Share

BAB 2 Perjalanan Menuju Istana Sun Empire

Perjalanan menuju istana Sun Empire yang terletak di wilayah timur benua Arcific memakan waktu selama 5 (lima) hari, hal tersebut membuat para prajurit yang di pimpin oleh kesatria integritas Pico kewalahan dan merasa sangat letih, bahkan beberapa diantaranya ada yang sampai jatuh pingsan akibat suhu ekstrim yang ada di wilayah timur benua Arcifik.

Menanggapi prajurit-nya yang terlihat kewalahan menghadapi suhu panas padang pasir yang tandus di wilayah timur membuat kesatria integritas Pico menjadi tersentuh hatinya, kemudian pada hari ke-4 tepat di tengah padang pasir. kesatria integritas Pico memerintahkan sebagian prajuritnya yang sudah merasa letih untuk beristirahat dan yang lain-nya di perintahkan untuk mencari mata air.

Namun beberapa prajurit kesatria Pico itupun ada yang mengelak karena dirinya tidak yakin di padang pasir yang tandus ini ada sumber mata air, jikalau ada pasti jaraknya sangatlah jauh.

Menanggapi hal itu kesatria integritas Pico pun turun dari kuda dan mengeluarkan pedang tepat di depan para perajuritnya itu, kemudian ia pun menancapkan pedang pusakanya diatas permukaan pasir yang di pijaknya.

Tak lama kemudian keajaiban pun tiba, padang pasir yang tandus itu tiba-tiba mengeluarkan mata air di bawa tancapan pedang kesatria integritas Pico. Hal tersebut membuat semua prajuritnya terkejut melihat sebuah keajaiban ini namun tidak dengan kesatria Zuko yang sudah sering melihat adanya sihir.

Salah satu prajurit pun bertanya kepada kesatria integritas Pico,

"Mata air di tengah-tengah padang pasir itu mustahil, apakah ini sihir mu tuan?."

"Tentu saja ini adalah sihir dari kekuatan pedangku," jawab kesatria integritas Pico sambil tersenyum.

"Dasar tukang pamer," pekik kesatria integritas Zuko yang tidak senang melihat kelakuan Pico.

"Jika tidak seperti ini maka 1,500 (Seribu lima ratus) perajurit kita akan mati akibat dehidrasi di tengah padang pasir yang tandus ini," timpal kesatria Pico sambil menunggangi kembali kudanya.

Lalu mereka pun bermalam di sana sambil menikmati mata air yang berada di tengah pada pasir, sedangkan pada malam harinya kesatria integritas Pico sedang menyusun rencana dengan kesatria integritas Zuko. Mereka berdua menyusun apa saja yang harus di lakukan saat tiba di istana Sun Empire dan penerapan kode etik para bangsawan.

Namun kesatria integritas Zuko terlihat seperti yang sedang menyembunyika sesuatu dari kesatria integritas Pico, hanya saja Pico tidak menyadari hal itu ia terus saja mengajak Zuko untuk berdiskusi di malam hari.

Hingga pada saat hari ke-5 mereka semua pun melanjutkan perjalanan menuju istana Sun Empire di pagi hari, kali ini mereka berjalan dengan semangat tanpa adanya keluhan,

"Jangan khawatir dengan misi kita kali ini karena pemimpin kita sekarang adalah ahli sihir jadi apa saja yang kita mau bisa di dapatkan dengan cuma-cuma," cetus salah satu prajurit kepada prajurit lain-nya sambil berjalan menunggangi kuda.

"Bener tuh, mungkin kalo kita patuh ama kesatria integritas Pico dia bisa mengabulkan semua keinginan kita secara cuma-cuma," timpal prajurit lain-nya yang merasa senang berada dibawah pimpinan kesatria Pico.

Sesampainya di istana Sun Empire kesatria integritas dari wilayah barat tidak mendapatkan penghormatan dari wilayah timur, karena memang kedua belah pihak ini sering kali terlibat pertikaian.

Saat berjalan ke dalam istana, kesatria integritas Pico sudah merasa tidak dihargai oleh para bangsa timur, dirinya malah ditatap tajam seperti seorang kriminal.

"Sudah jangan terlalu di pikirkan, apakah kau lupa apa yang pernah bangsa kita lakukan terhadap bangsa timur, mungkin sampai saat ini mereka masih menyimpan rasa dendam itu," cetus kesatria integritas Zuko dengan nada santai sambil ikut berjalan ke dalam istana.

Mendengar hal itu kesatria integritas Pico pun mulai berusaha untuk menerima keadaan, kemudian ia pun meyakinkan dirinya untuk menghadap penguasa wilayah timur yakni king Salmanan.

Salah satu pengawal istana Sun Empire pun menghadap kepada raja dan memberitahukan padanya bahwa saat ini kesatria integritas perwakilan dari bangsa barat datang dengan membawa sebuah surat peringatan.

Mendengar hal itu sebenarnya king Salmanan terlihat sedikit panik,

"bawa mereka kesini!," pinta king Salmanan dengan tegas.

"Baik tuanku," balas pengawal istana yang patuh.

Kesatria integritas Pico dan kesatria integritas Zuko pun masuk dan langsung menghadap kepada raja, tanpa basa-basi kesatria integritas Pico langsung memaparkan apa yang telah terjadi di wilayah barat.

"Demi kedamaian dan kemakmuran bangsa barat kami tidak terima jika segala informasi terkait dengan kedaulatan bangsa kami diakses oleh bangsa timur melalui seorang mata-mata," ujar Pico dengan lugas.

Mendengar perkataan itu king Salmanan pun tertawa terbahak-bahak, kemudian ia pun bertanya,

"lalu apa yang akan kalian lakukan?."

Kesatria integritas Pico pun menghela nafas dalam-dalam kemudian ia pun menjawab,

"king Artur sangat lah murah hati, beliau hanya mengirimkan surat peringatan kepada anda agar tidak mengusik wilayah barat."

"Atas dasar apa kalian membawa surat peringatan itu tanpa adanya bukti yang jelas?," tanya perdana menteri kerajaan Sun Empire kepada kesatria integritas Pico.

Mendengar hal itu kesatria integritas Pico pun mengepal erat telapak tangan-nya, andai saja king Artur memperbolehkan permintaan perdana menteri Slavia untuk memenggal kepala mata-mata dari timur itu sebagai tanda bukti atas kejahatan bangsa timur terhadap bangsa barat.

Namun sayangnya king Artur di ingin perdana menteri Slavia melakukan hal itu karena dapat menimbulkan perselisihan dan juga peperangan, maka dari itu kesatria integritas Pico hanya terdiam saat mendapatkan pertanyaan dari perdana menteri kerajaan Sun Empire.

"Hei kenapa diam saja? apakah kau tidak memiliki bukti yang kuat? atau kalian berniat untuk mengotori nama bangsa kami?," timpal perdana menteri kerajaan Sun Empire sambil bertanya dengan nada yang mengolok-olok.

kesatria integritas Pico pun menatap wajah perdana menteri kerajaan Sun Empire itu dengan tatapan yang sangat tajam karena dirinya merasa sedang dipermalukan.

Tidak tega melihat rekan-nya di permalukan, akhirnya kesatria integritas Zuko pun menyodorkan tasnya di hadapan king Salmanan, kemudian ia pun membuka isi dalam tas tersebut.

King Salmanan pun terkejut saat melihat isi yang ada pada tas tersebut adalah sebuah kepala seorang prajurit mata-mata dari wilayah timur, kesatria integritas Zuko dengan gagah beraninya menggiring kepala tersebut di hadapan king Salmanan.

"Kau perlu bukti? apakah kalian yakin tidak mengenali kepala siapa ini?," tanya kesatria integritas Zuko sambil menatap perdana menteri kerajaan Sun Empire itu dengan tajam.

Suasana pun menjadi hening dan mencekam, tidak ada yang berkata apapun selain kesatria integritas Zuko. Merasa di permalukan di tanahnya sendiri, para panglima yang ada di kerajaan Sun Empire pun mengangkat pedang ke-arah kesatria integritas Zuko.

"Kalian berniat untuk membunuh kami? apakah tuan-tuan sekalian alergi dengan fakta? bangsa kami tidak berniat untuk mengotori nama bangsa kalian, tetapi bangsa kalian sendirilah yang mengotori bangsanya," ujar kesatria integritas Zuko dengan lantang.

Disisi lain kesatria integritas Pico pun terkejut saat melihat kepala mata-mata bangsa timur yang dipegang oleh Zuko, karena sebelumnya king Artur tidak mengizinkan siapapun untuk memenggal-nya namun kali ini Zuko malah memenggal kepala tersebut, semua kecurigaan kesatria integritas Pico terhadap Zuko selama ini akhirnya sudah terjawab.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status