Share

19. Hari Pertama Hidup Normal

Di depan bengkel pandai besi. Tampak seorang kakek dengan anak muda sedang berbicara.

“Bagaimana kakek, apakah aku diterima menjadi pandai besi di tempat ini,” tanya Surya memecah keheningan.

Datuk merah yang sedari tadi tengah fokus mengamati pedang yang dibawa Surya hanya bisa kaget.

“Bukankah anak ini terlalu tidak sabaran? Apakah dia terjerat masalah sehingga membutuhkan tempat persembunyian?”

Prasangka-prasangka buruk mulai menumpuk di benak datuk merah.

Melihat ke arah Surya. datuk merah hanya mendapati ekspresi polos bersemangat milik anak laki-laki itu.

Menghela nafas, sosok itu pun mengembalikan pralaya kepada Surya.

“Baiklah, kau bisa menjadi pandai besi magang di bengkel ku ini,” katanya pasarah.

Mengambil pedangnya, Surya pun seketika senang mendengar perkataan datuk merah itu karena telah mengijinkannya menjadi pandai besi di bengkelnya.

“Yeay, terima kasih kakek,” kata Surya bersyukur.

“Eitts, tapi ingat. Kamu hanya sementara. Jika kerjamu buruk, kau tidak akan
Ampas tahu

hai semuanya, apa kabar? gimana bab kali ini? semoga menghibur ya!! || Perhatian!!!, novel ini hanya karangan dan imajinasi author. jadi jangan menganggap serius dan melakukan hal hal yang ada di dalam cerita ini secara sadar, karena itu akan membahayakan kamu dan orang di sekitarmu || terima kasih semuanya atas perhatiannya 😘😘😘.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status