinap ke Dataran Tengah, bagaimana jika bukan hanya beberapa? Jika kondisi banjir memang disengaja dengan memperburuk sistem irigasi, Wuheng ingin menekan rakyatnya dan menjadikan mereka prajurit di luar wilayah. Masuk ke dataran tengah, saat semua orang sibuk dengan perbatasan Selatan, bagaimana dengan perbatasan lain? Utara, Timur? Tenggara? Semua penjagaan perbatasan harus diperketat. Jika kamu ragu tentang sudut pandangku kamu bisa mengirimkan utusan untuk menyelidiki di wilayah Perbatasan lainnya, semoga ini hanya dugaanku saja, tidak bisa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 95 Diculik

    Malam itu Dania tertidur di dalam dekapan Sutangji. Sutangji merasa sangat bahagia karena sudah mendapatkan pencerahan, awalnya dia pikir dirinya sudah bersalah karena merebut wanita Chang An, pada akhirnya dirinya adalah pemenang dari perjalanan panjang tersebut. Dania memang jodoh yang ditulis oleh langit dan terikat dalam takdir kehidupannya.Pada keesokan harinya, Dania terjaga dan tidak mendapati Sutangji berada di sisinya. Perlahan Dania turun dari atas ranjang untuk melihat. Beberapa rekan kerja Dania yang ikut bertugas sedang sibuk memasak air dan menyiapkan beberapa makanan untuk sarapan. Dania keluar dari tenda peristirahatan lalu membawa peralatan mandi. “Nyonya Su? Anda ingin pergi?” panggil salah satu rekan Dania dari belakang. Dania menoleh sebentar lalu mengukir senyum, rekan Dania segera bergegas menyusul dan berjalan di samping untuk menemaninya.“Sepanjang malam Jenderal Agung menemani Anda, Anda memang pasangan yang sangat serasi!” pujinya dengan sung

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 94 Takdir cinta abadi

    Dari balik pohon, Chang An keluar dari persembunyiannya, dia sudah menyaksikan semua yang terjadi. Xingyi juga baru saja pergi dijemput oleh utusan Klan Lima Bintang untuk memulihkan diri dan kembali ke Kota Sihir.“Dania sudah tahu? Apa ingatannya sungguh sudah kembali sejak sebelum dia ditahan di Kota alam Dewa?” Chang An tidak bisa menahan diri untuk tidak bertemu dengan Dania. Dia segera mengejar dan berhasil menyambar tangannya, Chang An memiliki banyak hal dan ingin dia diskusikan dengannya.“Dania!”“Chang An?” Dania mengerutkan keningnya dan melihat ke sekitar, pelayan Chang An segera memutar badan dan menjauh.“Ada yang ingin aku tanyakan padamu,” ujarnya dengan ekspresi serius.“Tentang apa?”“Ingatan masa lalu, tentang istri Dewa Perang dari Kota alam Dewa sebelum aku diturunkan di Kota alam Dewa.”Dania hanya manggut-manggut seolah-olah dirinya sama sekali bukanlah siapa-siapa.“Ya, kenapa dengan mereka?”Chang An merasa kesal dan

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 93 Serangan Xingyi

    Ketika menerima panggilan dari Chang An, Xingyi sama sekali tidak terkejut. Wanita itu dengan ekspresi penuh percaya diri segera bersiap-siap untuk menunjukkan penampilan terbaiknya. Pikir Xingyi Chang An sudah berubah pikiran dan bersedia memulai kembali hubungan antar kedua klan. “Dewa Tinggi sudah memanggilku, akhirnya apa yang aku tunggu-tunggu akan tiba! Dewa Chang An yang sangat tampan itu pasti sudah berubah pikiran dan bersedia menerima perasaanku.” Xingyi memasang beberapa perhiasan di kepala untuk mempercantik dirinya.Ketika pelayan yang ditugaskan untuk menjemput Xingyi tiba di istana Kerajaan Kota alam Dewa, Chang An segera menoleh, Chang An sedang berdiri di serambi kanan kerajaan. Dilihatnya Xingyi berdandan dengan sangat cantik, Chang An mengernyitkan keningnya. “Apa yang kamu katakan padanya?” tanya Chang An dengan suara berbisik pada pelayan yang dia tugaskan untuk menjemput Xingyi.“Saya hanya berkata bahwa Tuan mengutus saya untuk memanggil Dew

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 92 Pasangan di zaman kuno

    Sutangji segera memerintahkan bawahannya untuk membereskan dan menyingkirkan mayat mahluk aneh tersebut dari dalam kamar Dania. “Untuk sementara pindah ke kediaman utama!” Sutangji menggenggam tangan Dania dan membawanya keluar dari dalam kediaman menuju ke ruangan lain. Dania yang sudah memutuskan untuk menangani masalah mimpi itu seorang diri langsung menarik lepas tangannya dari genggaman tangan Sutangji. “Masalah ini sudah selesai, kamu tidak perlu khawatir padaku lagi.” Sutangji terkejut dan langsung menoleh ke belakang. Dia melihat Dania sengaja menghindar dari tatapan kedua matanya, bahkan memutar badan berdiri memunggunginya. “Kita suami istri sekarang, kamu menolak pergi ke tempatku? Rumah ini juga rumahmu, kamar utama juga kamarmu.” Dania menelan ludahnya lalu memaksa senyum pada bibirnya. Dia menatap kedua mata Sutangji lalu berkata, “Aku merasa lebih tenang tinggal di kediaman yang biasa aku tempati. Lagi pul

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 91 Pedang Mustika biru pemusnah pasukan mayat

    Di sisi lain, Dania sudah sampai di kediaman kakek Sutangji. Kedatangan Dania disambut dengan hormat oleh kakek Sutangji. Pria tua itu mempersilakan Dania masuk ke dalam kediaman. “Nona Waning, apa yang membawa Anda datang ke kediaman ini?” tanyanya dengan sopan. Dania menatap ke sekitar, kediaman tempat tinggal kakek Sutangji masih memiliki pemandangan yang sama semenjak kunjungan pertamanya beberapa bulan yang lalu Sebelum Dania berangkat ke perbatasan wilayah Utara. Dania mengeluarkan kertas dari balik bajunya lalu menyerahkannya pada kakek Sutangji. Wusheng menerimanya lalu membuka untuk melihat yang tertulis di dalamnya. Saat melihatnya kedua tangan Wusheng yang menggenggamnya tampak gemetar. “Ini ....” “Ya, aku tidak pernah melihat gambaran seperti ini, seseorang mengatakan bahwa gambar di kertas ini adalah masa depan yang akan terjadi, namun sayangnya dua pelayan di kediamanku sakit ketika melihat lukisan ini.” Terangnya.

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 90 Dendam arwah leluhur

    Suye masuk ke dalam lalu melihat ke sekeliling lantaran sebelumnya dia mendengar suara Dania sedang berbicara dengan seseorang. Namun hawa dingin masih tertinggal di dalam ruangan tersebut dan membuat Suye mengginggil. Kamar Dania sangat gelap dan menyeramkan, Suye pikir Dania yang sudah meniup lilin yang dia nyalakan sebelumnya. Tinggal di dalam ruangan yang dingin dan gelap membuat Suye merasa tidak nyaman dan takut. Suye meletakkan teko di meja serta arang untuk menghangatkan ruangan di sisi samping ranjang. Dania masih berdiri di dekat pintu menatap pemandangan gelap di luar sana. Suye melihat ruangan terlalu gelap jadi dia kembali menyalakan lilin. “Nyonya?” tegurnya sambil menuang teh panas ke dalam cangkir. Dania menoleh lalu berjalan dan duduk di kursi. Suye meletakkan cangkir di dekat Dania. Dania menyentuh cangkir, jemarinya terasa hangat dan nyaman. Suye tidak berani bertanya dan tetap berdiri di samping untuk menemani

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status