Home / Rumah Tangga / Istri Yang Tersakiti / Dalam Keadaan Gelap Gulita

Share

Dalam Keadaan Gelap Gulita

Author: Mayangnoura
last update Last Updated: 2024-10-08 00:40:11

Sementara itu di Red's Hotel, Leo membaringkan Astrid yang berada dalam gendongannya ke atas tempat tidur sebelum akhirnya tubuhnya sendiri berada di atas tubuh wanita itu dengan tangan sebagai penyangga. Leo menatap wajah cantik Astrid dengan penuh seksama. Tapi entah mengapa dia justru melihat wajah Moza.

Leo mengedipkan matanya berkali-kali untuk menghilangkan bayangan Moza itu. 'Kenapa ini? Kenapa aku melihat wajah Moza?' batinnya tidak terima. Astrid yang melihat itu, menyipitkan matanya tajam.

"Kenapa sayang? Apa ada yang salah dengan wajahku?"

Leo menggeleng. "Tidak. Tidak ada yang salah dengan wajahmu. Akan tetapi aneh sekali. Aku melihat wajah Moza di wajah kamu."

Astrid menipiskan bibir. Apa yang diucapkan Leo barusan jelas melukainya. Bagaimana bisa saat sedang bersamanya seperti ini, Leo malah melihat wajah Moza. Jangan-jangan Leo sudah mencintai Moza melebihi cinta Leo kepadanya.

"Mungkin itu karena kamu belum terbiasa denganku, Leo. Bukankah selama bertahun-tahun kamu hidup bersamanya?"

"Ya, aku rasa begitu. Sebentar." Leo bergerak dari atas tubuh Astrid dan duduk di tepi tempat tidur. Dia mengambil ponselnya dari atas nakas dan mulai mencari salah satu nama di ponselnya. Astrid yang mulai merasa kesal, lalu bangun dan menaruh dagunya di atas bahu Leo.

"Kamu mau menelpon siapa sayang?"

"Moza. Aku mau menelpon Moza. Aku mau bertanya apakah dia sudah sampai rumah apa belum. Hujan di luar sangat deras. Aku takut terjadi apa-apa padanya di jalan."

"Tapi 'kan kamu sudah menitipkannya pada Bayu. Dia pasti baik-baik saja kok."

"Meski begitu, aku harus memastikan Moza selamat sampai di rumah. Bayu itu orang lain, akulah suaminya. Jadi aku harus memikirkan keadaannya."

Astrid menjauhkan dagunya dari bahu Leo. Dia lalu menghela nafas berat. Moza secara tidak langsung telah mengganggu malam pertamanya. Dia benci ini. Bukankah selama ini Moza sudah memiliki Leo?

Tuuuut...tuuut...

Panggilannya tersambung ke nomor Moza. Tapi Moza tidak mengangkatnya juga. Leo tampak gelisah. Dia kembali menelpon Moza.

"Ayo dong Moza...angkat..." gerutu Leo pada dirinya sendiri. Tapi sampai di coba beberapa kali, Moza tidak juga mengangkat telpon darinya.

"Aduuh...kamu ini kemana, Moza? Kenapa tidak juga mengangkat telpon?" Leo panik, membuat Astrid yang melihatnya jengah. Astrid jadi ingin segera menyingkirkan Moza dari hidup Leo karena jika Moza terus ada, maka bisa dipastikan bahwa dia bukan hanya istri kedua Leo tapi akan selalu menjadi yang nomor dua di hidup Leo. Astrid tidak mau.

Sementara itu di tempat lain, Moza menatap layar ponsel yang menunjukan nama Mas Leo. Suaminya itu sudah menelponnya beberapa kali, tapi tidak dia angkat. Hati Moza terasa sakit begitu melihat nama itu tertera di layar ponselnya.

Setelah hampir dua puluh kali Leo memanggil, akhirnya panggilan itu berhenti dan berganti dengan sebuah pesan masuk.

'Moz, kamu baik-baik saja 'kan? Kamu sudah sampai rumah 'kan?'

Moza menelan salivanya. Haruskah dia membalas pesan itu?

Moza menggeleng kecil. Dia merasa begitu enggan untuk membalas.

'Moza, kamu membaca pesan ini. Tapi kenapa kamu tidak juga membalasnya?' Pesan dari Leo lagi.

Tapi lagi-lagi Moza hanya membacanya saja tanpa berniat untuk membalas. Hatinya masih sangat marah. Tidak mudah baginya menyingkirkan kemarahan dan seolah menganggap tak terjadi apa-apa.

Moza menaruh ponselnya di atas meja. Dia lalu beranjak dari sofa mendekati tempar tidur. Kemudian dia membuka handuk yang melingkar di kepala dan membiarkan rambut panjangnya yang belum kering menimpa bantal. Moza mencoba untuk tidur dengan memejamkan matanya. Sayang, dia kesulitan untuk tidur. Bayangan Leo sedang menikmati syurga dunia bersama Astrid terus berkelebat dalam benaknya. Membuatnya sesak dan kemudian sulit untuk tidur. Alhasil, Moza berulang kali pindah posisi saja.

Hingga tiba-tiba...

JEGGAAAR!!!

Suara petir yang luar biasa besar itu membuat Moza terlonjak kaget. Lebih kaget lagi ketika tiba-tiba lampu padam. Moza pun bingung dalam kegelapan. Apa yang harus dia lakukan dalam keadaan seperti ini? Dia tidak tahu dimana letak lilin karena pembantunya yang menyimpannya. Hanya saja dia yakin ada di bawah.

Moza pun memutuskan untuk turun dari tempat tidur dan merayap mendekati meja tempatnya tadi menaruh ponsel. Dengan susah payah, bahkan beberapa kali kakinya tersandung, akhirnya Moza berhasil menemukan ponselnya.

"Alhamdulillah...gumamnya. Dia lalu mengambil ponsel tersebut dan menyalakan senter ponselnya. Setelah memakai hijab sorongnya dan dengan sinar dari lampu itu, dia melangkah keluar untuk mencari lilin yang ada di lantai bawah. Tapi baru beberapa langkah meninggalkan kamar, lampu ponselnya pun ikut padam. Rupanya ponselnya sudah kehabisan baterai. Moza menghela nafas kecewa.

"Aduh, bagaimana ini?"

Membuang kebingungannya, Moza memutuskan untuk terus melangkah. Bagaimana pun dia harus mendapatkan lilin agar rumah ini tidak gelap gulita.

Dengan langkah hati-hati, Moza terus berjalan dengan merayap. Hingga akhirnya dia merasakan langkahnya sudah sampai di anak-anak tangga menuju lantai bawah. Moza pun menuruni anak-anak tangga itu dengan hati-hati.

"Mas! Mas Bayu!" seru Moza memanggil sopir pribadi Leo tersebut. Dia tidak tahu Bayu tidur dimana. Di sofa ruang tamu atau di tempat lainnya. Tapi dia ingin memastikan pria itu masih ada di rumah ini. Di saat seperti ini, tentu dia merasa takut sendirian. Kehadiran Bayu dipastikan akan membuatnya sedikit merasa tenang. Dia bersyukur Leo meminta Bayu menemaninya.

"Mas! Mas Bayu!" seru Moza lagi karena tidak juga mendapat sahutan dari Bayu. Kini kakinya sudah menyentuh lantai bawah. Keadaan yang gelap gulita membuat Moza tidak bisa melihat apa-apa. Apalagi melihat Bayu.

"Mas Bayu kemana, sih? Jangan sampai dia meninggalkan aku sendirian dalam keadaan menyeramkan seperti ini," ucap Moza lirih pada dirinya sendiri. Dia tidak menyadari kalau Bayu berdiri di belakangnya dengan pandangan hewan buas memindai mangsa.

Bayu yang memiliki nama asli Arthur Rajendra adalah seorang cassanova yang kaya raya dan merupakan seorang pemilik sebuah perusahaan yang hobi menyamar itu, terbiasa mendapatkan apa yang diinginkannya dengan mudah. Dan saat ini, dia menginginkan Moza. Dia menginginkan tubuh Moza.

'Moza... kamu memintaku untuk tidak melangkahkan kaki di lantai dua tempat kamarmu berada. Tapi kamu justru turun dan mencariku. Kamu benar-benar memancing hasratku sebagai seorang laki-laki, Moza. Selama ini kamu dan Leo tidak tau siapa aku. Aku adalah orang berbahaya buat Leo. Tapi buat kamu, aku akan menjadi orang yang membahagiakan kamu. Akan aku buat kamu menjadi milikku. Cepat atau lambat,' gumam Bayu dalam hati dengan terus mengarah pandang pada punggung Moza.

Bayu alias Arthur melangkah mengikuti langkah Moza yang tengah mencari dirinya. Meskipun tanpa penerangan, mata coklatnya mempunyai pandangan yang terang dan tajam seperti elang. Dalam keadaan gelap gulita, samar-samar Bayu bisa melihat bayangan lekuk tubuh Moza yang meskipun memakai baju tertutup selalu membuat khayalannya melambung jauh ke atas tempat tidur.

Moza terus melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur. Tentu saja dengan arah yang menerka. Dia memutuskan untuk mencari lilin terlebih dahulu. Jika sudah menemukan lilinnya, baru dia akan mencari Bayu. Dia menduga, Bayu tertidur lelap di suatu tempat di rumah ini karena kelelahan. Sejak sebulan lalu, Bayu adalah salah satu orang yang sibuk membantu mempersiapkam pernikahan Leo dan Astrid. Jadi wajar jika Bayu tertidur pulas dan tidak menyadari lampu yang padam.

Moza masih melangkah dengan merayap. Tapi dia lupa kalau lantai ruang tengah lebih tinggi daripada dapur. Ada dua anak tangga di sana. Otomatis, tubuh Moza tak seimbang dan hampir roboh. Tapi Bayu yang dari tadi mengikuti langkahnya dan sudah berfikir yang tidak-tidak, langsung menangkap tubuh Moza dan memeluk wanita itu erat.

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Yang Tersakiti   Terbongkarnya Siasat Busuk Rebeca

    "Maksud kamu apa sih?" tanya Haris dengan tatapan penuh selidik. Arthur tersenyum geli. Dia merasa lucu dengan drama ini. Dia lalu mencondongkan wajahnya pada Haris. "Paman mau tau apa yang sebenarnya sudah terjadi?"Haris tidak bereaksi. "Oke, lihat apa yang aku lakukan ya?"Dengan angkuhnya, Arthur mendekati tempat pembaringan Rebeca. Dia lalu duduk di samping Rebeca dekat kepala wanita itu. Dia menatap wajah Rebeca yang tampak lesu tidak berdaya."Oma," Arthur mulai berbisik di dekat telinga Rebeca. Tapi suaranya bisa di dengar oleh semua orang yang ada di dalam ruangan itu. "Kenapa Oma tidak bangun saja? Memangnya Oma tidak pegal berpura-pura sakit?"Deg.Saat itu juga, jantung Rebeca berdegup kencang. Apa maksud dari ucapan Arthur? Mungkinkah pria itu sudah mengetahui kepura-puraannya?"Sudahlah, Oma. Aku sudah tau kok kalau Oma itu sehat walafiat. Dan sakit Oma ini hanyalah sandiwara saja agar aku mengikuti keinginan Oma untuk menikah dengan Isyana."Melihat itu, Haris geram.

  • Istri Yang Tersakiti   Jebakan

    Akhirnya setelah dipikirkan dan setelah meminta pendapat Amelia, Moza ikut pulang bersama Arthur meski hatinya masih berkecamuk. Tapi dia memberi penegasan kapada suaminya itu bahwa di rumah nanti, dia ingin berpisah kamar dulu seperti yang pernah dia lakukan sampai tiga hari sesuai dengan kesepakan mereka. Arthur setuju dan akan secepatnya menyelesaikan masalah ini tanpa harus menyakiti hati siapa pun."Kamu tenang saja, ya. Masalah ini pasti akan selesai dengan baik. Aku butuh dukungan kamu untuk sabar dan jangan lagi melarikan diri. Kamu boleh marah padaku. Marah saja. Tapi jangan lagi melarikan diri. Aku sedang mencari jalan yang terbaik," ucap Athur sembari menggenggam tangan Moza. Moza mengangguk. "Iya, mas. Tapi waktu itu ketika aku marah dan tidak mau dikecup sama mas, mas balik marah sama aku dan langsung memaksaku."Glek.Arthur menelan salivanya. "Oh, kalau yang waktu itu sih aku sedang khilaf. Aku syok karena tiba-tiba kamu menolak.""Tapi tetap saja namanya mas tidak te

  • Istri Yang Tersakiti   Moza Yang Lelah

    "Aku lelah hidup seperti ini, Mel. Mengapa masalahku selalu ada orang ketiga? Mas Arthur memang berkata bahwa dia tidak akan menduakan aku dan lebih memilih diriku daripada keluarganya. Akan tetapi aku tidak nyaman dengan keadaan ini. Aku tidak mau dia berdosa mengabaikan keinginan almarhum kakek dan oma-nya. Gara-gara kehadiranku, oma-nya sampai sakit. Aku sepertinya jadi beban keluarganya."Amelia menghela nafas panjang. "Aku bingung mau memberi solusi apa, Moz. Aku merasa pendapat kalian berdua sama-sama benar. Kamu yang tidak nyaman di posisi ini lalu merasa lelah dan Mas Arthur yang lebih memilih kamu daripada keluarganya. Dia tidak mau dipaksa menikah dengan wanita yang tidak dia cinta.""Iya, bagaimana kalau oma-nya meninggal gara-gara ini? Aku merasa serba salah. Aku sudah capek dengan yang terjadi. Karena itu, aku merasa ingin menyerah saja. Aku tidak apa-apa kok hidup tanpa Mas Arthur.""Yakin kamu bisa hidup tanpa dia? Kamu itu sedang hamil anak dia. Jadi tentu saja kamu me

  • Istri Yang Tersakiti   Dilema

    Di ruangannya Arthur tampak gelisah. Apa yang terjadi semalam membuatnya tidak lagi fokus dengan pekerjaan yang seharusnya dia kerjakan saat ini. Rasanya pikirannya yang ruwet ini tidak bisa di ajak untuk bekerja. Roby yang sejak tadi ada bersama Arthur, sejak tadi memperhatikan atasannya tersebut. Dia ikut prihatin dengan masalah pelik yang menimpa Arthur. Dia ingin membantu jika memang memiliki cara yang tepat. Tiba-tiba saja, dia berfikir tentang sesuatu. Ini memang bukan untuk menyelesaikan masalah. Tapi ini adalah sesuatu yang membuat masalah menjadi jelas dan Arthur bisa mengambil keputusan dengan baik."Tuan." Panggilan itu cukup mengejutkan Arthur. Pria itu langsung menoleh pada Roby. "Ya, ada apa?""Ada yang ingin saya sampaikan.""Sampaikanlah saja."Roby mendekati Arthur dan membisiki sesuatu. Arthur angguk-angguk. Dia tampak setuju dengan apa yang disampaikan oleh Roby."Bagus itu. Aku setuju jika kamu mau melakukan itu. Aku akan mendukungnya. Kerjakan sekarang juga dan

  • Istri Yang Tersakiti   Penyebab Oma Tak Sadarkan Diri

    "Kamu keterlaluan Ar! Bisa-bisanya kamu menolak keinginan terakhir Oma! Kamu debat keinginan oma dan kakek kamu sendiri hanya demi seorang wanita! Kami ini keluargamu! Harusnya kamu mendengarkan keinginan kami juga! Lihat, Yana kamu buat tersinggung! Dan sekarang Oma jadi tidak sadarkan diri gara-gara kamu! Puas kamu!"Kalimat penuh amarah Haris terus berdengung di telinganya. Dia tidak menyangka kalau gara-gara penolakannya, Rebeca akhirnya tidak sadarkan diri. Semua keluarga sekarang menyalahkan dirinya. Mereka menganggap bahwa dirinya terlalu keras karena mempertahankan pendapatnya untuk tidak menyakiti istrinya dengan menikah lagi tapi menganggap tak punya hati kepada oma-nya sendiri.Akhirnya karena perdebatan itu, Rebeca pingsan dan akhirnya tidak sadarkan diri."Tuan masih memikirkan kejadian di rumah sakit tadi?" tanya Roby yang sejak tadi memperhatikan Arthur dari kaca tengah mobil."Ya, tentu saja aku memikirkannya. Kamu tau bukan kalau aku tidak mungkin mengingkari janjiku

  • Istri Yang Tersakiti   Keinginan Kakek

    Arthur mengalihkan pandangan dari layar tipisnya ke Candra yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Setiap kali melihat orang-orang Rebeca, hatinya langsung merasa tidak enak. "Maaf tuan saya mengganggu," ucap Candra setelah mengangguk hormat. Arthur menatap tajam pada Candra. "Ada perlu apa kamu datang kemari? Apa kamu dapat perintah dari Oma untuk membujukku bertunangan dengan Isyana?""Tidak tuan. Saya tidak datang untuk itu.""Lalu?""Saya datang untuk memberi kabar yang kurang baik kepada anda."Kening Arthur mengerut. "Memangnya kabar apa?"Candra menunduk seolah sedih. "Nyonya...nyonya Rebeca drop. Dia sekarang terbaring di rumah sakit. Dia ingin bertemu dengan cucu-cucunya. Karena itu saya datang kesini tuan. Saya harap secepatnya anda mengunjungi Nyonya Rebeca. Karena walaupun anda tidak menyukainya, dia tetaplah nenek anda yang harus anda hargai dan hormati. Apalagi saat ini keadaan Nyonya sangat memprihatikan."Arthur terdiam. Selama ini setahunya Rebeca memang kerap drop.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status