Sementara Anjani tertegun, tidak hanya Anjani yang heran tapi juga Varen dan Alexa. “Jika memang masih ada perasaan satu sama lain untuk apa saling menyakiti.”
“Huh!”
Varen mengabaikan mereka, lalu menunjukkan beberapa pesanan kepada pelayan yang sedari tadi berdiri untuk menunggu.
Anjani merasa tidak nyaman, lalu dia pamit untuk pergi ke toilet. Bayu juga tidak bisa diam di tempat, dia berpura-pura menjadi pacar yang baik dan mengantar Anjani ke toilet.
“Dasar pasangan alay, mau ke toilet saja harus rombongan!” bathin Olivia.
Alexa mendekati Olivia dan mengambil waktu untuk menyelesaikan masalah mereka, “Dokter Olivia, apakah ada kesalahpahaman dengan Bayu?”
“Tidak, Alexa, jangan salah paham. Kesalahpahaman apa yang bisa aku miliki dengannya. Dulu kami memang berteman tapi tidak
“Mamaku, demi membuat kamu menikah denganku, sungguh telah melakukan banyak omong kosong. Lain kali tidak usah di dengarkan, jika kamu ingin berubah pikiran juga aku akan menerimanya dengan baik.”Bayu yang mendengarkan, langsung memiringkan kepala dan meliriknya sekilas. Mereka bertatapan sejenak, seluruh udara seolah-olah terpenuhi dengan percikan api yang indah.Olivia kembali mengingat hubungannya dengan Bayu dulu. Mereka tinggal di dalam apartemen yang sama bagaikan sepasang suami istri yang baru menikah, melewati hidup dengan sangat mesra dan bahagia.Setiap pagi Bayu akan mengantarkannya pergi ke rumah sakit dan dia akan ke kantor untuk bekerja. Siang hari jika ada waktu, mereka akan makan siang bersama. Malam hari akan pulang bersama dan sepanjang malam akan melewati hari yang indah di dalam apartemen.Bagi Bayu, tinggal bersama dengan wanita secantik Olivia adalah t
Ini akhirnya setelah tiga tahun, mereka kembali melakukannya lagi, melepas semua kerinduan yang selama ini terpendam. Karena sudah terlalu lama, Olivia merasa kesakitan, air matanya terus mengalir keluar.Sementara Bayu terus menggempurnya dengan segenap tenaga yang dia miliki. Baru kali ini dia melakukannya lagi dengan cinta dan bersama orang yang telah hilang dari hidupnya. Selama ini dia hanya membayangkannya bersama dengan wanita lain.Sesekali Bayu menghapus air mata yang jatuh di wajah Olivia dengan bibirnya, terus mengecupnya hingga air mata itu mengering seiring dengan luka yang selama ini Olivia pendam sendiri.Setelah menuntaskan segala hasrat yang selama ini terpendam, Bayu merebahkan tubuhnya ke samping. Dia membawa Olivia ke dalam pelukannya, dan berbisik, “Via, aku mencintaimu!”Tubuh mereka kini tertutup oleh selimut, berpelukan dengan sangat mesra. Olivia dik
Olivia melajukan mobilnya menuju rumahnya yang tidak jauh dari bioskop. Sesampainya di rumah dia melihat mobil Bayu sudah terparkir di depan gerbang rumahnya. Tubuh Bayu yang tinggi dan jenjang bersandar di mobil, tangannya memegang rokok, bara rokok menyala dan meredup di tengah gelapnya malam.Melihat puntung rokok yang berserakan di bawah kakinya, sepertinya dia sudah menunggu cukup lama. Olivia mengerutkan alis menatapnya, namun tidak bicara. Seketika matanya bertemu dengan mata hitam Bayu yang jernih.“Kenapa baru pulang? Aku menunggu sangat lama di sini.”“Ada apa?” Olivia bertanya dengan datar, tidak ada ekspresi di wajahnya.Tanpa menjawab, Bayu langsung mengulurkan tangan membuka pintu, memberi syarat padanya untuk naik ke mobil. Bayu yang di kenal Olivia selalu begitu arogan dan keras, semua kemauannya harus di turuti.Bayu membawa
“Nyonya Alexa, Anda adalah wanita baru yang beruntung bisa masuk ke dalam kehidupan Pak Presdir. Siapa yang tidak tahu, kamu demi menjadi Nyonya besar kamu bahkan mendekati seorang anak kecil demi tujuanmu.”“Asal kamu tahu, hati Pak Presdir tentu saja hanya untuk cinta pertamanya. Dia hanya mencari bayangan Kinan di dalam dirimu, sekarang Kinan sudah datang. Cepat atau lambat kamu pun akan tersingkirkan dari hidup Pak Presdir.” Melati tidak berhenti berbicara.Varen hingga muak mendengarkan omong kosongnya. “Aku rasa kamu bukan hanya ingin meninggalkan perusahaan, bahkan kamu ingin kehilangan semua pekerjaan di kota ini,” Varen berkata dengan wajah yang tegas dan alis terangkat. Nada bicaranya terdengar begitu tegas dan mengancam.Berdasarkan status perusahaan Revorma Group di Jakarta, jika ada yang dipecat dari perusahaan ini maka sudah dipastikan dia akan di cap sebaga
Tiba-tiba gerakan tangan Varen yang sedang mengetik terhenti, Varen mengangkat kepala dan menatapnya.“Apa kamu merasa canggung dengan pertanyaanku?” Alexa berkata sambil tersenyum nakal.Senyum tidak berdaya terbit di bibirnya, “Kenapa? Apakah Nyonya Varen sedang cemburu?”“Sudah tahu aku bisa cemburu, lain kali kurangi berhubungan dengannya,” Alexa berkata dengan nada kesal.Varen mengangguk, “Dia memang datang tadi, dia mengatakan beberapa hal yang tidak penting. Baiklah, lain kali aku akan berpesan kepada penjaga keamanan agar tidak membiarkannya masuk sembarangan.”“Suamiku, anakmu ini sudah lapar, bisakah kita makan siang sekarang?”“Tunggu sebentar, masih ada document yang harus aku urus,” Varen berkata dengan lembut.“Oh.” Alexa
Alexa tersentak, tentu saja dia belum memikirkan hal ini. Sejujurnya dia masih ingin meniti kariernya, sepertinya hamil juga bukan halangan untuk tetap bekerja. Masih banyak yang dia lihat wanita hamil pun masih tetap produktif untuk membantu suaminya mencari nafkah.Tapi dia bekerja bukanlah untuk membantu mencari nafkah, bahkan tujuh keturunannya saja tidak bekerja, kekayaan keluarga Dhananjaya masih mampu untuk menghidupinya.Varen selesai sarapan, dia menunggu Aerin untuk langsung mengantarnya ke taman kanak-kanak. Alexa mengantar mereka sampai di depan pintu, tidak lupa memberikan kecupan pada keduanya.Di ujung gerbang sana, Kinan sedang memandang keharmonisan dan kebahagiaan anak dan mantan suaminya.Kinan duduk di mobil, lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi teman lamanya. Setelah berdering beberapa saat, terdengar suara seorang laki-laki di seberang sana.