共有

Sulit Untuk Ikhlas

作者: Mayangnoura
last update 最終更新日: 2024-10-08 00:37:17

Bayu menghela nafas berat. Bagaimana dia harus menjelaskan tentang apa yang dikatakannya tadi. Sungguh, dia tidak bisa menahan diri. Sangat tidak bisa. Dia sudah geram dengan apa yang dilakukan Leo pada Moza. Dengan tenangnya, Leo memadu Moza. Leo tidak memikirkan bagaimana perasaan Moza.

"Maaf Nona. Saya tidak mengajari anda hal yang buruk. Saya hanya ingin anda mengenal diri anda sendiri. Anda itu memiliki sebongkah daging yang bernama hati. Jika hati itu merasa disakiti, maka anda tidak akan mendapatkan kebahagiaan dalam hidup anda. Begitu pun jika hati merasa senang. Maka hidup anda akan bahagia."

Moza terdiam. Kata-kata yang diucapkan Bayu begitu mengena di hatinya. Dia membenarkan ucapan Bayu, tapi juga tidak bisa menelannya bulat-bulat. Hidup ini ada aturan dan tidak bisa selamanya mengikuti kata hati. Ada saat dimana perasaan kita adalah salah, lalu perceraian adalah salah satu halal yang dibenci oleh Allah.

"Terima kasih untuk masukanmu, mas. Akan tetapi aku tidak ingin bercerai jika bisa. Aku hanya ingin menikah satu kali seumur hidupku."

Bayu mengencangkan rahangnya. Balasan Moza membuatnya kehilangan kata-kata untuk beragumen. Hati Moza terlalu putih sehingga menganggap luka yang dirasakannya sebagai sesuatu yang harus disingkirkan. Padahal menurut Bayu yang harus disingkirkan adalah Leo dan Astrid.

Bayu pun kemudian memilih untuk bungkam. Dia tidak mau melanjutkan argumennya yang sangat menyalahkan Leo. Dia takut Moza kian terluka.

Begitupun dengan Moza. Diam Bayu juga membuatnya diam. Dia lalu kembali mengarahkan pandang ke luar jendela. Titik-titik bening berjatuhan dari atas. Rupanya hujan turun. Awalnya hanya berupa gerimis. Akan tetapi makin lama makin deras. Hujan itu tak mereda lagi ketika mobil yang dikemudikan Bayu memasukki halaman rumah yang tidak begitu besar namun terkesan mewah.

Dengan setengah berlari, Bayu keluar dari pintu depan mobil dan membukakan pintu belakang untuk Moza. Tergesa Moza keluar dari mobil dan kemudian berlari ke teras. Dia tidak langsung masuk karena memandangi Bayu yang sedang menutup pintu pagar di bawah guyuran air hujan. Jas klimis yang melekat di tubuh pria itu otomatis menjadi basah.

Setelah pintu pagar tertutup rapat, Bayu berlari ke teras. Matanya melebar begitu melihat Moza masih berdiri di sana agak kesulitan membuka pintu. Akhir-akhir ini, pintu memang bermasalah dan sepertinya minta diganti.

"Bisa tidak Non? Sini biar saya saja yang mencoba," tawar Bayu pada Moza. Tak perlu dua kali menawarkan diri, Moza pun langsung menyingkir. Dia memberi kesempatan pada Bayu untuk mencoba membuka pintu. Tapi ternyata dengan Bayu, kunci pintu yang seret itu langsung terbuka. "Silahkan masuk, Non."

Mata indah Moza melebar. "Wah, ternyata mas bisa membukanya dengan mudah." Ada binar yang menakjubkan di mata Moza, membuat Bayu tertegun.

'Andai saja dia bukan istri orang, sudah aku lahap kamu Moza,' gumam Bayu dalam hati. 'Kamu itu sungguh menawan. Sangat beruntung pria yang bisa memiliki kamu.'

"Ya sudah. Kalau begitu kamu ganti baju dulu. Lihat bajumu basah kuyup. Aku akan pinjamkan milik Mas Leo ya, mas?"

Bayu terhenyak dari lamunan. Dia mengedip beberapa kali. "E...apa saya tidak disuruh masuk dulu, Non?"

Moza terhenyak. Leo memang menyuruh Bayu untuk menemaninya malam ini untuk menjaganya dari mara bahaya. Tapi haruskah dia berada di dalam rumah berdua dengan orang yang bukan mahramnya? Memang ada seorang pembantu di rumah ini tapi tidak menginap melainkan pulang jika sore hari tiba.

Moza menggigit bibir bawahnya. "Hm...masuk ya...gimana ya..."

Bayu menatap Moza yang saat ini sedang tampak kebingungan. Wajah bimbang wanita itu membuatnya gemas. Rasanya, dia ingin langsung membopong Moza dan membawanya ke atas tempat tidur. Moza secara tidak langsung telah membangkitkan jiwa kelelakiannya.

Bukan tanpa alasan, selama ini begitu banyak wanita yang akan dengan sukarela naik ke atas tempat tidurnya jika dia menghendaki. Tapi seorang Moza, bahkan begitu takut hanya berada di rumah berdua dengannya. Benar-benar mengagumkan.

"Nona, anda harus ingat kalau Tuan Leo sudah menitipkan anda pada saya. Jadi saya tidak akan pulang malam ini dan akan tidur di rumah ini untuk menjaga anda."

Moza menghela nafas keras. Dia mencoba membuang kebimbangan yang saat ini menyerangnya. Meskipun harusnya memang tidak boleh tapi dia tidak mungkin mengabaikan amanat suaminya. Lagian keadaannya darurat. Bahaya bisa terjadi kapan saja jika dia berada di rumah sendirian.

"Ah, baiklah. Tapi mas tidak boleh menginjakkan kaki di lantai dua dimana kamarku berada."

Bayu mengangguk. "Baik, Nona. Saya mengerti. Jika anda merasa takut saya lancang, nona bisa mengunci pintu kamar dengan baik."

"Ya, itu pasti akan aku lakukan. Ayo kita masuk." Moza melangkah masuk terlebih dahulu yang kemudian diikuti oleh Bayu di belakang. Moza langsung menyalakan lampu sehingga suasana langsung benderang dan setelah itu mengambil pakaian lengkap Leo yang kemudian diberikannya pada Bayu.

"Mas gantilah dengan baju ini. Aku akan segera naik ke atas. Kalau mas lapar atau haus, mas bisa cari makanan di dapur."

Bayu menerima baju itu. "Iya, nona. Terima kasih."

Moza berbalik dan melangkah menaiki anak-anak tangga menuju lantai dua. Tapi baru beberapa anak tangga terlewati, Moza berbalik badan kembali.

"Mas!"

Bayu menoleh ke arah Moza. "Ya nona."

"Maaf, aku hanya mau menyampaikan ulang. Mas jangan naik ke lantai dua ya."

Bayu mengangguk cepat. "Ya, nona. Saya mengerti. Saya berjanji tidak akan menapakkan kaki di lantai dua."

Moza tersenyum tipis. Dia yakin Bayu akan menepati janjinya karena itu dia merasa lega. "Ya sudah. Mas bisa beristirahat. Selamat malam."

"Malam, nona."

Moza melangkahkan kakinya lagi menuju lantai dua dengan langkah santai. Dia tidak sadar kalau Bayu terus memperhatikannya dengan tatapan penuh hasrat. Meskipun begitu, Bayu tidak berniat untuk kurang ajar pada Moza. Dia sangat menghormati wanita itu.

***

Ceklek.

Moza keluar dari dalam kamar mandi. Tubuh dan wajahnya sudah bersih karena baru saja dibersihkan. Kulit tubuhnya yang kuning langsat dibalut piyama panjang. Sebuah handuk kecil melingkar di kepalanya karena Moza baru saja keramas. Dia merasa kepalanya butuh didinginkan agar bisa menghilangkan emosi yang membalur jiwanya.

Tidak langsung ke meja rias untuk meneringkan rambut, Moza justru mengambil duduk di sofa di tepi jendela kaca kamarnya. Di luar hujan masih turun. Malah semakin malam semakin deras. Membuat Moza memeluk dirinya sendiri untuk menghilangkan rasa dingin yang menguasai tubuhnya. Biasanya bila dingin seperti ini, dia akan meminta Leo untuk memeluknya. Tapi sekarang tidak bisa karena Leo sedang memeluk wanita lain di hotel.

Hati Moza terasa sesak mengingat itu. Dia sendirian dan kedinginan di sini sementara Leo sedang menikmati syurga dunia bersama Astrid. Sebulir bening kembali mengalir dari kedua matanya. Moza kembali gagal untuk ikhlas menerima kenyataan yang ada.

"Allah, sekeras inikah hatiku? Mengapa sangat sulit untukku bisa ikhlas? Hatiku kembali merasa sakit, sakit menerima kenyataan kalau Mas Leo sudah membagi cinta dan tubuhnya. Sekarang adalah malam pertama mereka. Pasti Mas Leo sedang mengecupi Astrid dan menikmati tubuh wanita itu. Aku...aku merasa ingin berteriak dan marah. Aku ingin sekali dunia tau kalau aku tidak bisa diduakan. Allah, berikan aku kekuatan dan kesabaran sehingga bisa segera menerima pernikahan kedua Mas Leo."

Tubuh Moza kembali berguncang oleh tangis yang tidak bisa dia bendung.

Bersambung...

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (2)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
rasain lo Moza nggak mau bercerai ya di kuatkan hati mu nikmati rasa sakit hati serta siap dengan perlakuan serta omongan menyakitkan dari orang sekitar
goodnovel comment avatar
Zeevana Twain
lebay lah, kuat ya jalanin kan gak mau cerai jangan cengeng
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Istri Yang Tersakiti   Terbongkarnya Siasat Busuk Rebeca

    "Maksud kamu apa sih?" tanya Haris dengan tatapan penuh selidik. Arthur tersenyum geli. Dia merasa lucu dengan drama ini. Dia lalu mencondongkan wajahnya pada Haris. "Paman mau tau apa yang sebenarnya sudah terjadi?"Haris tidak bereaksi. "Oke, lihat apa yang aku lakukan ya?"Dengan angkuhnya, Arthur mendekati tempat pembaringan Rebeca. Dia lalu duduk di samping Rebeca dekat kepala wanita itu. Dia menatap wajah Rebeca yang tampak lesu tidak berdaya."Oma," Arthur mulai berbisik di dekat telinga Rebeca. Tapi suaranya bisa di dengar oleh semua orang yang ada di dalam ruangan itu. "Kenapa Oma tidak bangun saja? Memangnya Oma tidak pegal berpura-pura sakit?"Deg.Saat itu juga, jantung Rebeca berdegup kencang. Apa maksud dari ucapan Arthur? Mungkinkah pria itu sudah mengetahui kepura-puraannya?"Sudahlah, Oma. Aku sudah tau kok kalau Oma itu sehat walafiat. Dan sakit Oma ini hanyalah sandiwara saja agar aku mengikuti keinginan Oma untuk menikah dengan Isyana."Melihat itu, Haris geram.

  • Istri Yang Tersakiti   Jebakan

    Akhirnya setelah dipikirkan dan setelah meminta pendapat Amelia, Moza ikut pulang bersama Arthur meski hatinya masih berkecamuk. Tapi dia memberi penegasan kapada suaminya itu bahwa di rumah nanti, dia ingin berpisah kamar dulu seperti yang pernah dia lakukan sampai tiga hari sesuai dengan kesepakan mereka. Arthur setuju dan akan secepatnya menyelesaikan masalah ini tanpa harus menyakiti hati siapa pun."Kamu tenang saja, ya. Masalah ini pasti akan selesai dengan baik. Aku butuh dukungan kamu untuk sabar dan jangan lagi melarikan diri. Kamu boleh marah padaku. Marah saja. Tapi jangan lagi melarikan diri. Aku sedang mencari jalan yang terbaik," ucap Athur sembari menggenggam tangan Moza. Moza mengangguk. "Iya, mas. Tapi waktu itu ketika aku marah dan tidak mau dikecup sama mas, mas balik marah sama aku dan langsung memaksaku."Glek.Arthur menelan salivanya. "Oh, kalau yang waktu itu sih aku sedang khilaf. Aku syok karena tiba-tiba kamu menolak.""Tapi tetap saja namanya mas tidak te

  • Istri Yang Tersakiti   Moza Yang Lelah

    "Aku lelah hidup seperti ini, Mel. Mengapa masalahku selalu ada orang ketiga? Mas Arthur memang berkata bahwa dia tidak akan menduakan aku dan lebih memilih diriku daripada keluarganya. Akan tetapi aku tidak nyaman dengan keadaan ini. Aku tidak mau dia berdosa mengabaikan keinginan almarhum kakek dan oma-nya. Gara-gara kehadiranku, oma-nya sampai sakit. Aku sepertinya jadi beban keluarganya."Amelia menghela nafas panjang. "Aku bingung mau memberi solusi apa, Moz. Aku merasa pendapat kalian berdua sama-sama benar. Kamu yang tidak nyaman di posisi ini lalu merasa lelah dan Mas Arthur yang lebih memilih kamu daripada keluarganya. Dia tidak mau dipaksa menikah dengan wanita yang tidak dia cinta.""Iya, bagaimana kalau oma-nya meninggal gara-gara ini? Aku merasa serba salah. Aku sudah capek dengan yang terjadi. Karena itu, aku merasa ingin menyerah saja. Aku tidak apa-apa kok hidup tanpa Mas Arthur.""Yakin kamu bisa hidup tanpa dia? Kamu itu sedang hamil anak dia. Jadi tentu saja kamu me

  • Istri Yang Tersakiti   Dilema

    Di ruangannya Arthur tampak gelisah. Apa yang terjadi semalam membuatnya tidak lagi fokus dengan pekerjaan yang seharusnya dia kerjakan saat ini. Rasanya pikirannya yang ruwet ini tidak bisa di ajak untuk bekerja. Roby yang sejak tadi ada bersama Arthur, sejak tadi memperhatikan atasannya tersebut. Dia ikut prihatin dengan masalah pelik yang menimpa Arthur. Dia ingin membantu jika memang memiliki cara yang tepat. Tiba-tiba saja, dia berfikir tentang sesuatu. Ini memang bukan untuk menyelesaikan masalah. Tapi ini adalah sesuatu yang membuat masalah menjadi jelas dan Arthur bisa mengambil keputusan dengan baik."Tuan." Panggilan itu cukup mengejutkan Arthur. Pria itu langsung menoleh pada Roby. "Ya, ada apa?""Ada yang ingin saya sampaikan.""Sampaikanlah saja."Roby mendekati Arthur dan membisiki sesuatu. Arthur angguk-angguk. Dia tampak setuju dengan apa yang disampaikan oleh Roby."Bagus itu. Aku setuju jika kamu mau melakukan itu. Aku akan mendukungnya. Kerjakan sekarang juga dan

  • Istri Yang Tersakiti   Penyebab Oma Tak Sadarkan Diri

    "Kamu keterlaluan Ar! Bisa-bisanya kamu menolak keinginan terakhir Oma! Kamu debat keinginan oma dan kakek kamu sendiri hanya demi seorang wanita! Kami ini keluargamu! Harusnya kamu mendengarkan keinginan kami juga! Lihat, Yana kamu buat tersinggung! Dan sekarang Oma jadi tidak sadarkan diri gara-gara kamu! Puas kamu!"Kalimat penuh amarah Haris terus berdengung di telinganya. Dia tidak menyangka kalau gara-gara penolakannya, Rebeca akhirnya tidak sadarkan diri. Semua keluarga sekarang menyalahkan dirinya. Mereka menganggap bahwa dirinya terlalu keras karena mempertahankan pendapatnya untuk tidak menyakiti istrinya dengan menikah lagi tapi menganggap tak punya hati kepada oma-nya sendiri.Akhirnya karena perdebatan itu, Rebeca pingsan dan akhirnya tidak sadarkan diri."Tuan masih memikirkan kejadian di rumah sakit tadi?" tanya Roby yang sejak tadi memperhatikan Arthur dari kaca tengah mobil."Ya, tentu saja aku memikirkannya. Kamu tau bukan kalau aku tidak mungkin mengingkari janjiku

  • Istri Yang Tersakiti   Keinginan Kakek

    Arthur mengalihkan pandangan dari layar tipisnya ke Candra yang baru saja masuk ke dalam ruangan. Setiap kali melihat orang-orang Rebeca, hatinya langsung merasa tidak enak. "Maaf tuan saya mengganggu," ucap Candra setelah mengangguk hormat. Arthur menatap tajam pada Candra. "Ada perlu apa kamu datang kemari? Apa kamu dapat perintah dari Oma untuk membujukku bertunangan dengan Isyana?""Tidak tuan. Saya tidak datang untuk itu.""Lalu?""Saya datang untuk memberi kabar yang kurang baik kepada anda."Kening Arthur mengerut. "Memangnya kabar apa?"Candra menunduk seolah sedih. "Nyonya...nyonya Rebeca drop. Dia sekarang terbaring di rumah sakit. Dia ingin bertemu dengan cucu-cucunya. Karena itu saya datang kesini tuan. Saya harap secepatnya anda mengunjungi Nyonya Rebeca. Karena walaupun anda tidak menyukainya, dia tetaplah nenek anda yang harus anda hargai dan hormati. Apalagi saat ini keadaan Nyonya sangat memprihatikan."Arthur terdiam. Selama ini setahunya Rebeca memang kerap drop.

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status