Share

Tangisan yang Terkasih

Setelah kejadian dengan Bu Tini kemarin aku mulai menjaga jarak dengan tetangga di sekitar rumahku. Aku tidak lagi keluar rumah kecuali jika untuk mengajar. Sepulang mengajar aku memilih naik ojek online agar langsung turun di depan rumah dan tidak perlu berjalan dari gang depan, untuk meminimalisir interaksi dengan orang-orang di daerah rumahku.

Aku sebenarnya tidak keberatan jika mereka hanya menggosipkan aku tapi mereka bukan hanya menggosipkan aku bahkan kedua orang tuaku juga jadi bahan ghibahan mereka. Lama-kelamaan gosip semakin tidak terkendali. Bahkan ada yang tidak sungkan langsung mencibir di depan kami. Entah siapa yang menyebarkan video itu hingga akhirnya sampai ke beberapa orang di sekitar rumahku.

Cibiran dan tatapan jijik sering aku dapatkan setiap kali aku pulang mengajar. Ya Alloh beratnya ujian-Mu mampukah aku menjalaninya?

Seperti saat ini saat aku turun dari ojek online yang aku pesan, di pos tidak jauh dari rumah sudah berkumpul ibu-ibu untuk mengghibah dengan alasan makan rujak bersama. "Baru pulang Mbak Aisyah?" teriak salah satu diantara mereka.

"Iya, Bu Rt." Ku jawab singkat saja lalu segera membuka pagar rumah.

"Oh ini anaknya Pak Jafar yang katanya selingkuh itu? Cantik dan terlihat polos tapi tingkahnya naudzubillah," ujar seseorang yang entah siapa namanya.

"Orang mah jangan dilihat tampangnya, orang polos malah lebih ganas, ha hah," sahut yang lain dan di sambut tawa semua ibu-ibu yang ada di situ.

Ku hela nafas untuk sedikit menghilangkan rasa sesak yang kembali menyeruak di dalam dadaku.

"He jangan gitu. Nanti jatuhnya fitnah lo," Terdengar suara bu Rt. "Kata suami saya, di video Mbak Aisyah cuma duduk di kafe saja,"

"Kalau fotonya itu di hotel lo Bu,"

"Foto itu bisa di edit Bu. Kita kan tidak tahu tahu kebenarannya seperti apa? Lebih baik tidak mudah komentar Bu, nanti malah jadi fitnah." Bu Rt menasehati.

"Tapi Bu, orang sudah punya suami kok janjian di kafe Sama laki-laki lain? Tidak mungkin tidak punya hubungan apa-apa."

"Benar pasti itu pacarnya sebelum menikah."

"Benar. Aisyah itu menikah karena di jodohkan."

"Mmmmm pasti mereka itu selingkuh. Habis dari kafe terus lanjut ke hotel."

"Ya gak tahu juga sih, mungkin kalinya." Suara Bu RT.

Aku tersenyum kecut, mendengar semua ocehan mereka. Bu Rt yang awalnya seperti membelaku akhirnya juga sama saja. Ku tarik nafas panjang sebelum masuk ke dalam rumah.

"Assalamu'alaikum," ucapku sebelum masuk ke dalam rumah.

Rumah nampak sepi saat aku masuk. Kemana ibu? pikirku. Mungkin ibu di halaman belakang. Kalau Ayah mungkin masih di toko meski biasanya jam segini sudah ada di rumah. Kalau Zeyn memang setelah ashar baru pulang sekolahnya.

Setelah mengambil minum, ku langkahkan kakiku ke halaman belakang rumah untuk melihat apakah ibu ada di sana. Namun baru di depan pintu belakang ku hentikan langkahku karena mendengar sayup-sayup suara ibu sedang berbicara sambil menangis sesegukan.

"Ibu tidak tahan lagi mendengar omongan orang Yah," keluh Ibu dengan suara terisak.

"Iya Ibu bisa sabar. Ibu selalu berusaha untuk bersabar. Tapi bagaimana sama Aisyah? Meskipun dia terlihat baik-baik saja tapi Ibu tahu dia sakit hati dan pasti trauma. Ayah dulu kenapa mesti jodohin Aisyah sama anak teman Ayah itu? Harusnya dulu biarin Aisyah cari pendamping sendiri." Terdengar ibu mengomeli ayah terdengar sekali jika ibu sangat kesal.

Astaghfirullah, rasanya sakit sekali hatiku. Kenapa Mas kamu harus menyakiti keluargaku juga. Tidak cukupkah aku saja yang kamu sakiti?

"Ayah harus temui Pak Rt. Bicara sama Pak Rt kalau anak kita tidak seperti itu. Ibu akan telfon Zeyn suruh dia untuk cari orang yang biasa memeriksa foto dan video palsu. Biar bisa jadi bukti nanti saat Ayah menemui Pak Rt."

"Kemarin harusnya Ayah biarin Zeyn periksa itu foto dan tunjukkan itu ke teman Ayah itu. Biar mereka tidak seenaknya menyebarkan foto dan video yang belum tentu kebenaran dan membuat kita jadi bahan gunjingan orang," lanjutnya kesal dan berapi-api.

Aku masih berdiri di depan pintu dengan menggenggam segelas air yang tak jadi aku minum.

"Kalau bukan mereka siapa lagi yang menyebarkan video dan foto-foto itu. Ibu gak mau tahu, Ayah jangan diam saja. Nanti malam Ayah temui pak Rt. Ya sudah Ibu mau telfon Zeyn. Assalamu'alaikum,"

Kulangkahkan satu kakiku keluar pintu, baru satu langkah kakiku seperti terpaku melihat wanita yang sudah melahirkan aku itu menangis tersedu-sedu sambil memukul dadanya sendiri.

"Ibu." Aku segera berbalik dan masuk ke dalam kamarku masih dengan segelas air putih di tanganku. Kueratkan genggamanku untuk melampiaskan rasa kesal dan sakit hati yang kurasakan.

"Ya Alloh, mengapa ujianmu begitu berat. Maafkan hambamu ini yang berlumuran dosa. Jika memang semua ini adalah untuk mensucikan diri dari dosa-dosa hamba terdahulu hamba ikhlas Ya Alloh. Hamba mohon ampuni dosa-dosa hamba dan dosa kedua orang tua hamba," Tubuhku meluruh seperti karet yang terkena panas. Topeng superman yang kupasang sudah lenyap begitu melihat wanita yang melahirkan aku menangis.

Aku lemah. Aku bukan malaikat, aku hanya manusia yang lemah akan luka. Rasa sakit di hatiku berkali-kali lipat rasanya saat kulihat ibu menangis seperti itu. Rasa kebencian mulai tumbuh di hatiku untuk pria yang sudah memiliki hatiku sejak pertama kami bertemu. Namun kini rasa cinta itu berubah menjadi rasa pahit yang sangat aku sesali.

Kenapa Mas kamu harus begitu kejam pada kami? Apa salahku padamu Mas. Kenapa kamu lakukan ini?

Jika saja kamu katakan baik-baik bahwa ada orang lain yang kamu cintai, aku akan mundur. Tidak perlu kamu berbuat sejauh ini. Kenapa kamu harus menyakiti orang tuaku juga.

Ku hela nafas panjang lalu beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil wudhu. Hanya dengan berserah diri hatiku akan lebih tenang.

Setelah membersihkan diri, kubentangkan sajadah diatas karpet di pojok kamar. Kuucapkan takbir dengan penuh kepasrahan atas hidupku pada yang Maha Kuasa.

[ Semua yang terjadi di dunia ini semata karena kehendak-Mu. Hidup dan matiku adalah milik-Mu]

iva dinata

Sekuat apapun kamu menolak, yang menjadi takdirmu, akan tetap datang. Sekeras apapun kamu berusaha, yang bukan milikmu, takkan bisa kamu genggam. Itulah yang namanya takdir. 🌺🌺🌺

| 3
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
yang SABAR SEMANGAT Serta TAWAQAL mungkin jalan ini yang harus di lewati untuk MENIKMATI jawaban Indah dari ALLAH yang pasti si DAJJAL akan menikmati KARMA
goodnovel comment avatar
Wanie Rahim
fitnah berleluasa
goodnovel comment avatar
Wahyuni
usiaku 40 thn belum juga menikah, kata2 mu msedikit menghibur hatiku thor.trima kasih sukses selalu untukmu ya Thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status