Share

BAB 3 Kutukan

Di dalam suana yang mencekam itu kesatria integritas Pico merasa bahwa misi-nya sudah gagal karena Zuko telah memenggal kepala mata-mata itu, namun Zuko sendiri bertindak atas perintah dari perdana mentri Slavia. Maka dari itu Pico sudah merasa tidak heran dengan sikap egois perdana mentri Slavia.

"Kita gagal," bisik Pico kepada Zuko.

"Tidak, ini baru saja dimulai," balas Zuko tanpa keraguan sedikit pun di wajahnya.

Semua panglima yang berada di dalam istana itu mengangkat pedangnya ke arah kesatria integritas Pico dan juga Zuko, semua orang yang berada di dalam istana merasa di lecehkan oleh 2 (orang) kesatria integritas itu. Mereka semua mulai mengepungnya,

"Dasar manusia tidak kode etik, apakah kau tahu apa hukuman yang akan di berikan jika kalian membunuh seorang pengirim pesan," cetus kesatria integritas Pico kepada para panglima yang ada di dalam istana itu.

Namun tidak ada satu pun yang membalas perkataan-nya, kemudian salah satu perdana mentri di istana Sun Empire berkata:

"Apakah tadi kau bicara kode etik? seharusnya kau memberikan surat peringatan bersama dengan bukti yang utuh, tetapi kalian dengan tega mengeksekusi rekan kami, dan sekarang kau malah berbicara kode etik dengan kami?."

Kesatria Integritas Pico dan Zuko pun terdiam saat mendapatkan balasan dari salah satu perdana mentri di istana Sun Empire, kemudian Pico pun melirik ke-arah Zuko lalu ia pun berbisik,

"Kau tidak menghalangi misi ku tetapi kau malah menghancurkan misi ku. Aku tahu kau pasti mendapatkan perintah dari perdana mentri Slavia itu kan, tetapi kau tidak mengetahui apa tujuan sebenarya perdana mentri Slavia itu menyuruhmu untuk melakukan hal ini."

"Dia menyuruhku melakukan hal ini demi kehormatan bangsa barat!," timpal Zuko yang masih tidak tahu siapa yang sebenarnya ia bela.

"Kau ingin menjaga kehormatan atau ingin menjaga perdamaian? berapa banyak korban yang akan mati begitu saja akibat dari insident ini, tapi sudahlah semua sudah terjadi mungkin ini adalah takdir dari yang maha kuasa, bersiapalah untuk menunjukan semua kemampuan mu disini atau kita dan 1.500 (Seribu lima ratus) perajurit kita akan mati mengenaskan," balas Pico sambil menatap Zuko dengan tajam.

Tak ada cara lain, akhirnya kesatria integritas Pico pun mau tidak mau harus melakukan perlawanan agar dirinya dan kesatria integritas Zuko bisa selamat dari kepungan para panglima istana Sun Empire.

"Hei bocah tengil, kalian berdua itu hanyalah kesatria integritas yang tidak sebanding dengan kami para panglima, menyerah dan jadilah budak kami haha..," cetus salah satu panglima istana Sun Empire sambil memandang rendah ke-2 (dua) kesatria integritas itu.

"Walaupun kami hanyalah seorang kesatria integritas, tetapi kami berdua tidak takut melawan para pengecut seperti kalian," balas kesatria integritas Pico dengan suara yang lantang.

Mendengar hal itu para panglima istana Sun Empire pun tidak terima mereka mulai mendekat kearah kesatria integritas Pico dan juga Zuko, mereka semua berniat untuk membunuhnya.

Namun karena kemampuan yang dimiliki oleh kesatria integritas Zuko para panglima istana Sun Empire terpental dan tidak ada satupun yang bisa menyentuh kedua kesatria integritas itu.

Duakk

Aaaaa

"Sial dia membuat segel pembatas api," cetus salah satu panglima yang merasa geram.

"Ini adalah segel pembatas api suci yang hanya bisa di tembus oleh pengguna sihir Yin, cepat panggil para penyihir kemari dan kita eksekusi para kesatria integritas yang malang ini!," timpal salah satu panglima lain-nya dengan tatapan yang tajam dan juga mengerikan.

King Salmanan malah tertawa terbahak-bahak lalu bertepuk tangan,

Prok

Prok

Prok

"Ini luar biasa, keberanian kalian berdua patut di apresiasi. Selain kesatria integritas ternyata kalian adalah seorang penyihir, aku jadi kagum kepada para kesatria integritas dari wilayah barat.

"Baiklah surat peringatan ini aku terima tapi katakanlah kepada king Artur bahwa king Salmanan ingin berperang karena aku sudah tidak sabar melihat kehebatan para kesatria barat dan juga timur, hanya akan ada 2 pihak yang tersisa dalam peperangan tersebut yaitu pemenang dan pecundang," ujar king Salmanan yang terkesan pada keberanian para kesatria integritas dari wilayah barat.

Mendengar hal itu kesatria integritas Pico pun berkata:

"Tidak, raja kami tidak suka dengan peperangan. Beliau hanya ingin menyelesaikan masalah dengan pikiran yang jernih dan kepala yang dingin. Beliau juga tidak ingin melihat para korban yang menjadi dampak dari peperangan. Maafkan aku ini semua di luar dugaan-ku."

"Penakut," cetus king Salmanan dengan wajah yang sinis.

Para penyihir dari wilayah timur pun perlahan mulai datang dan memasuki istana kemudian menghadap ke arah king Salmanan.

"Apakah sedang merasa kesulitan tuan? Bolehkah kami membantu anda untuk menyelesaikan masalah," hormat salah satu pimpinan penyihir itu kepada king Salmanan.

Namun king Salmanan menolak,

"Tidak, aku tidak mau ada keributan di sini. Kalian persiapkan saja diri kalian untuk peperangan nanti."

Para penyihir itu pun sedikit terkejut saat mendengar kata peperangan, karena sebelumnya mereka tidak menyangka jika akan terjadi peperangan, kemudian salah satu pimpinan penyihir itu membalas,

"Baik tuan, dengan senang hati dan pengabdian kami demi bangsa timur."

Kemudian king Salmanan pun memberikan isyarat kepada para penyihir itu untuk melakukan sebuah tindakan.

Isyarat itupun di mengerti, salah satu penyihir mengucapkan mantra yang berniat untuk menembus segel pembatas api milik kesatria integritas Zuko, sialnya penyihir itu tidak dapat menembus segel pembatas api milik kesatria integritas Zuko, dirinya bahkan terpental sejauh 15(meter).

Menanggapi hal itu kesatria integritas Zuko pun berkata:

"Kau bilang surat peringatan tadi sudah diterima dan kalian akan menyatakan perang, tetapi kenapa kalian masih penasaran dengan kami berdua, dasar licik."

"Haha, memang surat peringatan itu sudah ku terima namun aku tidak ingin kalian berdua menyampaikan pernyataan perang itu dengan wujud sebagai manusia, aku ingin melihat kalian berdua menyampaikan pernyataan perang kepada king Artur dalam wujud buruk rupa hahaha, para penyihir ku tunjukan kemampuan kalian di hadapan mereka berdua," cetus king Salmanan sambil tertawa jahat.

"Dasar raja naif," pekik kesatria integritas Pico yang sudah muak melihat perlakuan buruk para bangsa timur.

Mendengar hal itu king Salmanan segera mengerahkan pasukan-nya untuk mengutuk kedua kesatria integritas barat.

Pimpinan tertinggi penyihir di wilayah timur pun mulai mengayunkan tongkatnya dan membacakan mantra sihir di hadapan kesatria integritas Pico dan Zuko, kemudian penyihir itu menghentakan tongkat-nya ke dalam segel api suci milik kesatria integritas Zuko.

Sekejap mata segel api suci milik kesatria integritas Zuko pun pudar, kemudian king Salmanan pun berkata:

"Aku sudah mengetahui berapa banyak pasukan yang kalian sembunyikan di hadapan ku, maka dari itu aku tidak akan membunuh kalian berdua, tetapi nikmatilah kutukan dari bangsa timur ini."

Menanggapi hal itu pimpinan tertinggi penyihir wilayah timur kembali membacakan mantra sihir untuk mengutuk kedua kesatria integritas dari wilayah barat.

Tak lama kemudian benar saja, kedua kesatria integritas dari barat itu di kutuk menjadi burung, kesatria integritas Pico menjadi se-ekor burung gagak, sedangkan kesatria integritas Zuko dikutuk menjadi se-ekor burung Elang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status