Marvel adalah teman masa SMA ku dulu. Sungguh aku terkejut saat mengetahui jika Marvel adalah seorang pengacara, karena yang aku tahu dia adalah pria pendiam yang tidak pernah berbicara. Dan aku tidak tahu jika pengacara yang dikenalkan temanku adalah Marvel.
Adapun ia berbicara hanya ketika tengah melakukan persentasi diskusi di depan kelas. Selebihnya ia diam bak orang bisu.“Maaf, aku terlambat.”Marvel kembali meminta maaf padaku. Saat benar-benar duduk di hadapanku.“Apa kamu sudah lama menungguku?” tanyanya lagi.Aku menggeleng, meskipun memang aku hampir saja membatalkan pertemuan ini karena kesal sendiri sebab Marvel tidak kunjung datang.“Aku maklumi, kamu kan pengacar hebat pasti sibuk karena jam terbangnya sudah tinggi." Ujarku jujur.“Aku hanya pengacara biasa, Ayu. Kamu berlebihan.” Ujarnya seraya ia mengambil lalu menyimpan map warna biru di atas meja.“Aku serius. Marvel yang aku kenal dulu berbeda jauh. Sekang sudah jadi pengacara sukses. Aku sebagai teman SMA mu merasa bangga.”Dia tidak bicara hanya tersenyum atas jawabnya dari pernyataanku. Dan hal seperti ini masih sama seperti dulu. Lalu Marvel terlihat membolak-balikkan berkas yang ada di tangannya. Mungkin dia tengah mempelajari kasus perceraian ku ini.“Kenapa mau bercerai?” tanya Marvel padaku.Sontak saja aku melongo, bingung karena ia malah bertanya bukankah aku sudah merinci semuanya. Di dalam berkas peceraian itu? Kecuali masalah KDRT. Tapi aku tetap menjawab atas pertanyaan Marvel.“Sudah tidak ada kecocokan lagi di antara kami.” Ucapku begitu jelas dan terperinci.Dia mendongak dan menatap ku. Ditatap Seperti itu membuat aku langsung menunduk kan kepala.“Apa hanya itu saja alasan kamu ingin Bercerai?”Aku mendongak, entah kenapa nada suara Marvel seperti menyepelekan kasus perceraianku ini.“Maksud kamu bicara seperti itu apa?” tanyaku dengan nada sendikit meninggi.“Baiklah, aku akan jelaskan sebelum kamu melanjutkan gugatan cerai ini. Dalam rumah tangga pasti akan selalu ada yang namanya masalah. Baik kecil maupun masalah besar. Namun alangkah baiknya, kamu pikirkan lagi keinginan kamu ini. Kamu sudah memikirkan sebab akibatnya, kan? Apalagi pernikahan kamu sudah berjalan delapan tahun lamanya. Aku yakin selama delapan tahun itu, kamu menghabiskan waktu dengan suami dan anak penuh suka cita.”Aku langsung menyela perkataan Marvel, karena aku meminta bertemu untuk mencari bantuan agar proses perceraian ku lancar."Aku meminta kamu ke sini, untuk membantu proses perceraianku. Bukan untuk mendapatkan nasihat dari kamu." sungut ku protes pada Marvel."Aku tahu, tapi tidak ada salahnya bukan mempertimbangkan terlebih dahulu sebelum kamu mantap untuk bercerai."Aku terdiam mencerna perkataan Marvel. Dan aku kira, aku sudah salah orang. Menjadikan teman sebagai partner dalam menangani kasus perceraian bukanlah ide bagus. Maka dari itu, aku memutuskan untuk pergi dan mengambil kembali berkas perceraian ku itu. Sungguh aku sudah kehilangan mood untuk terus berhadapan dengan Marvel.“Assalamualaikum."Tanpa berbasa-basi terlebih dahulu aku memutuskan untuk pergi. Mungkin aku harus cari pengacara lain. Tapi... apa mungkin aku bisa mendapatkan pengacara lain? Secara menyewa pengacara itu membutuhkan uang tidak sedikit. Sedangkan untuk saat ini aku sama sekali tidak memiliki uang. Ada pun untuk kebutuhan perut saja sudah alhamdulillah, bersyukur sekali.Apa mungkin aku harus kembali mengurungkan niatku untuk bercerai? Apa yang dikatakan Marvel itu bener? Hah, Ya Allah, jika memang aku masih berjodoh dengan suamiku, tolong beri dia petunjuk hingga mau mengubah dirinya jadi lebih baik."Ayu, Tunggu!"Tetiba aku mendengar suara orang memanggilku, hingga aku menghentikan langkah kakiku. Aku menoleh dan Marvel ternyata mengejarku."Ada apa?" Tanyaku saat Marvel sudah berdiri di hadapanku."Kenapa kamu pergi? Pertemuan kita belum selesai."Aku menghela napas kasar. "Aku tarik kembali keinginan berceraiku. Kau benar harusnya aku berpikir dua kali sebelum mengambil keputusan ini. Delapan tahun bukanlah waktu yang sebentar. Dan Aku mencoba untuk memperbaiki semuanya, aku harap setelah ini masalah dalam keluargaku bisa usai."Sedikit plin-plan memang, namun perkataan Marvel tadi membuat aku membuka mata dan hati. Anggap saja Allah sedang menguji keutuhan rumah tanggaku dan memberikan kesempatan pada suami agar jadi lebih baik. Karena aku sadar diri, aku bukanlah manusia suci yang tanpa dosa."Aku tarik kembali. Terima kasih kamu sudah mengajarkanku dan ...""Ayu!"Plak...Perkataanku terhenti di udara tatkala seseorang menarik lenganku hingga tubuhku berbalik lalu satu tamparan keras mendarat di pipikuAku terkejut atas tindakan yang mendadak itu. Tubuhku terasa kaku dengan tangan yang memegangi pipiku yang terasa perih.Aku bisa melihat suamiku berdiri tepat di hadapanku. Wajahnya terlihat aura kemarahan. Apakah gerangan yang membuat Suamiku terlihat marah hingga menamparku di depan umum seperti ini.Tak terasa air mataku luruh. Entah apa yang aku tangisi. Apa menangis karena mendapatkan tamparan keras dari suamiku? Atau merasa malu karena sudah diperlakukan memalukan seperti ini? Ya Allah aku tidak tahu, aku tidak dapat membedakan.Keterkejutabku buyar saat aku mendapat pembelaan dari Marvel."Apa yang sudah Anda lakukan, Tuan?" ujar Marvel pada Mas Raka."Anda masih nanya? Apakah Anda tahu siapa aku?" ujar Mas Raka dan terdengar menantang di telingaku.Untuk kali ini aku tidak bisa melakukan apapun, hanya bisa diam dan mendengarkan percakapan antara mas Raka dan Marvel."Aku tidak tahu siapa, Anda. Tapi Anda sudah berbuat kurang ajar!""Aku pantas berbuat kurang ajar. karena dia istriku! Dan kalian di depan umum seperti ini berduaan? Apa yang sebenarnya sedang kalian lakukan? Oh, aku tahu kamu pasti selingkuhan istriku? Ngaku!""Anda tidak perlu tahu siapa aku, yang perlu Anda tahu. Apa yang Anda lakukan barusan adalah kesalahan. Tindakan Anda sudah termasuk KDRT.""Aku tidak peduli. Ayu, ayo kita pulang. Aku akan beri kamu pelajaran karena sudah berani berselingkuh dengan orang ini."Mas Raka menarik tanganku namun di waktu yang bersamaan Marvel juga memegangi tanganku. Hingga terjadi aksi tarik-menarik antara Mas Raka dan Marvel. Dan ini sangat menyakitkan dan memalukan bagiku."Lepaskan tanganmu dari tangan istriku!""Harusnya kamu yang lepaskan tanganmu dari tangan Ayu. Aku tidak izinkan Ayu pulang bersamamu.""Jangan ikut campur urusan keluargaku! Kamu hanya selingkuhan istriku jadi menyingkirlah!""Stop!"Aku berteriak seraya menggibaskan kedua tanganku hingga terlepas. Apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan? Bertengkar di depan umum seperti ini bukanlah hal yang baik. Yang ada justru mempermalukan diri sendiri."Marvel sudah, biarkan aku pergi. Sekarang kamu tahu kan apa alasannya? Tapi... Seperti apa katamu aku berusaha untuk bersabar.""Ayu..."Aku bisa melihat wajah menyesal dari raut wajah Marvel. Namun apa boleh buat. Kali ini aku beri kesempatan kembali suamiku semoga saja Allah bisa mengubah suamiku seperti dulu lagi."Ayo pulang!"Aku pun mengikuti langkah Mas Raka. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi di rumah. Mungkin saja dia akan melakukan hal-hal yang memang sering dia lakukan. Aku pasrah!Ayu bicara seperti itu seraya tersenyum malu-malu. Sebab apa yang ia katakan memang benar adanya. Jika ia hanya mencintai Marvel dan sampai kapan pun akan Terus seperti itu. Sedangkan perasaanya pada Rendy, itu hanyalah sebatas suka karena kebaikannya dan ketulusannya pada Najma serta dirinya. Bukan suka karena perasaan cinta. Apa mungkin dia akan menyia-nyiakan orang sebaik Rendy? Terlebih saat itu posisi Najma membutuhkan sosok seperti Rendy. Rendy dan Marvel tidak jauh berbeda. mereka memiliki sifat lembut pada Najma m mereka pun sama-sama menyayangi Najma . Tidak percaya dengan ucap Ayu, membuat Marvel kembali menanyakan hal tersebut. "Apa? tadi kamu bicara apa?" tanya ulang Marvel. "Aku masih mencintaimu, dari dulu sampai sekarang." ucapan Ayu. satu fakta yang selama ini selalu ia sembunyikan. Ayu langsung menutup wajahnya saking malu. Kenapa bisa ia bilang seperti tadi? Ayu yakin Marvel langsung bertanya-tanya maksud ucapannya. mobil pun sengaja ia tepikan, ia ter
Dari sudut berbeda, sebenarnya Marvel pun melihat interaksi antara Ayu dan Rendy. Marvel terus memperhatikan Tanpa berkedip barang sedikitpun. Ia tidak ingin kehilangan pandangan interaksi Ayu dan Rendy. Marvel merasa jika Rendy sangat mencintai Ayu sampai sekarang. Cinta yang begitu tulus dan besar. ia seorang pria pun mampu untuk merasakannya. Sementara untuk Ayu, Marvel bingung arti dari tatapannya itu. Namun yang bisa ia tangkap jika pandangan ayu terlihat seperti seorang wanita yang meminta pada kekasihnya untuk melupakan semua kenangan di antara mereka. Melupakan cinta yang pernah ada dan melupakan apa pun yang berhubungan dengan keduanya. Lalu Marvel berpikir, apakah mungkin Ayu sempat menyukai Rendy? Andai ia tidak bertemu dengan Ayu mungkin selamanya ia tidak akan pernah sembuh. Dan ia tidak akan pernah bisa memiliki Ayu. Melihat ayu yang hendak berlalu, Marvel pun buru-buru pergi sebelum ia melihat dirinya dan ketahuan tengah menguping pembicaraan dengan Rendy. Ma
Setelah dua jam lamanya Ayu diintrogasi oleh keluarga Marvel, akhirnya kini ia bisa bebas. Ia senang pada akhirnya keluarga Marvel setuju dengan hubungan dirinya dengan Marvel. meskipun masih ada perasaan tidak rela di hati Maureen. Ayu tahu karena ia bisa melihat sendiri tatapan Maureen penuh ketidaksukaan. Ayu saat ini tengah berada di balkon, ia sedang menikmati kesendiriannya, sebab saat ini Marvel ingin diberi waktu untuk bicara dengan keluarganya saja. "Apa aku boleh di sini?" tiba-tiba suara seseorang yang sangat ia kenali terdengar. Ayu tidak menjawab, ia malah mencengkeram pagar pembatas balkon. entahlah! ia masih merasa takut jika bertemu Rendy. Ia takut dituduh yang tidak-tidak. ia trauma dengan hal seperti itu. "Ayu...." panggil Rendy saat ayu tidak kunjung merespon ucapannya.. "Pergi! Aku tidak ingin melihat wajahmu!" usir ayu tanpa sedikitpun melihat orangnya. Rendy tahu Ayu seperti ini karena dirinya, karena ia tidak percaya sepenuhnya. Andai waktu itu ia pe
Semua berkumpul di ruang tamu seusai acara akad pernikahan sederhana antara Rendi dan Melly. mereka saling pandang sebab dari setiap orang memiliki pertanyaan di benak mereka. Ayu yang bertanya-tanya kenapa bisa Rendy dan melly menikah, sedangkan yang ia tahu hubungan keduanya begitu sangat renggang bagaikan kucing dan tikus yang saling menjelekkan dan saling menghindari satu sama lain. Melly dan Rendy Yang bertanya-tanya kenapa Ayu bisa bersama dengan Marvel. kemudian Davin dan Mauren pun memiliki pertanyaan yang sama ditambah ke mana saja selama ini selama 8 bulan menghilang. Rendy yang sedari tadi terus saja menatap Ayu, sementara Ayu yang merasa ditatap hanya tertunduk dengan meremas jari jemarinya. hal yang tidak ingin Ia hadapi ini harus terjadi, ia harus bertemu dengan Rendy begitu cepat "Marvel bisa kamu jelaskan ke mana selama ini dan kenapa kamu bisa dengan wanita ini," ucap Maureen memecah keheningan dengan nada sedikit sinis ketika mengucapkan kata wanita ini. "Dia
ayu sudah siap, begitu juga dengan MArvel. sementara najma ia sengaja tidak membawa anak gadisnya itu, ia menitipkan najma pada bu widya, najam lebih anteng jika bersama cicit bu widya. untuk bertemu orang tua Marvel mereka memesan taksi. dikarenakan untuk saat ini marvel tidak memiliki apa-apa. harta bendanya ada di jakarta, sedangkan dompet miliknya yang berisi kartu kredit dan debit hilang saat ia di rampok. sepanjang perjalanan, ayu terus mersa cemas. dalam pikirannya terus terpikirkan bagaimana jika ia bertemu dengan Rendy? apa yang akan dia lakukan? meskipun benar kota cimahi itu luas barang kali orang tua marvel berada di tempat yang jauh dari Rendy. Marvel yang melihat ayu terus gelisah, berusaha untuk menenangkan, memberikan support system. Marvel meraih tangan ayu lalu menggenggamnya dengan sangat erat, "Tenang! jangan khawatir, percayalah kedua orangtuaku sangat bijak, mereka tidak akan membuat kamu merasa canggung." "Tapi,,,," "percayalah sama aku." Ayu mengang
Kini Rendy dan Melly tengah di interogasi oleh Monica. Wanita berusia 50 tahun itu teramat syok. Ia tidak menyangka anak laki-laki bisa berbuat dibatas kewajaran."Harusnya kamu bilang ke ibu, jika kamu ingin secepatnya menikah. Enggak harus kaya gini," tutur Monica dengan tenang. Ia sudah bisa mengontrol diri. "Tidak Bu! Rendy sama sekali tidak ingin secepatnya menikah. Rendy hanya....""Rendy memaksa, Bu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Terlebih malam itu Rendy mabuk. Ibu tahu sendirikan bagaimana sikap orang yang sedang mabuk? Sekeras apa pun aku menghindar tenagaku kalah kuat. Meskipun aku memang menginginkan Rendy, tapi aku tidak segila itu berani menyerahkan kehormatanku.'' Melly sengaja berkata seperti itu untuk menarik simpati dari Monica hingga Monica mendukung dirinya untuk dinikahi oleh Rendy.Kenyataannya, ia memang tidak bisa menghindari pesona Rendy. Ia terbawa suasana hingga dengan sukarela menyerahkan apa yang selama ini ia jaga."Kau mabuk, Ren?" Tanya Monica, ia tid