Share

BAB 4 Kelahiran Yang Menjadi Musibah

Saat kedua kesatria integritas dari barat itu di kutuk mereka juga di berikan kabar buruk oleh king Salmanan bahwa 1.500 (Seribu lima ratus) prajurit mereka bawa telah ditangkap dan di jadikan budak oleh bangsa timur.

Mendengar hal tersebut burung gagak pun terlihat mengeluarkan air mata, kemudian terbang keluar dari istana bersama dengan se-ekor burung elang.

Di wilayah barat, istri dari king Artur hendak melahirkan anak pertama nya. Mendapatkan kabar itu seluruh bangsa barat menghormati kelahiran-nya, seluruh kota terlihat berpesta merayakan kelahiran bayi tersebut.

pada tahun 1002 (Seribu dua) Masehi, akhirnya istri dari king Artur pun melahirkan seorang putra yang di beri nama Zane.

king Artur pun ikut terharu saat melihat kelahiran putra pertamanya, ia juga kagum dengan fisik Zane yang tampan dan juga memiliki bola mata yang berwarna biru, itu tandanya dia adalah keturunan murni dari seorang bangsawan barat.

Kemudian king Artur pun menggendong Zane kecil seraya berkata:

"Kau adalah keturunan bangsawan nak, aku yakin kau lah yang akan menjadi penerus bangsawan wilayah barat dan kemakmurkan bangsa barat serta menciptakan perdamaian dunia."

Zane yang baru saja lahir ke dunia pun hanya bisa menangis menatap banyak wajah orang yang begitu ramai di istana, tak lama kemudian datang lah se-ekor burung elang dan juga burung gagak ke dalam istana Stronghold, melihat hal itu king Artur pun merasa curiga kepada kedua burung itu, karena tidak pernah ada burung elang dan juga burung gagak di dalam istana.

Kedua burung itupun mendekat ke arah king Artur lalu hinggap di kedua pundaknya, king Artur pun hanya terdiam sambil menghela nafas dalam-dalam. Tak lama kemudian burung elang pun berkata:

"Aku datang membawa kabar buruk bagi bangsa barat karena sebentar lagi kita akan berperang dan bangsa timur sudah berambisi untuk merenggut kekuasaan wilayah barat."

"Mereka juga telah mengutuk kedua kesatria integritas dari bangsa barat menjadi se-ekor burung gagak dan juga se-ekor burung elang, mereka juga dengan tega telah merampas 1.500 (Seribu lima ratus) prajurit bangsa barat dan menjadikan-nya sebagai budak dan tahanan, king Salmanan sangat kejam dan sudah melanggar kode etik seorang bangsawan," timpal burung gagak.

Mendengar hal itu king Artur pun mengepal kedua tangan-nya seraya berkata:

"Batas kesabaran ku sudah habis dan aku tidak ingin bangsa kita di perlakukan se-enaknya serta di pandang sebelah mata oleh bangsa timur, cepat umumkan kepada para prajurit beserta barisan pertahanan bangsa barat bahwa sebentar lagi kita akan perang besar dengan wilayah timur!."

Kemudian salah satua ajudan raja pun menyampaikan pesan tersebut kepada prajurit dan barisan pertahanan khusus bangsa barat.

Melihat raut wajah king Artur yang nampak sedang marah, queen Alicia pun mencoba untuk meredakan amarah dari suaminya itu namun sayangnnya king Artur sudah larut dalam emosi. Queen Alicia mencoba untuk mengingatkan-nya bahwa putranya baru saja lahir.

Namun karena king Artur sudah terlanjur larut dalam emosi yang memuncuk ia pun tidak memperdulikan ucapan dari Queen Alicia, king Artur pun mengelus kepala putranya seraya berkata:

"Jika aku sudah tiada maka buktikanlah kepada bangsa timur jika bangsa barat akan selalu ada , Jikalau kau sudah besar kelak nanti kau lah yang harus menenggelamkan kekuasaan bangsa timur, jadilah pria yang tangguh nak."

Kemudian king Artur menatap wajah istrinya dengan tajam lalu menyeruhnya untuk menjaga putranya jika perang sudah di mulai, queen Alicia pun mengangguk patuh atas apa yang di perintahkan oleh king Artur.

Tak lama kemudian perdana mentri Slavia pun berkata:

"Apa maksud mu dari perkataanmu itu tuanku? Bangsa barat tidak mungkin dapat di kalahkan dengan mudah oleh bangsa timur, prajurit kita adalah prajurit yang tangguh dan juga terlatih, barisan pertahanan kita juga siap mati demi membela bangsa ini. Tuanku tidak perlu khawatir dan tidak perlu repot seperti itu karena aku yakin kita pasti akan menang."

Mendengar hal itu king Artur pun tersenyum seraya membalas perkataan perdana mentri Slavia itu,

"Saya senang mendengar perkataanmu itu, hanya saja perasaanku sedang tidak enak ditambah lagi kedua kesatria integritas kita yang telah di kutuk menjadi se-ekor burung elang dan juga burung gagak, berani-beraninya mereka mempermainkan kode etik seorang bangsawan."

Menanggapi hal itu perdana mentri Slavia pun mulai mengadakan rapat penting bersama dengan para panglima dari barisan pertahanan dan juga para panglima dari prajurit khusus dan umum, para kesatria baik yang terintegritas ataupun tidak ikut di libatkan dalam rapat tersebut.

  Layaknya seperti orang yang sedang bermain catur, perdana mentri Slavia pun mulai menyusun strategi perang bersama dengan para panglima sedangkan para kesatria bertukar pikiran mengenia komposisi pasukan yang tepat untuk melakukan penyerangan dan juga pertahanan.

Disisi lain king Artur masih terlihat termenung memikirkan masa depan putranya, entah mengapa perasaan-nya sejak tadi terus merasa tidak enak dan tak nyaman, hal tersebut membuatnya tidak konsen dalam acara rapat darurat itu. 

"Kelahiran anak itu sepertinya membawa petaka bagimu dan juga bangsa barat," cetus perdana mentri Slavia sembari menatap wajah king Artur.

"Aku tidak tahu atas dasar apa kau berani berkata seperti itu di hadapan ku," balas king Artur yang mulai merasa tidak nyaman.

Tak lama kemudian perdana mentri Slavia itupun tiba-tiba berdiri dari kursi rapatnya dan berubah ke wujud aslinya yang merupakan seorang penyihir sekaligus mata-mata dari bangsa timur.

Melihat hal itu semua orang yang hadir pada rapat itu mulai berusaha untuk melindungi king Artur dari serangan penyihir itu, sedangkan yang lain-nya mencoba untuk menangkap penyihir itu. Saat penyihir hendak membacakan mantra dan mengayunkan tongkat sihirnya ke arah king Artur tiba-tiba Ryzen yang merupakan panglima tertinggi suku api dari bangsa barat mencoba untuk menangkap penyihir yang sedang membacakan mantra itu.

Namun na'asnya alih-alih menolong king Artur dari serangan mantra sihir, dirinyalah yang terkena  mantra sihir itu, seketika panglima tertinggi suku api dari bangsa barat itupun menghilang dan lenyap dari istana Stronghold. Hal tersebut membuat semua orang yang berada di dalam ruang rapat tersebut menjadi semakin terkejut dan marah terhadap penyihir itu.

Panglima Brams yang merupakan panglima tertinggi ke-2 (Dua) di wilayah barat pun mengamuk dan mengeluarkan pedangnya, dengan keahlian yang dimilikinya pedang tersebut langsung menancap ke tubuh penyihir itu dengan cepat dan penyihir itupun tewas mengenaskan di ruang rapat.

Merasa kesal dengan penyihir itu panglima Brams pun semakin menancapkan pedangnya ke dalam tubuh penyihir itu meskipun si penyihir sudah tewas, 

"Cukup!," ucap king Artur yang tidak suka dengan keributan.

"Maafkan saya tuanku, tetapi bajingan ini berniat untuk menyelakai anda dan dia juga telah melenyapkan panglima Ryzen dari istana ini," balas panglima Brams dengan penuh rasa hormat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status