“Ada apa, Nyonya?” tanya orang suruhan Adam. Dia tidak punya waktu untuk mengelak karena sepertinya Megan sedang dalam masalah besar.“Tolong bawa ayahku ke puskesmas,” pinta Megan memelas dengan mata berkaca-kaca.Pria itu melihat ke arah pintu rumah yang terbuka lalu mengangguk. Mereka bergegas masuk ke dalam rumah dan melihat ayah Romi sudah terbaring lemah diatas tempat tidurnya.“Megan!” pekik ibu Susan yang sangat terkejut melihat putrinya pulang setelah menghilang selama dua hari. Dia segera menghambur memeluk Megan dengan erat.“Ibu, gimana ayah?” tanya Megan dengan wajah khawatir.***Flashback ...Setelah mendapatkan kembali ponselnya, Megan berusaha menghidupkan ponselnya yang mati kehabisan daya. Ketika Ethan keluar dari ruang kerjanya, Megan langsung menghubungkan ponselnya dengan kabel charger yang selalu ada di dalam tas kecilnya. Setelah menunggu 10 menit, akhirnya ponsel Megan bisa hidup kembali.Hal pertama yang dilakukan Megan adalah mencoba menelpon ayahnya. Ayah R
Ethan langsung menyeret Adam kembali ke mobil ketika mendengar kata-kata pria itu. Bahkan mendorong Adam masuk ke mobil lalu memerintahkan sopir untuk putar balik. Adam yang hanya diam saja, menunggu apa yang akan dilakukan Ethan berikutnya.“Cepat katakan siapa yang membawa Megan? Temukan dia! Kalau sampai Megan menghilang ….” Ethan memicingkan matanya pada Adam lalu meraih kerah kemeja pria itu.“Kau akan kukirim ke Afrika,” ancam Ethan.“Trus Tuan sama siapa kalau saya ke Afrika? Nanti nggak ada yang bangunin Tuan pagi-pagi. Ngingetin jadwal meeting. Nganter jemput Tuan kemana-mana,” ucap Adam membuat Ethan melepaskan cengkramannya.Adam lalu memerintahkan sopir untuk mengarahkan mobil ke rumah sakit terdekat. Baru saja dia mendapatkan pesan dari orang suruhannya kalau Megan dan keluarganya berada di sebuah rumah sakit yang tidak jauh dari Kastil Emperor. Ayah Romi sedang berada di ruang UGD dan dokter sedang menanganinya. Berbekal informasi itu, Ethan dan Adam segera menyusul Mega
“Lalu siapa orang tua kandungku?” tanya Megan masih merasa syok dan bingung.“Kami juga tidak tahu, nak. Kami menemukanmu di dekat bangunan tua. Tidak ada apapun yang menjadi identitasmu saat itu, selain selimut krem dan baju bayi yang membungkusmu. Bahkan surat pun tidak ada. Kami tidak bisa punya anak sendiri, jadi kami memutuskan mengangkatmu sebagai anak kami,” ucap Ibu Susan sebelum menangis tersedu-sedu.Kebenaran yang dia simpan selama bertahun-tahun akhirnya harus terungkap ketika Megan akan menikah. Ayah Romi sudah mengatakan pada Ibu Susan ketika mereka melihat jenis kelamin Megan saat itu. Ketika riba saatnya Megan akan menikah, identitasnya harus diungkap karena Ayah Romi tidak bisa menikahkan Megan.Mendengar hal itu, Ethan pun menjadi stress. Dia terlihat gelisah dan berkali-kali meremas tangannya. Sudah susah payah berkorban untuk bersabar menunggu malam pertama, nyatanya dia tetap tidak bisa menikahi Megan. Kegelisahan Ethan dengan cepat dapat dibaca oleh Ayah Romi. Pr
Setelah menandatangani surat nikah, Megan dan Ethan sama-sama memegang buku nikah satu sama lain. Keduanya sama-sama tersenyum lalu saling melirik satu sama lain. Saat itu Ethan melongo melihat Megan yang tampak cantik dengan gaun sederhana berwarna putih dengan kepala tertutup kerudung.“Mas …,” panggil Megan yang ingin mencium tangan pria yang sudah resmi menjadi suaminya itu.“Ya?” Ethan masih terpaku menatap lekat-lekat wajah Megan yang cantik.“Mau salim,” ucap Megan lagi sambil mengulurkan tangannya ke depan. Ethan melirik tangan Megan lalu meletakkan tangannya di atas tangan Megan.“Prrfftt! … Ehem!” Adam lagi-lagi menyamarkan suara tawanya dengan sibuk berdehem.Melihat Ethan meletakkan tangannya seperti anak anjing meletakkan tangannya di atas tangan majikannya, membuat Adam tidak bisa lagi menahan tawanya. Dia belum pernah melihat Ethan bertingkah seperti orang bodoh. Melakukan hal-hal yang tidak pernah Ethan lakukan sebelumnya dan terlihat sangat bucin. Untungnya, tidak ada
Megan menatap tidak mengerti ke arah Ethan. Sedetik kemudian wajahnya merona merah ketika melihat bagian atas tubuh Ethan. Rasa gugup kembali membuat Megan gelisah. Saat Ethan duduk di sampingnya, Megan bergeser ke samping menjauh dari pria itu.“Kok pindah sih. Sini dekatan, sayang,” rayu Ethan.“Takut, mas. Mas mau ngapain? Kenapa buka baju?” tanya Megan lalu beranjak mengambil kaos Ethan yang tergeletak di lantai.Saat itu Ethan segera mendekati Megan lalu menarik kerudungnya sampai terlepas. Wanita itu terkejut lalu tangannya tidak sengaja menyenggol paper bag yang masih tergeletak di atas meja. Paper bag itu terjatuh dan isinya tumpah ke lantai. Mereka berdua sama-sama melihat kain berwarna merah tergeletak di lantai.“Apa ini?” tanya Ethan sambil membungkuk mengambil kain itu.Saat Ethan membentangkannya, matanya terbelalak melihat piyama tidur tipis berwarna merah itu. Samar terlihat wajah Megan dari balik piyama itu. Megan juga melihat wajah Ethan yang tersenyum smirk. Dia men
"Caranya gimana?" tanya Megan polos.“Makanya buka dulu ya. Nanti aku ajarin caranya. Pelan-pelan tapi enak. Beneran,” ucap Ethan mengatakan semua hal yang bisa memuluskan keinginannya untuk memiliki Megan seutuhnya.Megan masih ragu untuk membuka piyama tidurnya karena merasa sangat malu dengan Ethan. Pelan-pelan Ethan mendekatkan bibirnya ke bibir Megan. Melumat lembut permukaan bibir istrinya yang masih terasa manis. Padahal Megan tidak meminum madu, tetapi rasa manis itu membuat Ethan memperdalam penyatuan bibir mereka.“Mas …,” erang Megan ketika Ethan melepaskan penyatuan bibir mereka.Tangan pria itu sudah merayap masuk ke balik piyama tidur Megan. Menyentuh perut dan pinggang Megan dengan lembut. Ethan tidak mau terburu-buru menyerang istrinya agar tidak ketakutan di malam pertama pernikahan mereka. Rayuan dan bisikan lembut terus diucapkan Ethan sampai Megan tidak lagi mempertahankan piyama tidurnya.SRET!Piyama tidur itupun akhirnya tergeletak di lantai begitu saja. Kecupan
Ethan terkekeh geli mendengar pertanyaan Megan. Goncangan tubuh Ethan membuat Megan tiba-tiba mendesah. Rasa sakit di bagian inti tubuhnya sudah berganti menjadi rasa nikmat yang menuntut.“Bukan itu maksudnya ronde yang ini, sayang. Nanti juga kamu tahu. Aku gerakin ya," ucap Ethan lalu mulai menggerakkan pinggangnya.Giliran di dalam kamar pengantin terdengar suara desahan dan lirih kenikmatan. Megan tidak bisa menahan suaranya yang keluar begitu saja. Penyatuan untuk pertama kalinya bagi Megan membuatnya merasakan kenikmatan duniawi yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.“Mas …,” lirih Megan memanggil mesra suaminya.“Sebut namaku, sayang.” titah Ethan sambil tetap menjaga gerakannya teratur mengaduk-aduk gua Megan.“Gi--Ethan …,” lirih Megan sekali lagi.Ethan semakin bersemangat menggerakkan pinggangnya sampai tubuh Megan kembali menegang. Megan mencengkram lengan Ethan dan menjerit ketika kenikmatan menyerang semua saraf di tubuhnya. Ethan tidak membiarkan Megan meresapi kli
“Nak, ibu harap kamu bisa menepati janjimu. Jangan jadi pria pengecut yang menelan janjinya sendiri,” nasihat Ibu Susan.Ethan mengangguk lalu mengatakan kepada Ibu Susan kalau dia harus pergi pagi-pagi sekali. “Bu, aku titip Megan ya. Selama aku pergi, akan ada orang yang berjaga-jaga di depan rumah.”Ibu Susan hanya mengangguk dan membiarkan Ethan masuk ke kamar Megan lagi. Wanita paruh baya itu lalu melangkah ke dapur untuk mengambil air minum. Sedikit melamun Ibu Susan menuangkan air minum dari teko ke dalam gelas. Sesuatu tampak jelas sedang mengganggu pikirannya saat ini. Tanpa sadar gelas telah penuh dan tumpah membasahi meja.“Oh, astaga!” pekiknya kaget ketika air membasahi kakinya.Ibu Susan buru-buru mengelap meja dengan lap yang ada di atas meja. Dia lalu duduk di kursi untuk menenangkan dirinya. Setelah meneguk segelas air minum, Ibu Susan merogoh saku daster yang dipakainya saat itu. Dikeluarkannya seuntai kalung emas dengan liontin kecil berbentuk simbol bintang.Ibu Su