Baru saja Ethan ingin memejamkan matanya, ia merasakan Megan bergerak di sampingnya. Pria itu membuka matanya lalu menoleh ke samping. Tubuh Megan tampak bergerak gelisah dalam tidurnya. Ethan buru-buru bangkit bersamaan dengan Alex lalu mendekati Megan.“Sayang? Megan …,” panggil Ethan cemas.Ethan mengguncang perlahan tubuh Megan sambil menepuk-nepuk pipinya. Tetapi Megan tetap memejamkan matanya dan terlihat semakin pucat. Megan juga gemetar dan meringis menahan sakit. Saat Ethan menepuk pipi Megan lagi, Alex menghentikan pria itu. Alex menunjuk bagian bawah tubuh Megan yang sudah basah.“Tuan, sepertinya Nona akan melahirkan,” ucap Alex dengan nada gemetar. Sorot mata pria itu jelas menunjukkan kekhawatiran melihat keadaan Megan. Istrinya, suster Hanna sudah menjelaskan gejala akan melahirkan diantaranya keluar cairan yang sangat banyak dari bagian inti Megan.“Kenapa diam saja? Cepat kita ke rumah sakit!” bentak Ethan menyadarkan Alex.Pria itu segera melesat meninggalkan Ethan d
“Iya, sayang. Aku sudah pulang. Dimana yang sakit, sayang?” tanya Ethan sambil menggenggam tangan Megan.Megan tidak menjawab, tapi meringis merasakan sakit lagi. Suster-suster yang bertugas membantu persiapan Megan untuk melahirkan, meminta Ethan untuk mundur sebentar. Mereka mengganti pakaian Megan dengan baju rumah sakit, lalu memasang alat penyangga kakinya. Megan terus merintih kesakitan di antara kesibukan dokter dan suster yang sedang bersiap untuk membantunya melahirkan.Tiba-tiba dokter Helena masuk ke dalam ruang bersalin itu. Dia sudah berganti pakaian dengan pakaian dinas dokter dan tampak sudah siap dengan sarung tangan karetnya. Dokter Helena tidak mengatakan apa-apa pada Ethan dan Megan, tetapi langsung bertanya pada rekan dokternya. Setelah mendapatkan laporan lengkap tentang kondisi Megan dan posisi bayinya, dokter Helena kembali fokus pada pasiennya itu.“Megan, dengarkan aku. Kamu ingat ‘kan dengan latihan nafas saat senam hamil? Sekarang ikuti petunjukku ya,” pinta
Mata Megan terbelalak ketika kemejanya dirobek paksa. Dia tercengang saat melihat pria yang sedang menahannya mulai melepaskan ikat pinggang. “Apa yang akan kau lakukan?!” pekik Megan. Ia terus meronta, tapi pria di depannya itu pun semakin mengeluarkan seluruh kekuatannya.“Aku ingin mencicipi tubuhmu, Cantik,” ujar pria itu penuh kemesuman.“Jangan! Lepaskan saya!” jerit Megan dari kursi belakang mobil mewah tipe minibus berwarna hitam yang berhenti di pinggir jalan.Kedua kaki Megan tidak bisa bergerak bebas bahkan untuk menendang sekalipun. Kedua tangan Megan yang bebas berusaha melawan sambil mempertahankan pakaiannya tetap melekat di tubuhnya. Manik mata almond milik Megan menatap ngeri pada wajah pria yang dia tolong barusan. Kalau balasan untuk sikap murah hatinya tadi adalah perlakuan menjijikkan seperti ini, Megan akan berpikir dua kali untuk melakukannya.Dalam benak Megan sama sekali tidak menyangka kalau dirinya akan berakhir di dalam sebuah mobil mewah setelah membantu s
Saat pintu mobil terbuka, semua anak buah Ethan menoleh. Mereka tertawa saat melihat Ethan bertelanjang dada dan berpikir kalau tuannya itu sangat menikmati tubuh Megan.Megan tidak tahu kalau anak buah Ethan tidak bisa melihat tubuhnya karena tertutupi tubuh Ethan. Megan berpikir, semua pria itu akan bergilir menikmati tubuhnya.Megan menangis dan menatap Ethan penuh amarah. "Kamu bukan manusia! Kamu iblis!"“Sayangku, kamu benar. Iblis sedang melihatmu sekarang, kamu tidak bisa melarikan diri.” Ethan membungkuk. Bibirnya menjelajahi tubuh Megan kembali.DOR!Suara tembakan itu membuat Ethan menghentikan aktivitasnya. "Tuan! Ada musuh menyerang kita!" teriak Adam, salah satu anak buah Ethan.“Arrgghh!! Sial!” Ethan mendorong tubuh Megan ke samping, “Tetap di sini kalau tidak mau mati!”Megan mengejang ketakutan, menutupi mulutnya lalu mengangguk.Ethan turun dari mobil sambil memperbaiki ritsleting celananya, menutup pintu, dan mengambil pistol yang diserahkan olehnya.DOR! DOR! DOR!
Sementara itu setengah kilometer dari tempat kejadian,Megan baru selesai membersihkan tubuhnya di kamar mandi ketika seseorang mengetuk pintu kamar mandi itu. Megan tercekat, sesaat terbayang wajah Ethan terlintas di dalam ingatannya. Bahkan aroma parfum mahal milik pria itu masih melekat di tubuhnya setelah memakai sabun berkali-kali. Megan menarik nafas panjang untuk menenangkan jantungnya yang berdetak sangat kencang.Tidak mungkin pria itu tahu di mana rumahnya. Megan berusaha menenangkan dirinya sebelum mendekati pintu kamar mandi. Ketukan lembut kembali terdengar di pintu kamar mandi itu. Pelan-pelan Megan membuka pintu itu dan melihat ibunya berdiri di depan pintu. Wanita paruh baya itu menatap cemas ke arah Megan“Megan, kamu mandi malam-malam gini?” tanya ibu Susan.“I—iya, bu. Tadi keringetan dari restoran,” ucap Megan sambil memaksakan senyuman terbit di bibirnya yang sudah membiru.Hati Megan sungguh tidak tega kepada ibu Susan kalau harus menceritakan apa yang sudah menim
Adam langsung mengeluarkan ponselnya lalu membaca informasi detail tentang Megan Larasati. Gadis cantik berkulit kuning langsat, berusia dua puluh tiga tahun. Masih single dan saat ini bekerja di sebuah restoran sebagai pelayan. Megan juga bekerja sebagai buruh cuci untuk tetangganya.Megan tidak memiliki akun sosial media seperti kebanyakan gadis seusianya. Tetapi beberapa rekan kerjanya memiliki akun sosial media dan wajah Megan terlihat di beberapa foto yang mereka posting. Adam menyodorkan ponselnya agar Ethan bisa melihat foto-foto Megan bersama rekan kerjanya.Ethan melihat-lihat foto Megan yang sedang berkumpul dengan rekan-rekan kerjanya. Pakaian mereka terlihat sama semuanya. Ethan tersenyum smirk, wajah Megan memang manis natural. Tanpa make up yang berlebihan melapisi permukaan kulit wajahnya. Megan semakin menarik perhatian Ethan untuk memilikinya.“Apa saya perlu menangkapnya sekarang, Tuan?” tawar Adam setelah dia mendapatkan alamat tinggal Megan.Ethan tidak lantas menja
Setelah Adam pergi, Ibu Susan menarik Megan kembali ke dalam rumah."Ibu perlu penjelasan saat ini juga, Megan Larasati!" tegas ibu Susan.Megan menatap Ibu Susan yang terus menunggu sebuah penjelasan tentang apa yang terjadi semalam. Tidak ada jalan lain selain menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Setidaknya Ibu Susan akan membantunya mengatasi pria blasteran itu kalau berani datang lagi.“Bu, sebenarnya semalam itu aku hampir diperkosa,” ucap Megan lalu memejamkan matanya bersiap mendengar teriakan Ibu Susan.“Apa?!” pekik Ibu Susan syok.Wanita paruh baya langsung mundur lalu terduduk di kursi sambil memegangi dadanya. Di dalam sana, jantung Ibu Susah berdebar sangat kencang mendengar kenyataan yang hampir menghancurkan masa depan putrinya itu.Megan buru-buru mengambil air minum untuk membantu Ibu Susan mengendalikan dirinya. Deru nafas ibunya itu membuat Megan merasa bersalah karena berusaha jujur. Megan pun bersimpuh di hadapan Ibu Susan lalu menggenggam tangan ibunya itu.“
“Tidak. Dia hanya kakek tua, Megan. Tenanglah. Saat ini kakek itu membutuhkan bantuanmu,” batin Megan lalu menarik napas dalam untuk menenangkan dirinya.Setelah cukup tenang, Megan tersenyum ramah kepada kakek itu dan menanyakan alamat rumahnya. Ethan pun menyebutkan alamat rumahnya dengan baik tanpa menatap Megan.“Kakek harus jalan ke mana, cu? Ke kanan atau ke kiri?” tanya Ethan dengan suara mirip kakek-kakek keselek.“Sebentar ya, kek. Saya cari dulu dimana alamat rumah kakek,” sahut Megan lembut.Jantung Ethan rasanya ser-seran mendengar suara Megan yang lembut dan sekssi. Sungguh Ethan ingin sekali membopong Megan masuk ke dalam mansionnya lalu mengunci gadis itu di dalam kamar bersamanya. Tetapi demi mengetahui sifat Megan yang sebenarnya, Ethan terpaksa menahan dirinya.Megan pun mengetik alamat rumah kakek itu pada mesin pencarian di ponselnya lagi. Ternyata rumah kakek itu sejalan dengan arah jalan pulangnya. Megan pun menawari kakek itu untuk pulang bersamanya. Tetapi ketik