“Tentu, tentu saja aku tidak keberatan. Selama ini uangku hanya mampu membawa kakak berobat ke dokter biasa, itu saja sudah bisa membuat kondisi kakak sedikit ada perubahan. Bagaimana jika berobat ke dokter terbaik apalagi ke luar negeri, aku yakin kakak pasti bisa kembali normal,” jawab Alexa dengan hati berbunga-bunga.Membayangkan kehidupan kakaknya di masa depan, Alexa langsung merasa makan malamnya kali ini tidak begitu mengecewakan.“Hari ini, aku akan memberikan gaji pertamamu, aku tahu kamu membutuhkan uang itu untuk biaya hidupmu sehari-hari.”“Terima kasih, Ren. Aku tidak tahu apa jadinya hidupku tanpa bantuanmu. Aku bersyukur bisa bertemu teman sepertimu di waktu yang tepat.”“Tidak usah sungkan, aku hanya melakukan kewajibanku sebagai majikanmu. Ingat, aku masih bosmu sampai waktu yang tidak bisa ditentukan,” ucap Varen dengan senyum jahilnya.Tentu saja Alexa mencebik kesal karenanya. Merasa dirinya sudah lebih baik dari sebelumnya, bengkak di sudut bibirnya juga sudah se
“Mama, jangan pergi. Jangan tinggalkan Aerin, Mama di mana? Aerin kangen, Mama, Aerin sayang Mama!”Alexa yang mendengar itu tanpa sadar langsung mengulurkan tangannya dan memeluk Aerin. Masih bisa dirasakan Alexa nafas Aerin yang berat.Alexa mendekapnya dengan erat, lalu membisikkan sebuah kalimat, “Mama di sini, mama nggak akan ninggalin Aerin. Mama juga sayang Aerin.” Perlahan-lahan detak jantung Aerin mulai stabil.Alexa masih enggan untuk melepaskan pelukannya terhadap Aerin, dia ingin sekali saja untuk malam ini bisa mendekap tubuh mungil anak ini. Menyalurkan semua rasa keibuannya untuk Aerin, betapa menderitanya selama ini Aerin.Hati kecil Alexa tidak henti-hentinya merasakan perih kala mengingat kejadian waktu itu di mana Aerin tidak mau berpisah dengannya.Mungkin Aerin adalah anak yang beruntung karena memiliki harta dan kekayaan yang berlimpah, bak putri raja yang selalu mendapatkan apa yang dia inginkan, tapi tidak dengan kasih sayang. Benar kata Varen, dia bisa memberi
“Bukan. Aku benar-benar tidak—” Alexa berusaha menjelaskan.Tiba-tiba pintu ditendang dan terbuka, suara yang kencang itupun berhasil menghentikan ucapan Alexa.Pandangan Varen mengarah ke sudut bibir Alexa yang terluka, matanya langsung menjadi gelap, lalu berkata dengan dingin, “Nona Bella, emosimu cukup besar juga ya? Kamu bahkan berani memukul wanitaku. Kamu jangan lupa kalau saat ini aku masih atasanmu, aku bahkan bisa melakukan apa saja terhadapmu, termasuk membuat perusahaan ayahmu bangkrut dalam sekejap.”“Kamu berani menyentuh kehidupanku tanpa alasan yang jelas, aku tidak akan segan-segan melakukan yang lebih dari yang kamu lakukan!”Wajah Bella dalam sekejap berubah.Dia bilang apa? Wanitanya? Perusahaan ayahnya akan bangkrut? Bella belum bisa mencerna ucapan Varen.Sejauh yang Bella kenal, Varen tidak pernah mendekati wanita manapun. Kenapa dia bisa-bisanya menyebut kalau Alexa adalah wanitanya, dan perihal perusahaan ayahnya. Sejak kapan Varen tahu kalau dia sebenarnya bu
Alexa mulai gugup, tanpa sadar dia mengeratkan tangannya di lengan Varen. Mata Bella terus saja memandang tajam ke arah Alexa. Seolah tidak terima karena Varen membawa Alexa ke acara klien seperti ini.“Hallo, Tuan Albert, kapan anda tiba di Indonesia?” tanya Varen kepada klien bisnisnya, sembari menyodorkan tangan untuk memberi salam.“Tadi pagi, maaf Tuan Varen kalau kedatangan saya terlalu mendadak.”“Tidak masalah, Tuan Albert!”“Tuan Varen, apa ini istri Anda? Senang bisa bertemu dengan Nyonya Dhananjaya,” kata Albert sambIl memberi salam.Alexa adalah wanita yang penuh dengan sopan santun, dia lalu menerima salam dari Albert.Di sisi lain Varen sedang memberi kode kepada sekretarisnya untuk mencatat apa saja pembicaraan hari ini bersama Albert. Mereka lalu saling mempersilahkan untuk duduk.
Mereka langsung terdiam. Tiba-tiba di dalam hatinya ada suara yang berkoar-koar, “Dia! Pasti Dia!”Matanya tiba-tiba menjadi sangat dalam. Varen ingat di tahun itu, gadis kecil itu juga menyisir rambutnya menjadi kuncup bunga yang berantakan, menggunakan gaun burberry dengan senyuman manisnya.Alexa yang kini berada di depannya dan wanita yang ada di ingatannya, sepintas seperti wanita yang sama. Varen tidak bisa mengontrol matanya, pandangannya langsung menjadi panas.Dan saat ini, Alexa langsung membuyarkan lamunannya. “Ren, apakah gaun dan riasan yang aku gunakan tidak cocok denganku?”Ucapan Alexa seperti air dingin yang tersiram di atas kepala Varen, dia dengan cepat langsung mengalihkan pandangannya. Mungkin dia sudah gila dengan kecantikan Alexa, bisa-bisanya mengira Alexa adalah dia.“Dia sama sekali bukan wanita itu, mungkin hanya kebetulan saja wajahnya sangat mirip,” bathin Varen.Alexa melihat wajah Varen yang tiba-tiba berubah menjadi tidak enak dilihat, dia mengira kalau
Namun dia tetaplah karyawan di sini, dia dengan terpaksa menelepon Bella, sekretaris Varen untuk mengatakan bahwa sedang ada wanita yang datang mencari bosnya itu.Nut… Nut…. Nut…Suara intercome tersambung, “Hallo, selamat siang, Ibu Bella! Di bawah sedang ada tamu yang mencari pak Varen.“Perempuan atau laki-laki?” tanya Bella penasaran.“Perempuan! Beliau bilang sebelumnya sudah ada janji, bahkan Pak Varen sendiri yang menyuruhnya datang ke sini,” kata si resepsionis mengulang ucapan Alexa.Akal licik Bella mulai muncul lagi, “Baiklah, aku akan turun menemuinya. Aku ingin memastikan bahwa wanita itu aman untuk bertemu dengan bos kita.” Bella langsung menutup telepon tanpa basa-basi lagi.Perempuan itu tidak memberitahu Varen bahwa ada yang sedang mencarinya, dia memiliki inisiatif sendiri untuk mengusir siapapun wanita yang ingin bertemu dengan atasannya sekaligus adalah pujaan hatinya.“Oh, hallo, Nona Alexa! Senang bisa bertemu lagi,” sapa Bella sembari menyodorkan tangannya untu