Syahdan menaikkan sebelah alisnya melihat sang Abang agak gugup mengatakan sesuatu kepada istrinya. "Kali ini Abang beneran jujur gak ya tentang Saga dan istri keduanya pada Mbak Yasmine? " ucap Syahdan sedikit ragu dalam hatinya. Ia melihat dengan seksama sepasang suami-istri yang sedang berpandangan di depannya seperti sedang melihat sebuah drama rumah tangga yang secara nyata. "Papi mau ngomongin apa? Kok gugup dan gelisah gitu? Apakah ini ada hubungannya dengan Saga dan orang tua kandungnya? " tanya Yasmine dengan kening berkerut melihat suaminya yang hendak berkata tiba-tiba saja terhenti. "Mi..! Tolong dengarkan cerita Papi ini dengan seksama! Jangan bertanya atau berkomentar sampai Papi selesai bercerita! Sejujurnya dari dalam lubuk hati Papi tidak pernah sedikitpun Papi berkeinginan untuk melakukan semua ini! Ini murni di luar kemampuan Papi sebagai manusia biasa! " sahut Salman sambil menormalkan detak jantung nya. "Aduh Pi, mau ngomong apa sih sebenernya! Langsung ke po
Syahdan yang malas melihat drama rumah tangga di depannya langsung rebahan di sofa sambil mengutak-atik ponselnya bermain game. Tuan Sultan ikutan duduk di sofa yang masih kosong dan meletakkan tongkat kayu nya di sebelah sandaran sofa. "Yas, Papa minta maaf atas perbuatan anak Papa yang sudah menduakan kamu! Hanya saja semua ini sudah terlanjur terjadi dan Papa tidak bisa melakukan apapun untuk mengatasi masalah ini! " ucap Papa Sultan mencoba bicara pada Yasmine. "Papa pasrah jika kamu menuntut keadilan untuk dirimu atas tindakan Salman yang menikah lagi tanpa seizin dirimu! " tambah Papa Sultan lagi dengan wajah sendu. "Ih Papa! Yang mau nuntut Mas Salman itu siapa Pa? Yasmine gak marah Mas Salman menikah lagi tanpa seizin Yasmine, tapi Yasmine sedih, kecewa dan sakit hati atas sikap egois dan tidak bertanggungjawab Mas Salman selama menikahi Hanum dan selama Hanum menjalani kehamilan nya! Yasmine merasa jahat sekali Pa sebagai seorang wanita karena kecelakaan Yasmine waktu itu
Pagi-pagi sekali Yasmine dengan dibantu asisten rumah tangganya mengepak pakaian nya dengan Saga kedalam koper. Semua pekerja di kediaman tersebut sudah mengetahui jika majikan mereka mempunyai istri lain yang sudah melahirkan Tuan Muda mereka ke dunia ini. "Akhirnya selesai juga meski capek banget ni badan! " keluh Yasmine dengan lega karena pekerjaan nya selesai. Tiga buah koper besar dengan satu koper kecil berisi pakaian dan beberapa barang penting Yasmine dan Saga. Salman saat ini sedang bermain bersama putra tercinta nya sebelum di bawa pergi sang istri ke rumah istri keduanya. Meskipun hatinya sedih di tinggal anak dan istri, Salman tetap legowo menerima hukuman ini asalkan Yasmine mau memaafkan nya. "Saga sayang, Papi pasti kesepian selama tiga bulan ini gak ada Saga yang menemani Papi! Baik-baik di sana ya Nak, patuh sama Mami dan Bunda! Papi sangat banget sama Saga! " ucap Salman lirih sembari menciumi aroma bayi dari tubuh sang anak. Yasmine membersihkan dirinya karen
Hanum dan Yasmine sama-sama kaget dan terkejut saat bertemu, atau lebih tepatnya Yasmine lah yang paling terkejut melihat Hanum. Bagaimana tidak, ternyata perempuan yang membantu anaknya Saga yang jatuh di halaman toko kue adalah dia. Sedangkan Hanum sudah lebih dulu mengetahui siapa Yasmine dan ia hanya kaget melihat kedatangan Yasmine ke rumah nya bersama Saga. "Apa kami tidak di persilahkan masuk? " tanya Yasmine saat tersadar dari keterkejutan nya. "Eh iya maaf! Silahkan masuk dan silahkan duduk! Sebentar saya panggil Umi dulu! " jawab Hanum agak kikuk.Ia langsung pergi ke dalam rumah untuk memanggil Umi nya yang ada di dapur. Sementara itu Yasmine duduk di sofa dan meminta Adan menyerahkan Saga padanya dan ikutan duduk di pangkuan Yasmine. "Ami, ini lumah ciapa? Aga au ain di cana Ami! " tanya Saga yang matanya mengamati disekelilingnya. "Ini rumah Bunda nya Saga! Sebentar ya Nak, kita ketemu Bunda dan nenek dulu! Nanti Saga boleh deh main sepuasnya dengan kakak-kakak di
Umi Sarah yang juga shock langsung mengusap dadanya yang berdebar kencang. Ia sungguh tidak menyangka kakak madu putri mempunyai sifat yang jauh dari perkiraan nya. Umi Sarah sudah siap mental sejak Hanum menjadi istri kedua Salman. Ia sudah berulangkali menasehati Hanum untuk selalu mengalah dan bersabar jika nanti bertemu istri pertama suaminya yang pasti marah dan kecewa karena mereka menikah tanpa sepengetahuan nya. Namun semua sikap waspada nya buyar seketika karena ternyata Yasmine tidak seperti dugaan mereka. "Maksudnya nak Yasmine di hukum seperti apa? " tanya Umi Sarah bingung. "Iya Mbak, Mas Salman di hukum itu maksudnya gimana ya? " tanya Hanum juga sama bingungnya. "Jadi gini ya Umi, Hanum! Berhubung aku sakit hati dan kecewa dengan kelakuan Mas Salman yang jahat sama kamu dengan menelantarkan kamu waktu hamil Saga, aku menghukum Mas Salman dengan melarangnya bertemu dengan aku dan Saga selama tiga bulan! Karena itu aku sama Saga memutuskan untuk tinggal di sini sama
"Dih, Umi gak tau aja bagaimana Mbak Yasmine memegang kendali penuh di rumah! Jangankan Bang Salman, Papa aja gak bisa membantah semua perkataan Mbak Yasmine termasuk aku! " cibir Adan ikutan bicara sambil mengemil camilan yang di dalam piring. "Nah, tuh kamu tau! Cepetan keluarin koper kami dan bawa ke sini! Makan aja kerjaannya! " sahut Yasmine kembali dalam mode galak. "Eh buset Rosalinda! Ini baru sesuap woi! Sedari tadi gue momong Saga di luar kapan gue makannya! Gak berkepriadikan banget sih jadi kakak ipar! Butuh tenaga gue tapi gue gak di kasih makan! Dasar kakak ipar durhakim lu! " omel Adan misuh-misuh namun mulut terus mengunyah kue tersebut. "Halah lambe mu! Misuh-misuh dari tadi tapi tangan tetap jalan masukin tuh kue ke dalam mulut! Ayo Umi kita ke dalam aja susulin Hanum dengan Saga, siapa tau Hanum kesulitan menidurkan Saga! Awas lu kalau kopernya gak di bawa kesini, gue pecat lu jadi Om nya Saga! " sahut Yasmine mencibir Adan dan mengajak Umi Sarah pergi dari ruang
Pagi itu di kota S, Salman sedang meninjau proyek pembangunan resort yang ia bangun di kota ini bersama asistennya Rama. Salman dan Rama baru saja pulang dari tempat pembangunan resort, mereka pulang melewati perkampungan yang lumayan ramai di sebut sebuah kampung. Namun, baru beberapa menit melewati perkampungan tersebut, mobil yang mereka kendarai mengalami bocor ban dan mereka terpaksa berhenti. "Ya ampun! Pakai pecah ban segala lagi, mana sudah mau maghrib, jarak ke kota besar masih satu jam, " ucap Salman dengan gusar. "Maaf Pak! Padahal sebelum berangkat tadi saya sudah mengecek kesiapan mobil dan saya tidak menyangka kalau ban yang bocor bukan cuma satu. " ucap Rama dengan menyesal karena perjalanan mereka terhenti. "Sudah, ga usah gak enakan begitu? Lagian kan bukan salah kamu kalau ban yang bocor ada dua. Ayo kita ganti ban yang satunya dengan ban serap. " jawab Salman dengan tenang. Salman pun mengganti ban yang bocor
Salman yang sedang merapikan kotak mini p3k nya mengeryitkan keningnya melihat pemilik penginapan dan istrinya menatapnya dengan tatapan yang aneh. "Kenapa Pak? Saya dengar tadi ada bunyi orang teriak-teriak! " ucap Rama mendekati Salman sambil mengelap jigongnya siapa tau masih ada, kan malu di lihat banyak orang kalau ia baru bangun tidur. "Entahlah, saya juga tidak mengerti! Mereka sangat heboh ketika saya bilang kalau saya menyelamatkan anak kambing yang luka kakinya terperosok di dalam selokan sana. " jawab Salman dengan wajah bingung. Salman melihat jika Ibu-ibu yang menanyainya tadi di dekati pasutri pemilik penginapan dan mereka berbicara dengan serius. Entah apa yang mereka bicarakan sehingga salah satu Ibu-ibu yang berteriak tadi pergi dengan tergesa-gesa. Pemilik penginapan dan Ibu-ibu itu mendekati nya, dan Salman tiba-tiba merasa tidak nyaman dengan tatapan mata mereka padanya. "Maaf Mas, apa benar Mas yang menemukan dan