"Apa-apaan ini! Mengejar empat tikus saja kamu gagal, apa keahlianmu hanya mengejar wanita, hah!" Sang Abang menggebrak meja kuat, membuat Billy beserta kesemua anak buahnya ketakutan.
"Maafkan aku, Bang! Semua di luar dugaanku," jawab Billy dengan suara bergetar.
"Lalu?" Lelaki angkuh itu mendelik ke arah Billy sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Aku janji akan segera menemukan mereka." Billy mendekat kemudian berbisik pada lelaki yang ditakutinya itu, "Aku akan membawa wanita itu padamu, segera."
Si Abang yang dikenal dengan sebutan Mr. X itu mengangguk tanda setuju.
"Baiklah, Aku tunggu kabar baik darimu, secepatnya." Mr. X kemudian berlalu meninggalkan Billy beserta anak buahnya.
"Hah ... aku terpaksa harus mencari anak buah yang baru," ujar Billy sambil mondar-mandir mencari solusi.
"Bubar kalian! Besok kita mulai bergerak lagi."
Senja mulai menampakkan pesonanya, kuning keemasan.Begitu pun dengan Kay, wajahnya sungguh terlihat sumringah, membuat ketampanannya terpancar sempurna.Ya tentu saja, siapa sih yang enggak bahagia bila hati tengah berbunga-bunga, merasakan getaran cinta yang menggelora.Yang tentu membuat Rasya dan Willy merasa iri akan nasip baik sahabatnya, tapi walaupun begitu mereka tetap professional dalam persaingan dalam mengejar cinta Sang Dewi."Kay, apa kau benar cintakan dia?" tanya Willy pada sahabatnya yang tengah serius mencuri pandang ke arah Tanka."Iya. Emange ngopo?" jawab Kay dengan gaya jual mahalnya."Tulus kagak loe ama tu cewek?" timpal Rasya yang mendengar perbincangan kedua sahabatnya itu."Aku belum tau, tapi yang jelas aku merasa nyaman dengannya." Kay menatap Tanka sambil senyam senyum bak orang yang sudah tidak waras lagi.
Bruukkk!Willy seketika menjatuhkan barang yang dibawanya, berlari menjauhi orang itu yang tidak lain adalah Billy. Terus berlari, berharap dia bisa menemukan Rasya dan mengajaknya kabur."Cepat kejar dia, jangan sampai lolos!" teriak Billy membuat seisi pasar di buat bingung dan ketakutan dengan keributan yang dibuatnya.Semua orang bengong melihat mereka yang terlibat aksi kejar-kejaran.Willy terus berlari asal, terkadang lelaki itu melompat untuk menghindari semua yang menghalanginya. Tidak seperti Billy dan anak buahnya, mereka melempar asal semua barang yang menghalangi langkah.Sementara itu dari jauh Rasya yang tengah mengangkut barang langgananya dibuat kaget dengan aksi kejar-kejaran mereka. Karena penasaran lelaki itu melihatnya lebih dekat."I--itu kan Willy, ngapain anak itu lari-larian?" Rasya bermonolog sembari terus memperhatikan Willy, sahabatnya. Lelaki itu kaget saat melihat segerombolan o
"Katakan! Di mana kedua teman kalian?" Billy mengangkat kepala Rasya yang terluka. Namun, ia menjatuhkannya lagi saat tiada respon yang berarti. Lelaki itu kemudian beralih pada Willy yang juga terkulai lemas.Dia membalikkan badan lawannya, tapi dia urungkan untuk bertanya, karena ia melihat Willy sudah sekarat dengan luka di sekujur tubuhnya. "Dasar pecundang. Ayo kita cari gadis itu! Mungkin mereka tidak jauh dari sini," perintah Billy seraya beranjak meninggalkan kedua korbannya. Baru beberapa langkah rombongan Billy melangkah, tiba-tiba dari arah lain datang seorang pria dengan menggendong anak kecil menghampiri kedua sahabat yang tengah sekarat itu. Pria itu memeriksa urat nadi Willy maupun Rasya. "Sungguh luar biasa, dengan luka separah ini mereka masih bernapas. Aku harus segera menolongnya sebelum terlambat," ujar lelaki itu sembari menurunkan anak kecil yang digendongnya.Namun, saat lelaki itu hendak mengangk
Sesampainya di rumah besar.Tepatnya markas utama Mr. X. "Masukkan gadis itu di kamar utama!" perintah Billy pada anak buahnya. Tanka pun dibopong oleh seseorang yang kekar, menuju kamar utama. Apa itu kamar utama?Apakah lelaki itu akan menghancurkan masa remaja gadis malang itu? Usai menjatuhkan tubuh Tanka di atas kasur lalu membuka ikatan pada tubuh gadis itu sebelum keluar. Tanka pun gegas membuka kain yang menutupi matanya, mengerjap karena penglihatannya yang belum jelas. Netranya terbelalak, menyapu seisi ruang kamar yang begitu megah laksana istana. Semua fasilitas tersedia dalam satu ruang yang berukuran besar. Bahkan barang-barang elektronik pun lengkap. Perlahan dia melangkah menuju lemari besar yang terletak di sudut ruangan, membukanya dan melihat isinya. "Baju-baju ini? Bagaimana mungkin?" Tanka mengucek matanya tak percaya. Dilihatnya lagi jajaran baju yang tersusun rapi di tempatnya. "
Hari pun terus berganti, tanpa terasa sudah lima bulan Kay dan kedua temannya berada di rumah Anggara. Bukan hanya pengobatan yang mereka dapat, tapi juga ilmu yang bermanfaat.Anggara ternyata bukan orang sembarangan, dia telah menyembunyikan jati dirinya dengan sangat rapi dari para penduduk. Semua cerita tentang dirinya adalah palsu.Anggara dahulunya adalah agen rahasia terhandal dari sebuah agency ternama. Dia terpaksa harus meninggalkan semuanya demi keselamatan orang-orang terkasih. Dia dianggap pengkhianat karena telah membebaskan targetnya begitu saja."Pasti berat untukmu menjalani kehidupan yang seperti ini," sanggah Willy, selesai Anggara bercerita."Tentu saja, maka dari itu aku memilih untuk menyendiri di tempat terpencil ini," jawab Anggara."Pasti tidak mudah menjalani semua ini sendiri selama bertahun- tahun." Rasya menimpali.Anggara mengangguk, kemudian bangkit dan me
Suara musik disco melantun indah, membuat anggota badan turut merasakan getaran yang menjalar ke semua persendian dan memaksa diri untuk bergoyang.Di sudut ruangan terlihat seorang lelaki ditemani segelas red wine juga dua orang wanita sekaligus.Terkadang mereka terlihat bercumbu mesra secara bergantian. Kemudian tertawa lepas mencoba melupakan masalah hidup yang begitu kejam tanpa pertimbangan."Tuan, sudah cukup minumnya! Bagaimana Tuan bisa menikmati malam ini dengannya, bila keadaanmu sungguh menyedihkan." Seorang pengawal mengingatkan lelaki itu sembari menarik tubuh tuannya yang masih ingin bercinta."Sebentar lagi, Cung," bantah lelaki itu sembari menarik wanita di sebelahnya dan mencumbunya lagi."Dasar lelaki!" Pengawal itu kembali menarik paksa majikannya dan membawanya dalam mobil lalu pulang ke rumah.Beberapa saat kemudian mobil itu terparkir di depan rumah elite nan megah. Segera
Perlahan desiran itu semakin nyata dan indah. Dia pun mulai menikmatinya. Namun, kala ada sesuatu yang mulai mengganjal di antara selakangannya, gadis itu tiba-tiba mendorong tubuh lelaki yang kini tengah menindihnya.Bukk!Tidak disangka tubuh lelaki itu langsung terpental hingga jatuh ke lantai. Tubuhnya yang jatuh terlentang membuat juniornya terpampang sempurna tanpa sehelai benang pun. Membuat Tanka tiba-tiba berteriak sambil menutupi matanya."Dasar gadis bodoh," sentak lelaki itu pelan. Lalu dia bangkit dan kembali menghampiri gadis yang tengah berbaring memunggunginya.Lelaki itu semakin gemas, kala melihat Tanka yang tengah menutup matanya, seakan menunggu serangan berikutnya.Lelaki yang hanya diketahui sebagai Mr. X itu mulai menyingkap sedikit demi sedikit gaun malam yang dikenakan gadis di depannya.Matanya berkilat nakal, sementara tangannya naik turun membelai paha mulus gadis itu seraya menci
Dilihatnya Bik Ijah, pelayan itu tengah membersihkan kamar mandi. Tanka pun tersenyum hendak meneruskan niatnya untuk kabur. Diliriknya seorang penjaga yang berdiri di ambang pintu.Gadis itu berjalan mendekat, menghampiri penjaga yang tengah berdiri di ambang pintu kamar.Dengan satu gerakan Tanka mampu melumpuhkan penjaga itu dan mengikatnya di bawah meja makan.Melihat situasi yang aman terkendali, gadis itu langsung lari melewati beberapa ruang lalu turun ke lantai satu. Namun, saat dia hendak menuju pintu keluar, seorang penjaga memergokinya dan menghadang gadis itu.Akhirnya perkelahian pun tak bisa terelakkan. Membuat beberapa penjaga yang lain mulai berdatangan. Perkelahian yang tidak seimbang membuat gadis ayu itu kewalahan dan mulai terdesak."Bawa gadis itu kembali ke kamarnya." Suara itu menggema dari lantai atas."Siap, Tuan." sahut beberapa penjaga bersamaan."Tidak ...! Lepaskan A