Share

Bab 2 Beradaptasi dengan Lingkungan

last update Last Updated: 2023-03-08 11:36:11

***

Cinta itu penuh pemberian, bukan meminta untuk diberikan. Cinta itu penuh ketulusan dan keikhlasan, bukan penuh dengan paksaan. Cinta dan ketulusan akan bersatu membuat semua menjadi mungkin. 

[Rayyan-Afikah (Takdir Cinta)]

***

Rayyan tersenyum setelah mendengar bunyi perut Afikah setelah mereka salat Magrib, saat ini mereka sedang menunggu salat Isya'.

"Sayang, kamu lapar ya?" tanyanya yang diangguki Afikah malu-malu. 

"Habis ini kita turun ke bawah ikut gabung makan bersama keluarga besar kita," ucap Rayyan. 

Afikah menggeleng.

"Lho, kenapa nggak mau? 'Kan kamu lapar, Sayang ....

"A-aku malu, Mas," ucapnya.

"Kenapa malu, mereka 'kan keluargaku sendiri, sekarang juga menjadi keluargamu,"

"Cara jalanku beda, mereka nanti pasti godain kita," ungkapnya. 

"Nggak apa, sudah lumrah kalau mereka menggoda kita, memang kita pengantin baru, pasti ada saja godaan dari mereka untuk kita, kamu harus mengenal  keluargaku dan kamu jangan kaget ya, dengan celetuk-celetukan absurd mereka, mau, ya! biar kamu bisa cepat adaptasi sama mereka," pinta Rayyan. 

Afikah mengangguk. "Di sana ada siapa saja, Mas?"

"Ada Papa dan Mama, Oma Ambar, Adikku Alikah, Kakek, Nenek, Uncle Amran dan Aunty Revi juga kakaknya Arka, Kak Niken," terangnya.

"Papa dan Mama?" tanya Afikah belum paham, sebenarnya dulu Rayyan ingin mengajak Afikah ke rumah papanya meminta restu saat itu, tapi karena Afikah harus kuliah niat itu ia urungkan, dirinya sendiri yang meminta restu ketiganya tanpa mengajak Afikah dan karena kesibukannya sampai sekarang ia belum pernah mengajak Afikah dan  sempat cerita pada Afikah. Bahkan tadi saat sungkem pada Abizar dan Devina, Afikah sempat bingung karena Rayyan mengajaknya sungkem dengan seorang lelaki yang sangat mirip dengan suaminya itu. Tapi Afikah manut saja tanpa harus banyak bertanya.

"Papa Abizar adalah papa kandungku, sedangkan mama Devina adalah mama sambungku, sedangkan ayah Kenzo adalah ayah sambungku. Namun, sejak bayi saat baru lahir aku sudah mendapatkan kasih sayangnya sampai sekarang. Seperti anak kandungnya sendiri bahkan melebihi Renata. Beliau memberiku cinta yang tak pernah habis. Dulu bunda menikah dengan papa karena sebuah perjanjian." Rayyan lalu menceritakan kisah sang bunda dari awal hingga akhir seperti yang diceritakan omanya Ambar padanya.

Afikah baru mengetahui ini, ia mencoba menjadi pendengar setia bagi suaminya.

"Apa Mas membenci Papa Abi?"

"Tidak ... aku tidak pernah membencinya, bunda dan ayah tidak pernah mengajariku membencinya bahkan mereka yang sudah mendekatkanku dengan papa, apalagi beliau juga sudah menyesal dan berubah," ungkapnya.

Afikah tersenyum. "Aku bangga dengan kamu, Mas."

"Makasih ya, Sayang."

"Ayo kita salat Isya dulu! Habis ini kita turun," ajaknya. 

Setelah salat Isya’ hanya berjamaah berdua, Rayyan dan Afikah baru turun dari kamar mereka. Membuat semua anggota sontak langsung menggoda mereka, dan yang paling heboh tentunya adalah Niken, Arka, Renata dan Alika.

"Cie-cie ... pengantin baru baru keluar kamar nih?" goda Arka.

"Cie, seharian di kamar ngapain aja atuh, emang ya dunia serasa milik mereka berdua, yang lain lewat. Padahal kita udah nunggu mereka sejak tadi," sindir Niken.

"Cie, kayaknya udah langsung gaspol deh nggak mau nunggu malam," goda Renata.

"Hehehe, kayaknya mah gitu, babang kita mukanya makin berseri aja, pasti udah dapat nih," goda Alikah.

"Hus-hus ... Nggak sopan! Kecil-kecil udah bahas gituan, yang boleh goda itu cuma uncle kalian yang tampan ini," ucap Arman. 

"Huuh ...," sorak mereka berempat.

"Gimana nih, Kak. Udah dapet belum," bisik Amran di telinga Rayyan. Yang membuat pemuda. Eh, bukan pemuda, tapi pria itu langsung memerah mukanya.

Amran yang melihat semburat merah di wajah sang keponakan semakin menggodanya. 

"Cie-cie mukanya merah, berarti ehm- ehm ...," goda Amran.

Anggota keluarga yang lain hanya tersenyum dan geleng kepala, kecuali Vika yang sejak tadi terlihat datar, Afikah hanya menunduk sejak tadi, malu rasanya apalagi cara berjalannya berbeda karena masih menahan nyeri di bawahnya. 

Para tetua menyadari cara berjalan Afikah dan menghormati Afikah dengan tidak menggodanya, mereka tahu saat ini keduanya sudah sangat malu.

"Sudah-sudah nggak boleh goda pengantin baru lagi, nanti kamu di balas adik kamu lo Niken, sebentar lagi kamu kan juga akan menikah, malah pesta resepsi kalian di jadikan satu," ucap Ambar.

"Hehehe, iya Oma Ambar," ucap Niken.

Ya, sebulan lagi Niken akan menikah dengan kekasihnya yang menjadi kliennya juga di perusahan keluarga Adinata yang ada di Singapura. Mereka sudah berpacaran selama hampir lima tahun, sejak mereka masih sama-sama kuliah di negeri singa putih. Rencananya resepsi pernikahan mereka akan dijadikan satu dengan resepsi Rayyan dan Afikah. 

"Kakak dan Nak Afikah lapar, ya?" tanya Amirah. Amirah tahu keduanya belum makan sejak selesai akad nikah tadi.

Rayyan tersenyum dan mengangguk. "Iya, Bun"

"Ya sudah, ayo kita makan sekarang!" ajak Amirah.

Saat ini mereka sedang makan malam bersama.

Setelah makan malam selesai Abizar, Ambar, Devina dan Alikah pamit pulang namun sebelumnya mereka memberi nasehat dulu pada Rayyan dan Afikah.

"Kak, saat ini kakak sudah menjadi suami, tanggung jawab kakak semakin bertambah, ingat jaga baik-baik istri kakak, jaga hatinya, jaga perasaannya dan jangan sekali-kali menyakitinya yang akan membawa kakak pada penyesalan. Apapun itu kakak harus membicarakannya, jangan langsung memutuskan sepihak, komunikasi itu sangat penting," ucap Abizar. Dirinya tidak mau Rayyan mengalami hal sepertinya dulu yang membuatnya menyesal seumur hidupnya, menyia-nyiakan Amirah. Dan menyadari cintanya namun sudah terlambat. 

"Iya, Pa. Terima kasih, kakak akan mengingat nasehat papa."

Abizar menepuk bahu sang putra.

"Jaga Rayyan baik-baik ya, Nak. Tegur dia kalau sedang salah," ucap Abizar pada Afikah.

"Iya, Pa."

"Komunikasi ya, Kak. Apapun masalahnya saling komunikasi pada pasangan itu perlu," ucap Devina.

"Iya, Ma. Makasih ya," jawabnya. 

"Mama tau kamu gadis yang baik, selalu jadi sinar buat Rayyan ya, Nak" ucap Devina.

Afikah mengangguk sembari tersenyum. "Iya, Ma."

"Cucuku sekarang sudah menjadi seorang suami, selalu bersikap dewasa ya, Kak. Kalau ada masalah selesaikan dengan kepala dingin, jangan gegabah mengambil keputusan, selalu komunikasikan, jadi imam yang baik buat keluarga kecil kakak," ucap Ambar. 

"Iya, Oma. Kakak akan mengingat pesan oma."

"Titip Rayyan ya, Nak cantik. Oma tau dan percaya kamu bisa mengubahnya menjadi lebih baik, karena kamu gadis baik, tangguh dan hebat," ucap Ambar. 

Afikah mengangguk dan langsung memeluk erat Ambar. "Terima kasih, Oma."

Ambar memeluk erat Afikah dan mengusap punggungnya.

Rayyan mengajak Afikah duduk bersama keluarganya yang lain di ruang keluarga. 

"Kak, rencananya mau bulan madu ke mana?" tanya Arka.

"Belum tau, Dek. Satu minggu lagi Afikah sudah ujian di kampusnya, jadi belum memungkinkan untuk bulan madu. Mungkin nanti nunggu setelah resepsi dan Afikah libur semester," jawabnya. 

"Ke Australia aja, Kak. Ketempatnya aunty Aisyah," ucap abah Syaifuddin.

"Iya, asyik itu, Kek. Udah lama kakak nggak ketemu aunty Aisyah."

"Iya, pasti aunty seneng banget, Kak," ucap ummi menimpali. 

Mereka semua tersenyum bahagia. 

"Tenang ... Nanti uncle kasih tiket buat bulan madu kalian," ucap Arman.

"Opa juga," ucap Devan.

"Tenang ayah juga sudah siapin tiket buat bulan madu kalian kok," ucap Kenzo lagi.

"Wuih asyik nih, bisa bulan madu dengan puas, bakal ngantongin 3 tujuan bulan madu di tempat berbeda," jawab Arka.

"Iya nih, pasti seru banget nih," ucap Renata menimpali.

"Kalau gitu aku juga pasti dapat tiket bulan madu samaan nih sama adek," ucap Niken.

"Boleh, kalau kak Niken mau," jawab Kenzo.

"Ya jelas mau lah uncle," ucap Niken semangat.

"Opa dan papa juga ya," pintanya.

"Beres ...," jawab Devan dan Amran bersamaan.

Rayyan dan Afikah tersenyum.

"Pasti seru, Kak. Kita bisa double date nantinya," ucap Rayyan.

"Pastinya, Dek."

Amirah dan Revi terlihat senang dan bahagia namun tidak dengan Vika yang sejak tadi hanya diam dan datar. Tidak menanggapi percakapan mereka.

"Kita istirahat yuk! Udah malam, pasti setelah acara tadi kalian capek," ucap Vika. Ia langsung berdiri dan melangkahkan kakinya ke kamarnya, namun sebelumnya pamit dulu pada kedua besarnya.

"Permisi, Abah, Ummi," pamitnya.

"Iya, mangga atuh, Bu Vika," ucap mereka berdua. 

Setelah kepergian Vika mereka semua memutuskan untuk beristirahat di kamar mereka masing-masing. 

Kini tinggal Amirah dan Kenzo, Juga Rayyan dan Afikah.

"Nak Afikah, jangan pernah dimasukkan ke hati ya, kalau ada ucapan yang tidak melegakan keluar dari bibir oma Vika," ucap Kenzo.

Afikah tersenyum. "Iya, Ayah. Ayah tidak perlu khawatir. Saya bisa memakluminya," ucap Afikah.

"Nak, yang sabar ya, pasti suatu saat oma akan menyukaimu, juga menyayangimu. Oma kamu orangnya baik kok, dia juga penyayang. Beliau hanya butuh waktu," ucap Amirah sambil menggenggam lembut jemari Afikah.

"Iya, Bun. Bunda tidak perlu khawatir, saya sangat mengerti dan saya akan sabar menanti itu, saat-saat di mana oma akan menyayangiku dan menerimaku sebagai cucunya," ucap Afikah menerawang menahan air matanya.

Amirah tersenyum, hati Afikah begitu baik dan tulus.

"Kalian istirahat ya, pasti kalian sangat capek," ucap Amirah.

"Iya, Bun. Ayo, Sayang ...," ajak Rayyan.

Mereka meninggalkan ruangan itu sebelumnya mereka pamit dulu pada Amirah dan Kenzo.

Amirah dan Kenzo tersenyum mendengar panggilan Rayyan pada Afikah, mereka belum pernah melihat sang putra melakukan itu pada seorang gadis kecuali keluarga sendiri.

"Semoga kebahagiaan menyertai mereka berdua, dan mama segera bisa menerima Afikah," harap Kenzo. 

"Aamiin ... Semoga," jawab Amirah mengaminkan.

***

Malam ini adalah malam pertama buat Afikah dan Rayyan. Malam ini mereka bergelut kembali, melanjutkan aktivitasnya siang tadi, mereka berdua semakin larut dalam ga*r*h, berdua melakukan penyatuan hubungan halal yang penuh kenikmatan. 

Karena kelelahan mereka sampai tidak mengerjakan sholat malam, shubuh pun sampai sedikit kesiangan. Pukul 5 mereka baru selesai mengerjakan sholat shubuh.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Takdir Cinta (Rayyan dan Afikah) Spin off Ketulusan Hati Ami   109. Penyempurna Hidupku

    Sesampainya di Lombok, mereka langsung di jemput oleh pihak resort yang mereka sewa karena itu semua sudah bagian dari paket bulan madu yang mereka ambil.Sesampainya di resort, mereka segera di tunjukkan kamar mereka. Renata langsung berlari menuju balkon. Ia menatap indahnya pantai di balkon resort yang mereka tempati. Arka memeluk tubuh Renata dari belakang, membuat wanita cantik itu terkejut.“Bagaimana, suka?” tanyanya sambilencium leher Renata.“Iya, suka,” jawabnya.Arka langsung mencium bibir Renata dan Renata pun membalasnya. Ciuman itu semakin dalam membuat Renata mendesah. Arka semakin tertantang, jemarinya sudah menyusuri setiap inci tubuh Renata. Renata pasrah, wanita cantik itu menikmati setiap sentuhan sang suami. Detik berikutnya, Arka menggendong tubuh Renata dan membawanya ke dalam. Pengacara tampan itu membaringkan tubuh sang istri dan kembali melakukan aksinya. Renata dan Arka saling menikmati, mereka kembali menyatu dalam ikatan suci pernikahan.Hari-hari mereka

  • Takdir Cinta (Rayyan dan Afikah) Spin off Ketulusan Hati Ami   108. Resepsi Arka-Renata

    Pukul 07.30 Renata dan Arka sudah sampai di tempat acara. Sebelumnya, mereka akan di rias terlebih dulu di ruang yang berbeda.Rayyan dan Afikah beserta kedua buah hatinya sudah sampai lebih dulu karena ini adalah bagian dari tugasnya.“Gimana rasanya malam pertama?” bisik Rayyan menggoda Arka yang sedang berada di ruangan yang berbeda dengan Renata. Kebetulan di sana hanya ada mereka berdua, sehingga Rayyan merasa mempunyai banyak kesempatan untuk menggoda Arka. Pengacara tampan itu hanya mencebik menanggapi godaan sang kakak ipar.“Enak enggak? Jangan bilang kalau kalian belum melakukannya. Dilihat dari tampangmu itu kamu terlihat liar dan enggak sabaran?” cibir Rayyan semakin suka menggoda. Apalagi melihat ekspresi yang ditunjukkan Arka padanya, seolah pengacara tampan itu ingin memakannya.“Emang gimana tampang aku, Kak?” Akhirnya Arka buka suara.“Tampang-tampang liar di ranjang. Awas aja kalau adikku kesakitan,” godanya sekaligus sedikit memberi ancaman.“Sakit-sakit nikmat, Kak

  • Takdir Cinta (Rayyan dan Afikah) Spin off Ketulusan Hati Ami   107. Ijab qobul Arka-Renata

    Renata tersenyum samar melihat ekspresi Arka saat ia mengatakan dipingit, tetapi ia tidak bisa melakukan apa-apa. Memang itu yang dikatakan sang bunda dua hari yang lalu dan ia belum sempat mengatakannya pada Arka.“Pokoknya aku akan protes sama mereka semua. Aku enggak mau ada proses pingit. Aku tidak bisa tidak melihatmu barang sedetik saja, Ren. Lha, ini malah seminggu. Mereka sama saja membunuh semangat hidupku. Apalagi dalam minggu ini aku harus bolak-balik ke pengadilan untuk menangani beberapa kasus klienku. Aku enggak akan semangat bila tidak melihatmu,” ucapnya lirih. Ada perasaan takut, kecewa, dan marah. Ia tidak mau hal itu benar-benar terjadi.“Aku sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, Bang. Itu sudah keputusan mereka. Aku mah nurut aja,” balas Renata.“Nurut kalau tidak dipertemukan aku? Apa kamu sanggup, Ren? Aku jujur enggak sanggup,” ujarnya lirih dengan tatapan menelisik menghadap Renata.“Iya, aku tahu itu. Aku enggak akan sanggup juga, tapi aku harus bagaimana?” jawa

  • Takdir Cinta (Rayyan dan Afikah) Spin off Ketulusan Hati Ami   106. Pertunangan Arka-Renata

    Satu minggu berlalu. Saat ini Renata sedang dirias di salah satu kamar di hotel bintang tujuh milik keluarga Adinata.Hari ini adakah hari pertunangan Renata dan Arka. Rayyan sengaja membuat pesta pertunangan ini dengan mewah. Awalnya Renata dan Arka menolak dengan alasan ingin bertunangan secara sederhana dan dihadiri keluarga inti saja, tetapi Rayyan sedikit memaksa sehingga mau tak mau mereka menurutinya.Acara terlaksana dengan lancar. Bukan hanya keluarga inti. Namun, juga beberapa staf rumah sakit dan kolega dari perusahaan Adinata. Devan dan Vika yang sibuk mengurus perusahaan di Singapura bersama Niken pun harus pulang ke Indonesia. Mereka berkumpul di acara itu.Upacara penyematan cincin pertunangan terlaksana, hingga acara terakhir yaitu doa bersama menurut kepercayaan masing-masing yang dipimpin Abah Syaifuddin karena tamu undangan bukan berasal dari agama Islam semua. Setelahnya acara dilanjutkan dengan ramah tamah. Semua tamu undangan berangsur pulang setelah acara ramah

  • Takdir Cinta (Rayyan dan Afikah) Spin off Ketulusan Hati Ami   105. Renata Sudah Membayangkan

    Desy dan Ratna dengan cepat mengulurkan tangan pada Renata sambil tersenyum manis. Membuat Renata merasa canggung. Namun, ia pun segera membalas uluran tangan itu.“Ini, ya yang namanya Renata? Ternyata benar apa yang dikatakan Arka, kamu cantik banget pantas adik kami klepek-klepek sama kamu, bucin lagi,” ucap Desy antusias, membuat Renata mengernyit heran ke arah Arka yang hanya bisa garuk tengkuk.“Arka sudah banyak cerita tentang kami pada kami. Ternyata tipe Arka the best juga, dari segi fisiknya dapat semua, good looking.” Ratna ikut menimpali dengan memuji. Renata makin canggung, gadis cantik itu serba salah. “O iya, kenalkan, kami ini kakak sepupunya Arka yang tinggal di Kanada. Kebetulan Pak Nugraha adalah teman bisnis papa kami. Sehingga kami sekalian pulang kampung saat dapat undangan ini,” ucap Desy menjelaskan. Wajah cantik yang awalnya canggung, cemburu, kesal, dan keheranan pun terlihat lega.Renata mengembuskan napasnya perlahan, ia harus menjaga hatinya supaya tak t

  • Takdir Cinta (Rayyan dan Afikah) Spin off Ketulusan Hati Ami   104. Pernikahan Alika-Aiman (Perjalanan Cinta Alika)

    Minggu ini Amirah, Afikah, dan Renata disibukkan dengan persiapan acara pernikahan Alika, putri Abizar dan Devina.Mereka harus bolak-balik datang ke rumah Ambar karena Devina meminta mereka membantu sampai tuntas acara pernikahan sang putri.Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari Pernikahan Alika dan Aiman. Renata sengaja tidur di sana karena Alika memintanya untuk menemani gadis itu.Pagi ini Alika dirias oleh MUA langganan Devina. Gadis cantik itu sudah bersiap sejak selesai salat Subuh. Renata masih setia menemani dan menenangkan Alika. Gadis cantik putri Abizar adik seayah dengan Rayyan yang sudah Renata anggap adiknya juga. Ya, sebelum menikah dengan Kenzo, Amirah pernah menikah dengan Abizar sahabat Kenzo. Kisah masa lalu yang sangat kelam dan penuh air mata dilalui Amirah, hingga Abizar sadar telah mencampakkan berlian seperti Amirah. Abizar pun bertaubat dan memilih meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan studinya di Kanada. Di sana Abizar yang sudah berubah menjadi baik p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status