Home / Lainnya / Talak Aku, Mas! / Talak Aku, Mas!

Share

Talak Aku, Mas!

Author: Edka22
last update Last Updated: 2023-07-30 07:15:32

Kejadian semalam sukses membuat aku merenung. Memikirkan langkah apa yang harus aku lakukan ke depannya. Aku tidak mungkin terus hidup bersama suamiku. Yang ada secara perlahan ia sudah membuat aku menjadi gila.

Aku sudah memantapkan hati. Ada dan tidak ada dia pun tidak akan berpengaruh apa-apa. Malah meksipun dia masih suamiku aku merasa tidak memiliki suami. Terlebih Najma ia sudah terbiasa hidup bersamaku hidup tanpa sosok papa di sampingnya.

Sementara itu untuk ke depannya aku berniat akan membuka usaha toko kue. Karena aku sadar penghasilan dari nulis dan menjadi dropshiper kadang tidak pasti.

Memiliki toko setidaknya aku punya investasi jangka panjang. Aku harus dari sekarang memikirkan untuk masa depan anakku. Dia tidak boleh bernasib sama sepertiku, dia harus bahagia cukup sekarang dia menderita di masa depan, jangan!

Aku membawa handphone yang ada di atas meja. Niatku ingin melihat saldo di tabungan. Aku butuh perhitungan untuk menyewa toko. Tidak apa-apa sekarang menyewa nanti setelah memiliki rezeki aku akan membeli toko.

Namun apa yang terjadi... bukan angka beberapa digit yang terlihat melainkan satu angka yang aku lihat. nol. Aku menutup mulut tidak percaya, ke mana hilangnya uangku dalam satu malam? Aku yakin kemarin masih ada saldonya. Sekarang? Hilang.

Setelah itu aku ingat sesuatu kartu ATM-ku. Aku lekas saja ke kamar ingin memastikan sesuatu. Tubuhku rasanya lemas tak bertenaga ATM-ku hilang. Dia pasti mengambilnya tidak salah lagi.

Aku juga bodoh kenapa aku tidak langsung mengganti password ATM-ku. Jelas saja suamiku tahu karena dia sendiri yang membuatnya. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku sudah tidak memiliki simpanan apa pun lagi semuanya habis.

Kenapa dia begitu tega padaku. Kenapa dia malah membuat aku susah. Setidaknya jika dia tidak bisa menafkahi ku berhentilah untuk membuat aku susah dan menderita. Aku capek, rasanya aku sudah tidak memiliki kesabaran lagi. Dia terus saja menguras habis stok sabarku.

Di tengah kesedihan ku itu, dia datang. Orang yang tidak mempunyai hati, orang yang tidak memiliki rasa tanggung jawab sedikitpun. Aku segera bangkit lalu meluapkan semua amarah ini.

“Dasar pria brengsek! Kembalikan uangku!” Amukku seraya mendorong tubuh suamiku.

Aku merasa dorongan ku begitu lemah tapi mampu membuat dia terjungkal rupanya ia mabuk.

Tubuhnya yang terduduk di lantai langsung menatap tajam ke arahku. Aku sepertinya sudah mencari masalah diwaktu yang tidak tepat.

“Kurang ajar! Kau berani mendorongku?”

Dia bangkit dengan mata melotot jangan lupakan tangannya pun ikut terkepal erat. Langsung saja dia menghampiriku ia mencekik ku.

Aku berusaha untuk melepaskan cekikannya. Sungguh ini sangat sakit, bahkan aku mulai tak bisa bernapas. Berulang kali aku terbatuk-batuk. Dia sama sekali tidak peduli akan keadaanku.

“Le-pas, Mas! Ka-kau mau mem-mmbunuhku!”

“Kau sudah berbuat kurang ajar! Kau pantas mendapatkan ini, biar kamu tahu diri!”

Aku tidak memiliki tenaga lagi untuk meladeni ocehan suamiku itu. Dia sudah gila! Dia seperti sikopat.

Mungkin melihat wajahku yang sudah merah membuat ia melepaskan cekikannya. Di detik berikutnya Mas Raka malah kembali menarikku menuju kamar. Aku sudah yakin apa yang akan terjadi, ia akan mengulang kejadian kemarin. Menggauliku dengan kasar.

Aku pasrah, aku sudah tidak sanggup lagi melawan. Mungkin memang takdirku yang harus seperti ini selalu mendapatkan perlakuan tidak baik dari suami sendiri.

“Kamu jahat, Mas. Kamu tidak punya hati!” ujar ku di tengah tak berdayanya aku.

“Sebaiknya kau diam! Jangan banyak bicara apa lagi menangis seperti itu, kau seperti seorang wanita yang menangis karena dipaksa digauli. Padahal aku adalah suamimu sendiri.”

“Cih! Kau bilang suami? Sejak kapan kau merasa jadi seorang suami? Bukankah selama ini kau hanya keluyuran pulang-pulang sudah dalam keadaan mabuk. Di mana otakmu, Mas.”

Mas Raka yang saat ini akan melancarkan aksinya harus terhenti. Ia malah memberikan tatapan yang sangat menakutkan seakan-akan ia akan menerkamku lalu menelanku bulat-bulat.

Dia menjauhkan tubuhnya dari tubuhku, ia pergi tanpa sepatah kata pun. Kenapa dengan dirinya? Apakah dia tersinggung dengan perkataanku? Sejak kapan ia jadi pria perasaan? Namun masa bodoh! Aku merasa apa yang aku lakukan itu tidaklah salah. Jika memang dia merasa tersinggung semoga saja ia langsung sadar diri.

“Kenapa tidak dilanjutkan? Merasa apa yang aku katakan itu benar? Iya kan? Jika kamu bukanlah seorang suami idaman melainkan seorang suami benalu yang hanya numpang hidup pada istrinya.”

“AYUNINDYA!”

Mas Raka berteriak murka mendekat ke arahku. Matanya melotot wajahnya merah padam menaha amarah. Ia mendekat ke arahku lalu di detik berikutnya ia kembali mendaratkan satu tamoarsn yang sangat keras. Bahkan sudut bibiku saja sampai robek.

Aku memegangi pipi yang terasa panas akibat ditampar Mas Raka.

“kamu jahat, Mas! Jahat! Sebenarnya apa yang kamu inginkan? Jika memang sudah tidak mampu untuk membahagiakan aku dan juga Najma, tolong talak aku, Mas!. Aku sudah tidak kuat.”

Aku menangis tersedu-sedu, sunggu kali ini kesabaranku sudah diujung tanduk. Aku tidak mampu lagi untuk terus dan terus bersabar. Cukup! Aku menyerah!

“Sudah aku katakan jangan pernah mengucapkan kata cerai di depanku. Karena sampai kapan pun aku tidak akan pernah menceritakan kamu! Kamu harus ingat itu!”

Ternyata meskipun dalam keadaan mabuk amarahnya malah semakin menjadi. Aku jadi takut. Aku seperti tidak melihat suamiku melainkan sedang melihat iblis mengamuk.

Muak dengan sikap Mas Raka, aku memutuskan untuk kembali ke kamar. Di sana aku kembali menangis. Kenapa aku jadi wanita secengeng ini? Kenapa aku harus jadi lemah? Harusnya aku tidak boleh seperti ini. Harusnya aku bisa menyelesaikan masalah ini.

Lalu sekarang nasib ATM-ku gimana? Semua uangku ludes tidak tersisa sepersen pun. Dan harapanku tidak mungkin bisa terwujud.

*

Hari ini aku memutuskan untuk menemui temanku yang kebetulan seorang pengacara. Sekarang keputusanku sudah bulat jika perceraian adalah jalan keluarnya.

Aku tahu perceraian itu dibolehkan dalam agama, namun, sesuatu yang sangat dibenci Allah. Tapi... Apakah aku harus tetap bertahan? Menghadapi sikap Suamiku yang semakin hari semakin menjadi saja.

TIDAK! Aku bukanlah wanita yang bisa sesabar Itu. Biarlah sebuah perceraian menjadi jalan keluarnya.

Sepuluh menit lamanya aku menunggu teman masa sekolahku. Namun, dia tak kunjung datang juga. Padahal aku sangat buru-buru karena aku takut Najma pulang dan aku tidak ada di rumah.

Hampir saja aku membatalkan pertemuan hari ini. Karena saat aku hendak beranjak dari arah belakang tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggil namaku seraya meminta maaf karena terlambat.

"Assalamualaikum, Ayu, maaf aku terlambat."

Aku menoleh ke sumber suara dan ternyata dia adalah temanku. Dia adalah orang yang aku tunggu.

"Marvel."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Talak Aku, Mas!   My Happy ending

    Ayu bicara seperti itu seraya tersenyum malu-malu. Sebab apa yang ia katakan memang benar adanya. Jika ia hanya mencintai Marvel dan sampai kapan pun akan Terus seperti itu. Sedangkan perasaanya pada Rendy, itu hanyalah sebatas suka karena kebaikannya dan ketulusannya pada Najma serta dirinya. Bukan suka karena perasaan cinta. Apa mungkin dia akan menyia-nyiakan orang sebaik Rendy? Terlebih saat itu posisi Najma membutuhkan sosok seperti Rendy. Rendy dan Marvel tidak jauh berbeda. mereka memiliki sifat lembut pada Najma m mereka pun sama-sama menyayangi Najma . Tidak percaya dengan ucap Ayu, membuat Marvel kembali menanyakan hal tersebut. "Apa? tadi kamu bicara apa?" tanya ulang Marvel. "Aku masih mencintaimu, dari dulu sampai sekarang." ucapan Ayu. satu fakta yang selama ini selalu ia sembunyikan. Ayu langsung menutup wajahnya saking malu. Kenapa bisa ia bilang seperti tadi? Ayu yakin Marvel langsung bertanya-tanya maksud ucapannya. mobil pun sengaja ia tepikan, ia ter

  • Talak Aku, Mas!   Aku Masih Mencintaimu

    Dari sudut berbeda, sebenarnya Marvel pun melihat interaksi antara Ayu dan Rendy. Marvel terus memperhatikan Tanpa berkedip barang sedikitpun. Ia tidak ingin kehilangan pandangan interaksi Ayu dan Rendy. Marvel merasa jika Rendy sangat mencintai Ayu sampai sekarang. Cinta yang begitu tulus dan besar. ia seorang pria pun mampu untuk merasakannya. Sementara untuk Ayu, Marvel bingung arti dari tatapannya itu. Namun yang bisa ia tangkap jika pandangan ayu terlihat seperti seorang wanita yang meminta pada kekasihnya untuk melupakan semua kenangan di antara mereka. Melupakan cinta yang pernah ada dan melupakan apa pun yang berhubungan dengan keduanya. Lalu Marvel berpikir, apakah mungkin Ayu sempat menyukai Rendy? Andai ia tidak bertemu dengan Ayu mungkin selamanya ia tidak akan pernah sembuh. Dan ia tidak akan pernah bisa memiliki Ayu. Melihat ayu yang hendak berlalu, Marvel pun buru-buru pergi sebelum ia melihat dirinya dan ketahuan tengah menguping pembicaraan dengan Rendy. Ma

  • Talak Aku, Mas!   Maaf

    Setelah dua jam lamanya Ayu diintrogasi oleh keluarga Marvel, akhirnya kini ia bisa bebas. Ia senang pada akhirnya keluarga Marvel setuju dengan hubungan dirinya dengan Marvel. meskipun masih ada perasaan tidak rela di hati Maureen. Ayu tahu karena ia bisa melihat sendiri tatapan Maureen penuh ketidaksukaan. Ayu saat ini tengah berada di balkon, ia sedang menikmati kesendiriannya, sebab saat ini Marvel ingin diberi waktu untuk bicara dengan keluarganya saja. "Apa aku boleh di sini?" tiba-tiba suara seseorang yang sangat ia kenali terdengar. Ayu tidak menjawab, ia malah mencengkeram pagar pembatas balkon. entahlah! ia masih merasa takut jika bertemu Rendy. Ia takut dituduh yang tidak-tidak. ia trauma dengan hal seperti itu. "Ayu...." panggil Rendy saat ayu tidak kunjung merespon ucapannya.. "Pergi! Aku tidak ingin melihat wajahmu!" usir ayu tanpa sedikitpun melihat orangnya. Rendy tahu Ayu seperti ini karena dirinya, karena ia tidak percaya sepenuhnya. Andai waktu itu ia pe

  • Talak Aku, Mas!   keluarga Marvel

    Semua berkumpul di ruang tamu seusai acara akad pernikahan sederhana antara Rendi dan Melly. mereka saling pandang sebab dari setiap orang memiliki pertanyaan di benak mereka. Ayu yang bertanya-tanya kenapa bisa Rendy dan melly menikah, sedangkan yang ia tahu hubungan keduanya begitu sangat renggang bagaikan kucing dan tikus yang saling menjelekkan dan saling menghindari satu sama lain. Melly dan Rendy Yang bertanya-tanya kenapa Ayu bisa bersama dengan Marvel. kemudian Davin dan Mauren pun memiliki pertanyaan yang sama ditambah ke mana saja selama ini selama 8 bulan menghilang. Rendy yang sedari tadi terus saja menatap Ayu, sementara Ayu yang merasa ditatap hanya tertunduk dengan meremas jari jemarinya. hal yang tidak ingin Ia hadapi ini harus terjadi, ia harus bertemu dengan Rendy begitu cepat "Marvel bisa kamu jelaskan ke mana selama ini dan kenapa kamu bisa dengan wanita ini," ucap Maureen memecah keheningan dengan nada sedikit sinis ketika mengucapkan kata wanita ini. "Dia

  • Talak Aku, Mas!   Bertemu Kembali

    ayu sudah siap, begitu juga dengan MArvel. sementara najma ia sengaja tidak membawa anak gadisnya itu, ia menitipkan najma pada bu widya, najam lebih anteng jika bersama cicit bu widya. untuk bertemu orang tua Marvel mereka memesan taksi. dikarenakan untuk saat ini marvel tidak memiliki apa-apa. harta bendanya ada di jakarta, sedangkan dompet miliknya yang berisi kartu kredit dan debit hilang saat ia di rampok. sepanjang perjalanan, ayu terus mersa cemas. dalam pikirannya terus terpikirkan bagaimana jika ia bertemu dengan Rendy? apa yang akan dia lakukan? meskipun benar kota cimahi itu luas barang kali orang tua marvel berada di tempat yang jauh dari Rendy. Marvel yang melihat ayu terus gelisah, berusaha untuk menenangkan, memberikan support system. Marvel meraih tangan ayu lalu menggenggamnya dengan sangat erat, "Tenang! jangan khawatir, percayalah kedua orangtuaku sangat bijak, mereka tidak akan membuat kamu merasa canggung." "Tapi,,,," "percayalah sama aku." Ayu mengang

  • Talak Aku, Mas!   Bertemu Orangtuamu

    Kini Rendy dan Melly tengah di interogasi oleh Monica. Wanita berusia 50 tahun itu teramat syok. Ia tidak menyangka anak laki-laki bisa berbuat dibatas kewajaran."Harusnya kamu bilang ke ibu, jika kamu ingin secepatnya menikah. Enggak harus kaya gini," tutur Monica dengan tenang. Ia sudah bisa mengontrol diri. "Tidak Bu! Rendy sama sekali tidak ingin secepatnya menikah. Rendy hanya....""Rendy memaksa, Bu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih malam itu Rendy mabuk. Ibu tahu sendirikan bagaimana sikap orang yang sedang mabuk? Sekeras apa pun aku menghindar tenagaku kalah kuat. Meskipun aku memang menginginkan Rendy, tapi aku tidak segila itu berani menyerahkan kehormatanku.'' Melly sengaja berkata seperti itu untuk menarik simpati dari Monica hingga Monica mendukung dirinya untuk dinikahi oleh Rendy.Kenyataannya, ia memang tidak bisa menghindari pesona Rendy. Ia terbawa suasana hingga dengan sukarela menyerahkan apa yang selama ini ia jaga."Kau mabuk, Ren?" Tanya Monica, ia tid

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status