Share

15. Meluluhkan Hati Afikah

Sore tiba. Pukul 15.30 Rayyan sudah pulang, Afikah masih berada di kamar belum turun sejak tadi. Fawwas juga sudah di mandikan.

“Gimana, Kak. Makan siangnya? Enak ‘kan?”

“Bunda kok tau! Enak dong restoran baru, rekomendasi dari Syahla,” jawabnya.

“Restoran? Syahla? Maksud bunda kamu bukannya tadi makan siang bersama Afikah dan Fawwas. Afikah masak makanan kesukaan kakak dan membawanya ke sana, terus sekarang mana Afikah?” tanya Amirah heran.

“Maksud bunda tadi Afikah dan Fawwas ke rumah sakit bawain kakak makan siang?” tanyanya.

“Iya, tunggu! Apa kamu tidak bertemu Afikah karena kamu sedang pergi makan siang dengan Syahla?” tanya Amirah dengan nada sedikit tinggi, ia kecewa. Ia sudah berusaha membujuk Afikah malah Rayyan menghancurkannya.

“Iya, Bun. Kakak makan siang bersama Syahla.”

Amirah langsung lemas.

Tanpa menghiraukan Amirah lagi Rayyan langsung berlari ke kamarnya. Ia langsung menemui Afikah yang berada di balkon bersama Fawwas.

“Sayang, maaf, aku tidak tau kalau kamu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status