[Ammad tidak bisa melupakan kamu. Dia selalu teringat kamu. Dia pernah curhat sama saya, kalau kamu adalah wanita spesial bagi dia]
Sejenak Naila teringat kembali kenangan masa lalu bersama dengan laki-laki gagah itu.
[Saya tidak bisa memaksakan hati orang lain. Kalau memang dia suka sama saya, itu hak dia dan itu bukan kesalahan saya. Selama ini saya selalu berkomitmen untuk menjalankan hubungan sebagai seorang sahabat kepada siapapun, termasuk kepada Abang]
[Ammad itu suami orang ...! Kenapa Kamu masih bersikap ramah dan seolah-olah memberi harapan kepadanya? Sampai dia tidak bisa melupakan kamu, bahkan ketika bersama istrinya sekalipun!]
[Ammad memiliki istri dan tiga orang anak. Apa kamu tidak pernah berpikir, kalau seandainya kamu adalah seorang istri yang suaminya tiba-tiba mencintai wanita lain?]
[Bahkan kemarin, mereka sampai bertengkar hebat dan sampai ma
"Abang ingin tahu, mau Rosita yang sebenarnya? Rosita cuma ingin Abang bisa memenuhi semua keinginan Rosita. Kebutuhan kita itu banyak, Bang. Kebutuhan rumah tangga kita. Ingat, anak kita ini sudah tiga." Wanita itu menghela napasnya kuat-kuat. "Kalau Abang tidak mau memenuhi kebutuhan Rosita, jangan salahkan Rosita kalau Rosita minta kepada laki-laki lain!" "Allahu akbar ...!" teriak Ammad. Kedua tangannya mengepal. "Dasar pe ...." Ammad memotong ucapannya. Laki-laki itu mengucapkan istighfar berkali-kali. "Abang sudah berusaha sekuat tenaga dan Abang sudah memberikan seluruh penghasilan Abang kepada kamu. Apa itu masih kurang? Ingat Ros, suami itu bukan ATM bagi keluarga, yang uangnya bisa di tarik sesuka hati." Ammad berusaha merendahkan suaranya. "Abang bukannya tidak bisa menghitung ya, berapa pengeluaran kita sebenarnya. Asalkan kamu pandai mengelolanya, penghasilan Abang sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita. Sel
"Bang Ammad!" Terdengar suara memanggil namanya. Ammad membuka matanya.Dia tersentak kaget melihat seorang wanita duduk dihadapannya. "Elfira,"ucapnya. Elfira adalah teman dekat Rosita, istrinya. "Kok Abang ada disini? Ada apa, Bang? Bukannya seharusnya Abang hari ini masuk kerja?" "Iya El, seharusnya Abang masuk kerja, tapi rasanya Abang tak sanggup untuk kerja. Jadi Abang ke sini untuk menenangkan diri." Ammad menyahut dengan posisi badan yang duduk bersila. "Ada masalah apa, Bang?" tanya Elfira. "Itu tuh, temanmu. Dia selingkuh sama laki-laki lain," ucap Ammad. Dia memang tidak menutup-nutupi masalahnya, mengingat Elfira adalah sahabat dekat Rosita. Jadi dia berfikir, sebenarnya Elfira sudah tahu masalahnya dan Rosita sudah menceritakan soal ini. "Rosita itu selingkuh juga gara-gara Abang," kata Elfira. "Mana mun
Oh .. cukup sudah penawanan ini menyiasati gemuruh duka, mengejang dalam guratan zikir, wujudkan sebuah kesadaran. Membumikan kata-kata dari sisa-sisa air mata adalah menikmati sepi yang pecah ini bersamamu.Persentuhanku dengan rumah-rumah kaca inilah yang menumbuhkan rasa damai dalam negosiasi takdir. Ammad bangkit dari tempat duduknya. Dia melangkah gontai menuju tempat parkir kendaraan. Setelah membayarongkos parkir, dia segera tancap gas meninggalkan tempat itu. Tempat di mana dia meluapkan segala kesedihannya. Tujuannya sekarang adalah sekolah Dani. Anak bungsunya itu sudah duduk di kelas 5 SD. Sedangkan Raihan, anak tengahnya duduk di kelas 1 SMP. Anak sulungnya, Yasir duduk di kelas 3 SMP. Setelah menjemput Dani, dia berencana pergi ke rumah orangtuanya. Untuk sementara, dia bermaksud menitipkan anak-anak kepada ibunya dulu, sebelum urusannya dengan Rosita jelas, karena ia sendir
Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian: dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan atau dengan perempuan musyrik dan pezina perempuan tidak boleh menikah kecuali dengan pezina laki-laki dan dengan laki-laki musyrik dan yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang mukmin. "Itulah keadilan Allah, Nak. Seorang laki-laki yang baik akan berjodoh dengan wanita yang baik pula. Seorang laki-laki yang jahat akan berjodoh dengan wanita yang jahat pula. Mama berpesan untukmu, Nak, jagalah diri dan kehormatan sebagai seorang muslimah, karena harta Mama yang paling berharga saat ini adalah dirimu, Nak." Naila membelai
"Emangnya kak Rahman bilang apa kepada Ibu?" tanya Naila. Wanita itu hampir selesai mengelap meja dan kursi. "Dia bilang kalau kamu tidak mau menjadi istri keduanya, maka dia akan menguncimu biar kamu tidak akan mendapat jodoh selamanya," ucap ibu Diana. Naila tersenyum. "Ibu tidak usah khawatir. Kalau memang nantinya Allah mentakdirkan Naila untuk kembali mendapatkan jodoh pasti Nai akan menikah. Tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang terjadi tanpa izin dari Allah. Kita tidak usah takut," hibur Naila. "Ibu hanya merasa khawatir, Nai. Apa lagi kamu sudah 9 tahun menjanda. Waktu yang terbilang lama. Ibu hanya khawatir dengan masa depanmu," tutur wanita itu. "Pikirkan semua itu, Nak," ucapnya. Sejak ibunya meninggal, ibu Diana bahkan sudah seperti Ibu bagi Naila dan seperti nenek bagi Nayra Hanya ibu Diana satu-satunya keluarganya yang tetap bersikap
Wanita berumur 35 tahunan itu menatap kosong ke langit-langit kamar. Tangannya masih memegang tespek yang memunculkan garis dua berwarna merah itu. "Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mungkin minta pertanggungjawaban dari bang Irwan, karena dia tak akan mungkin mau bertanggung jawab. Bang Ammad pun pasti juga tidak akan mungkin mau bertanggung jawab, karena memang bukan dia yang menabur benih," gumam Rosita. "Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan nama baik dan keluargaku hanyalah dengan membuat Bang Ammad kembali denganku," katanya dalam hati, "tapi bagaimana caranya ya?" Suaminya itu sudah terlanjur mengetahui perselingkuhannya dengan Irwan. Ammad sudah membuangnya dengan menyuruhnya pulang kepada kedua orang tuanya. Dia mengenali karakter suaminya. Laki-laki itu memiliki hati yang lembut, tetapi sekali disakiti, dia tidak akan mau memaafkan dengan mudah Aahhhh... Kenapa demikian sial nasibnya? ❣️❣️❣️ Seminggu kemu
Rosita menghempaskan tubuhnya di ranjang. Dia menghela napas panjang. Hari ini begitu melelahkan buatnya. Bersikap merendahkan harga dirinya untuk memohon belas kasihan suaminya, agar laki-laki itu mau kembali lagi kepadanya. Kalau bukan karena janin yang tumbuh di rahimnya dan nama baik keluarga besarnya, rasanya Rosita enggan melakukan hal itu. Dia benar-benar takut dengan keluarganya. Dia merasa dunianya akan segera runtuh kalau keluarga besarnya mengetahui kalau dia hamil dari laki-laki selingkuhannya. "Apa yang harus aku lakukan?" gumamnya. "Apakah aku harus meneror wanita itu secara terus-menerus, agar dia mau melepaskan Bang Ammad?" tiba-tiba Dia teringat kembali sosok wanita yang menjadi wallpaper di ponsel suaminya. "Ya, siapa tahu saja kalau wanita itu yang meminta Bang Ammad untuk kembali kepadaku maka hati laki-laki itu akan luluh," gumamnya. Wanita berumur 35 tahunan itu mengeluarkan ponsel dari dalam tas branded miliknya. Dia seg
"Sebenarnya aku sudah sering menghubungi wanita itu. Aku sudah maki-maki dia, tapi dia selalu menyangkal, kalau dia memiliki hubungan dengan bang Ammad. Dia selalu bilang kalau bang Ammad adalah sahabat dan saudaranya," ucap Elfira. "Terlepas apapun bentuk hubungan mereka, nyatanya Bang Ammad tak pernah bisa melupakannya, bahkan sampai sekarang." Rosita tersenyum kecut "Aku sendiri tidak tahu apa kelebihan wanita itu, sampai Bang Ammad tak bisa melupakannya. Padahal jelas-jelas aku lebih cantik dan sudah memberinya tiga anak," ujar Rosita. "Aku juga heran Ros. Dasar wanita murahan. Suami orang dia ambil juga. Tidak mikir apa dia, kalau laki-laki itu sudah memiliki istri dan anak ...!" Sumpah serapah Elfira. Rosita menghela nafas panjang. "Ini bukan saatnya untuk memaki-maki dia, El, karena kurasa kita harus berteman dengan dia." Rosita menghela nafasnya. "Maksudmu?" Elfira mengerutkan keningnya. "Iya benar. Aku rasa