Seara dan Rigel tengah duduk di sebuah kursi yang tidak jauh dari villanya, sambil melihat interaksi antara Bayu dan Vanessa yang tengah berdebat lebih tepatnya Bayu yang terus memaki Vanessa. Karena Vanessa terus mengikutinya, kemana pun Bayu pergi.
"Mereka itu lucu banget deh," Ucap Seara sambil tersenyum memperhatikan Bayu dan adik iparnya yaitu Vanessa.
"Menurutku Vanessa terlalu kecentilan sama bang Bayu," Sahut Rigel yang merasa tidak suka karena Vanessa terlalu dekat dengan Bayu. Meski Bayu selalu menolak adiknya itu. Dan itu membuat Rigel sebagai Kakak ikut kehilangan harga dirinya, karena sikap yang ditunjukkan Vanessa pada Bayu.
"Emang kenapa kalau Nessa deket sama Abangku? Kamu gak suka hah!" Bentak Seara yang tiba-tiba meninggikan nada suaranya lalu dia pun bangkit dari duduknya karena kesal pada suaminya itu. Dia pun pergi meninggalkan Rigel.
"Bukan gitu Sea sayang. Hanya Nessa masih kecil, Yang. Tunggu jangan marah,"
"Ta-Tapi a-aku tidak pernah merebut Kak Rei dari kamu, Tan. Kak Rei sendiri yang ingin bertanggung jawab pada anak yang aku kandung dan aku tidak pernah memaksa dia untuk menikahiku," Jawab Seara yang kini sudah menangis karena tiba-tiba perutnya terasa keram dan rasanya sungguh sangat sakit."Sayang Tahan Nak, kamu anak yang kuat, kita pasti akan baik-baik saja, semoga ada yang datang untuk menolong kita, Nak." Seara berbicara dalam hatinya mencoba menenangkan Bayi dalam kandungannya."Justru itu! karena bayi Sialan yang kau kandung itu. Aku akan melenyapkan bayi itu kalau perlu sekalian dengan dirimu agar tidak akan ada yang mengganggu hubunganku dengan Kak Rigel, “ Ucap Tania sambil mengeluarkan sesuatu dari balik kantung Celananya dengan di iringi tawa yang penuh kepuasaan saat melihat raut wajah Seara yang pucat karena ketakukatan melihat sesuatu yang Tania pegang."Ja-jangan Tan. Aku akan penuhi semua
Tubuh Rigel terdorong kebelakang lumayan jauh darinya dan juga Seara. Tania yang melihat kesempatan itu pun tidak menyia-nyiakannya langsung mengarahkan pistol yang dia pegang dan Rigel menyesal karena tidak menyadari kalau Tania tengah memegang pistolnya. "Seara awas!" Dengan cepat Tania menembakan pistolnya Kearah Seara dan Dorr Satu tembakan pun lolos mengenai orang yang kini berada di hadapan Tania. “Selamat tinggal sayang, semoga kamu selalu bahagia meski tanpa aku.” Saat mendengar suara tembakan Vanessa, Bayu, Revano dan juga Riska berlari memasuki gudang dimana terdengar sebuah tembakan. Karena mereka memang tidak ikut masuk kedalam gudang. Mereka berjaga-jaga di ruang tamu agar jika ada pesuruh Tania yang lainnya datang bisa langsung mereka hadang dan tidak bisa membantu Tania. "Kak Igel!” ter
"Tidak, ini tidak mungkin. Dokter bohongkan? Suami saya pasti dalam keadaan baik-baik saja," Ujar Seara lalu tiba-tiba dia merasakan sesuatu megalir di betisnya, dan tubuhnya terasa lemas dengan mata yang berkunang-kunang karena rasa sakit di perutnya yang semakin menjadi."Ya Tuhan Sea. Dokter tolong teman saya dok dia sepertinya mengalami pendarahan," Seru Riska yang melihat ada darah mengalir di betisnya."Ya Tuhan, suster tolong bawa Pasien ini keruang operasi dan panggilkan dokter Kandungan untuk menanganinya," Ucap sang dokter yang ikut panik, dokter itu pun langsung dituruti oleh Suster dengan mendudukan Seara dikursi roda, karena keadaan Seara sangat lemah dan hampir kehilangan kesadarannya."Kamu tunggu disini ya, Nes. Sebentar lagi Bang Bayu dan Revano akan datang, aku mau melihat keadaan Seara dulu dan kalau bang Bayu Tanya bilang kalau Seara ada diruang Oprasi karena mengalami pendarahan," Ucap Riska yang langsung mengikuti suster y
Seara menatap pilu kearah brankar yang kini menjadi tempat berbaring suaminya. Yang rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan dirinya dan bayinya, dari balik kaca tempat Rigel dirawat Seara meneteskan air matanya, karena dokter belum membolehkan menemui Rigel secara langsung sebelum masa kritisnya benar-benar berakhir.Dan Seara terlihat sangat sedih dan terpukul."Bertahan lah Kak. Kalau bukan demi aku bertahan lah demi anak kita yang pasti akan sangat merindukan sosok seorang ayahnya. Jika Kak Rei sampai tega meninggalkannya, jadi aku mohon bertahan lah jangan menyerah, jujur aku masih sangat membutuhkanmu untuk mendampingiku membesarkan anak kita," ucap Seara dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.Melihat putrinya menangis Kaira hanya bisa menghela nafasnya, dia juga merasa sedih saat melihat menantunya masih dalam keadaan kritis sampai saat ini."Sabar sayang. Semua pasti akan berlalu suamim
Seara menuju kerumah sakit tempat Rigel dirawat selama satu bulan. Ditemani oleh Arka dan Kaira namun putranya tidak dibawa, dia ditinggalkan bersama Bi Ratna yang Arka pekerjaan untuk membantu Seara mengurus cucunya, karena Seara belum boleh terlalu lelah. Arka takut kalau putrinya mengalami pendarahan lagi.Ya sudah satu bulan Rigel dirawat dirumah sakit dijakarta, dan sudah hampir dua bulan Rigel koma, tapi baru kali ini Seara di izinkan untuk menengok Suaminya itu.Mata Seara kini terlihat berkaca-kaca melihat sang suami yang masih berbaring dengan mata terpejam, dia duduk dikursi dekat brankar tempat Rigel berbaring."Hiks.... Kapan sih Kak Rei bangun? Apa kakak tidak mau melihat putra kita? Apa kakak juga gak mau kasih nama dia, bangun dong kak Rei. Aku kangen sama perhatian dan senyum kamu," ucap Seara sambil menangis terisak dan terus menggenggam tangan Rigel yang terbebas dari infus. Kedua orang tua Seara dan juga Jasmin hanya menatap
Sudah satu minggu Rigel dirawat setelah tersadar dari komanya. Akhirnya kini dia pun kembali pulih dan dokter mengizinkan Rigel pulang, meski seharusnya dua hari lagi Rigel dirawat. Namun, dia kekeh ingin pulang karena sudah tidak sabar ingin bertemu dengan putranya untuk melihat wajah putranya yang sangat tampan, itulah yang Seara ceritakan saat dia menemaninya dirumah sakit."Sudah siap untuk bertemu dengan putramu untuk pertama kali Gel?" Tanya Arka pada menantunya itu."Tentu, Yah. aku sudah sangat penasaran dengan wajah putraku, ah tidak sabar rasanya untuk menggendong putraku," Ucap Rigel sambil tersenyum membayangkan wajah putranya yang mungil duplikat dirinya saat bayi, itu lah yang Papanya katakan kalau putranya itu sangat mirip dirinya waktu masih bayi dulu."Kalau bukan karena Putriku takut jadi janda dan Cucuku jadi anak yatim. Aku pasti sudah menguburmu hidup-hidup, saat mendengar apa yang sudah kau lakukan pa
sebuah rumah yang luas dan terkesan mewah juga elegan terdengar suara teriakan anak kecil yang melengking memenuhi ruangan rumah itu, Lalu kaki kecil yang mungil itu kini berlari menghampiri kedua orang tuanya yang tengah asik menonton acara televisi diruang keluarga."Papa, Mama, Davi pulang...!" Seru Bocah 5 tahun yang kini langsung berhambur kepangkuan Papanya."Ah Daviannya Papa, Mama sudah pulang ternyata. Gimana acaranya, Nak? Apa disana menyenangkan?" Tanya Rigel yang kini memangku putranya lalu mengecup pipi chubby sang putra."Selu Papa, tadi Davi main selunculan sama bi Latna, telus main ayunan juga sama Agam sama Aluna," Jawab Davian dengan antusias sambil duduk dipangkuan Papanya dengan suara cadel khas anak kecil yang berusia 5 tahun."Wah seru kayaknya. Tadi padahal Papa pengen ikut loh, biar bisa nemenin Davian main seluncuran pasti seru banget," Ujar Rigel. Membuat Putranya menatap tidak su
Suasana dikediaman Rigel dan Seara pun kini tengah ramai oleh sanak saudara serta tetangga yang datang di acara akikahan putra ke tiga Seara dan Rigel.Setelah memberikan nama pada putra ke tiganya yang diberi nama Reandra Abimanyu Bagaskara. Seara dan Rigel pun menerima ucapan selamat dan juga kado-kado untuk sang bayi yang kini sedang tidur di dalam boxs bayi yang sudah dihias dan diletakan di ruang tamu agar para tamu yang datang bisa melihat si tampan baby Rean.Sedangkan Davi dan Deva tengah sibuk dengan mainnya yang sengaja diberikan Rigel tentu saja dengan dijaga oleh Bi Ratna, agar tidak merecoki acara akikahan adik mereka."Kak Davi sama Kak Deva senang gak punya adik?" Tanya Bi Ratna. Yang kini ikut bermain bersama dua bocah itu, karena memang tugas Ratna untuk menjaga dua bocah menggemaskan itu saat orang tuanya tengah sibuk dan Ratna sangat menyukai saat dia menjaga Davian dan Devara."Seneng."